RADARBEKASI. ID, BEKASI – Pihak SMAN 1 Tambun Utara menegaskan bahwa pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2024/2025 sudah sesuai aturan. Mengenai orangtua yang kecewa anaknya tidak lolos seleksi di SMAN 1 Tambun Utara, diputuskan akan difasilitasi ke sekolah terbuka.
Kepala SMAN 1 Tambun Utara, Yusup, menyatakan bahwa pelaksanaan PPDB sudah sesuai aturan.
“Bahwa proses PPDB sudah selesai dan sesuai dengan arahan dari pak KCD, pak kepala dinas, itu semua prosesnya sudah sesuai aturan,” kata Yusuf menanggapi aksi protes orangtua calon siswa dengan menggembok pagar sekolah.
Aksi tersebut dimediasi oleh beberapa pihak, termasuk perwakilan KCD Wilayah III dan pemerintah kecamatan. Camat Tambun Utara, Najmuddin, membenarkan bahwa warga meminta agar sekolah membuka kelas baru.
Hasilnya, siswa yang belum mendapatkan sekolah akan difasilitasi untuk melanjutkan pendidikan di sekolah terbuka di wilayah Tambun Utara.
“Hasilnya mereka akan difasilitasi di SMA terbuka. Ya, lokasinya di wilayah Tambun Utara,” ungkapnya.
Pemerintah tidak lagi mentolerir pelanggaran PPDB tahun ini. Selama pelaksanaan PPDB, siswa yang tidak memenuhi syarat atau terbukti memanipulasi dokumen dan tempat tinggal digugurkan. Orangtua diminta untuk tidak memaksakan anaknya masuk ke sekolah negeri dengan kuota terbatas.
BACA JUGA: Kecewa Anaknya Tak Lolos PPDB SMAN 1 Tambun Utara, Orangtua Calon Siswa Gembok Pagar Sekolah
Sekolah juga tidak diperkenankan menambah rombongan belajar (rombel) karena dikhawatirkan membuka potensi transaksional dan menyebabkan jumlah siswa di setiap kelas membludak. Jika dipaksakan, siswa tidak akan mendapatkan NISN, tidak terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik), dan tidak mendapatkan ijazah. Sekolah yang melanggar tidak akan mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun ini.
Pengawasan SMA Kabupaten Bekasi, Rojali, memastikan bahwa persoalan antara orangtua calon siswa dan pihak sekolah telah diselesaikan. “Untuk menambah kelas tidak memungkinkan, tahun ini SMAN 1 Tambun Utara hanya membuka 10 kelas untuk menampung siswa baru. Kami tetap berpedoman pada aturan,” katanya.
Untuk memfasilitasi puluhan calon siswa tersebut, mereka akan ditempatkan di sekolah SMA terbuka. “Solusinya adalah adanya SMA terbuka, mereka akan masuk di SMA terbuka,” tambahnya. (sur)