Oleh Dahlan Iskan
USIANYA baru 30 tahun ketika istri tercintanya meninggal dunia. Padahal anak pertamanya baru 19 bulan. Dan anak keduanya masih bayi 3 minggu.
Lee Hsien Loong begitu berduka. Repot pula dengan putri kecil dan bayi laki-lakinya.
Anda sudah tahu hebatnya kisah percintaan suami istri anak pendiri dan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew ini.
Ketika itu Lee Hsien Loong sudah berpangkat brigadir jenderal. Sudah mulai direka-reka akan jadi penerus bapaknya. Itu terlihat dari kecerdasannya, latar belakang pendidikannya, dan kecepatan naik pangkatnya.
Dua tahun menduda Lee berhenti sebagai tentara: masuk politik. Ia jadi caleg partai yang didirikan bapaknya: PAP. Dapil-nya dibuatkan baru untuknya: Tech Ghee SMC. Terpilih. Dapat suara 12.700. Setara dengan 80 persen. Lawannya satu orang dari partai kecil. Periode berikutnya Lee menang lagi: 79 persen. Kali ini lawannya juga hanya satu orang dari independen.
Pemilu berikutnya Dapil itu dilikuidasi. Dimerger dengan Dapil Ang Mo Kio.
Setelah terjun ke politik Lee bertemu Ho Ching. Lebih muda setahun. Menikah. Dengan Wong Ming Yang Lee punya dua anak. Dengan Ho Ching juga dua anak.
Kisah selanjutnya Anda sudah tahu. Dari satu pos menteri Lee ke pos menteri lainnya. Termasuk pernah jadi menteri keuangan.
Lalu ia terkena kanker otak. Sakit gawatnya itu dibuka blak ke media. Detail penyakitnya, pengobatan yang dilakukan, dan jenis obatnya tidak ada yang dirahasiakan.
Pun dengan risiko orang mulai berspekulasi: tidak akan bisa jadi perdana menteri. Apalagi ketika Lee Kuan Yew meletakkan jabatan. Yang jadi penggantinya adalah Goh Chok Tong.
Lee Hsien Loong sembuh. Total. Harapan jadi pemimpin tertinggi Singapura hidup lagi. Apalagi setelah jabatannya naik menjadi wakil perdana menteri.
Lee akhirnya jadi perdana menteri ketika umurnya sudah 52 tahun: 2004. Berarti saat meletakkan jabatan tanggal 15 Mei bulan depan genap 20 tahun ia memimpin Singapura.
Tentu Lee bisa saja tambah lima tahun lagi. Kalau ia mau. Tapi, tahun lalu, Lee menegaskan ”akan meletakkan jabatan ketika partai siap-siap berulang tahun ke-70″.
Waktu mengucapkan pidato itu Lee berlinang air mata. Kekuasaan akhirnya harus ia lepas.
Bahkan, sebenarnya, akan dilakukan dua tahun lalu. Yakni tepat ketika ia berumur 70 tahun.
“Singapura tidak boleh dipimpin oleh orang yang umurnya sudah 70 tahun,” kata Lee tiga tahun lalu.
Mendadak ada Covid. Ultah ke-70 Lee lewat begitu saja. Tanpa ada pergantian kekuasaan.
Tapi ada momentum ulang tahun ke-70 yang lain: PAP ultah ke-70 tahun ini.
“Saya pinjam ulang tahunmu,” katanya di acara partai tahun lalu.
“Sekarang Covid sudah lewat. Singapura dalam keadaan baik. Rakyat hidup bahagia. Waktunya saya mundur,” kata Lee waktu itu.
Baru minggu ini ia menetapkan tanggal pengunduran dirinya: 15 Mei bulan depan. Yakni enam bulan sebelum PAP ulang tahun ke 70. Di saat umur Lee sendiri 72 tahun.
Berarti pidato di acara partai tahun lalu itulah yang jadi peneguh sikapnya untuk mundur.
Waktu itu, sambil setengah menangis, pidato Lee sangat mengharukan. Juga membanggakan.
“Kami tetap mengenakan pakaian berwarna putih. Kami masih saling memanggil kawan. Kami masih merasa berkomitmen terhadap Singapura. Kami masih merasa terpanggil untuk mengabdi kepada rakyat kami. Dan kami masih memiliki tanggung jawab untuk menjaga negara kepulauan kecil ini tetap aman bagi generasi mendatang,” katanya.
Saat suaranya tersendat haru, semua hadirin berdiri dan bertepuk tangan sangat lama.
Dunia sepakat untuk memuji Singapura dalam penegakan hukum dan kebersihan yang ketat.
Lee Hsien Loong memang tegas mengatakan perlunya mengakhiri korupsi.
“Nilai-nilai dasar yang kami anutlah yang memungkinkan Singapura untuk tidak mundur dan tetap tegak di antara banyak negara di dunia. Tidak ada sistem yang sempurna, dan pemerintah akan melakukan segala upaya untuk menjaga kredibilitas sistem politik dan negara Singapura yang bersih dan efisien.”
Ketika Lee Hsien Loong pertama menjadi perdana menteri tahun 2004, Singapura sudah menjadi salah satu negara paling makmur dan kuat di Asia.
Dengan kerja kerasnya selama 20 tahun terakhir, Singapura semakin jaya.
Singapura kini menjadi negara terkaya di dunia. PDB per kapita (paritas daya beli) telah mencapai USD 157.300. Peringkat pertama mengalahkan Qatar yang kaya migas.
Lee Hsien Loong pergi. Atas inisiatif sendiri. Kepemimpinan 4G datang: Lawrence. Tidak ada tanda-tanda anak Lee Hsien Loong masuk politik. (Dahlan Iskan)