Berita Bekasi Nomor Satu

Lurah Jatimakmur Bantah Kekurangan Ustad

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Video menggambarkan warga di Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi gagal menjalankan salat Jumat beredar di media sosial. Dalam video tersebut dinarasikan, jemaah masjid terpaksa mengganti salat Jum’at dengan salat zuhur, lantaran tak ada khatib.

Sampai dengan kemarin, video yang diposting oleh salah satu akun di media sosial mendapat respon beragam dari warganet, mendapatkan lebih dari dua ribu komentar. Sebagian ada yang menyayangkan peristiwa tersebut terjadi, sebagian lagi menyayangkan tidak ada khatib pengganti.

Lurah Jatimakmur, Atmanto mengklarifikasi peristiwa yang terjadi pekan kemarin. Ia menyebut wilayah Kelurahan Jatimakmur tidak kekurangan ustad, khatib yang dijadwalkan mengisi berhalangan karena harus menghadiri rapat, sementara ustad lain sudah mendapat jadwal di luar masjid At Toha.

“Pas mau adzan kan baru ngasih tau, ya nggak keburu kan (khatib lain) sudah terlanjur ke masjid yang lain. Bukan Jatimakmur kekurangan ustad, itu mah banyak,” katanya, Minggu (21/5).

Terkait dengan narasi dalam video yang tersebar di media sosial, ia hanya bisa memaklumi apa yang terbesit di benak masyarakat. Video beserta narasi yang tersebar di media sosial tersebut seolah-olah membuat heboh lantaran jemaah terpaksa mengganti salat Jum’at menjadi salat zuhur.

“Jadi itu yang mau jadi khatib rapat di sekolah kesiangan, terus yang lain-lain sudah jadi khatib di masjid yang lain. Jadi disitu nggak tercover, begitu ceritanya,” ungkapnya.

Peristiwa ini baru sekali dan pertama kalinya terjadi di wilayah Kelurahan Jatimakmur. Setelah bertemu dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan pihak Kecamatan Pondok Gede, ia berharap peristiwa serupa tidak terulang.

Menurutnya, pengurus masjid setidaknya mempersiapkan khatib cadangan. Atau, khatib yang telah mendapatkan jadwal mengisi khutbah Jum’at dapat memberikan informasi lebih awal.

“Paling tidak harus ada cadangan, kalau tidak itu paling nggak pagi atau masih jauh waktu komunikasi, jangan sampai terulang,” tambahnya.

Senada, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bekasi, Jaja Jaelani juga mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi akibat miskomunikasi. Setelah video tersebut ramai di media sosial, pihaknya telah mendatangi masjid bersama dengan pemerintah di wilayah Kecamatan Pondokgede.

“Kami sudah datang ke lokasi, itu hanya masalah mis komunikasi. Kami sudah mengingatkan,” katanya.

Informasi yang diterima di lokasi, pengurus masjid telah memiliki jadwal khatib setiap pekan, terdiri dari satu khatib utama, ditambah cadangan, serta memiliki satu orang yang biasa menjadi pengganti khatib.

Namun semua tidak bisa terlaksana, khatib pertama yang berprofesi sebagai guru diketahui berhalangan lantaran harus mengikuti rapat di sekolah, sementara informasi baru diterima mendekati waktu salat. Khatib cadangan hari itu juga berprofesi sebagai guru, saat itu tengah berada di luar kota mendampingi siswa-siswinya studi tour.

Lantaran informasi datang mendekati waktu salat, salah satu jemaah yang biasa menjadi khatib pengganti berada di tempatnya bekerja, jaraknya jauh dari masjid. Jaja memastikan bahwa Kota Bekasi, terlebih Jatimakmur tidak kekurangan khatib.

“Sementara yang biasa badal khutbah itu berprofesi sebagai satpam, karena tidak ada kabar (khatib berhalangan) jadi dia kerja, jaraknya jauh dari masjid. Tidak (kekurangan khatib), banyak, apalagi Jatimakmur,” tambahnya.

Pengurus masjid sempat mempersilahkan jemaah yang datang ke masjid untuk menjadi Khotib pengganti. Namun, tidak ada yang bersedia mengisi khutbah Jum’at.

Untuk mengantisipasi kondisi seperti ini kata Jaja, DMI Kota Bekasi telah mengadakan dua kali pelatihan Imam, Khatib, dan Marbot. Ia menekankan pentingnya kaderisasi dalam bentuk pelatihan Badal Khatib yang berasal dari jemaah masjid. (sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin