Berita Bekasi Nomor Satu

Dani Ramdan Pesaing Akhmad Marjuki untuk Dapat Rekomendasi Golkar di Pilkada Kabupaten Bekasi

Ilustrasi Pilkada Serentak 2024.

RADARBEKASI.ID, BEKASI Kepastian siapa yang akan menerima rekomendasi DPP Partai Golkar di Pilkada Kabupaten Bekasi 2024 menarik disimak setelah kemungkinan munculnya pesaing Ketua DPD Golkar Kabupaten Bekasi Akhmad Marjuki.

Ya, sosok Dani Ramdan dinilai bakal menjadi pesaing Marjuki untuk mendapat rekomendasi DPP Golkar. Dani yang saat ini masih menjabat sebagai Pj Bupati Bekasi diketahui memiliki kedekatan dengan tokoh Golkar, Ridwan Kamil (RK) juga mantan pimpinannya saat menjabat Gubernur Jawa Barat.

Dani Ramdan bertekad melanjutkan kepemimpinannya di Kabupaten Bekasi dan bakal maju di Pilkada Kabupaten Bekasi 2024. Keseriusan Dani Ramdan ini dibuktikan ketika dirinya melayangkan surat pengunduran diri sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pj Bupati Bekasi kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

Sementara, mantan pelaksana tugas (Plt) Bupati Bekasi, Akhmad Marjuki juga secara lantang mengatakan bakal maju di Pilkada. Hal itu terlihat saat pengurus Golkar melakukan rapat pleno diperluas, untuk mengusung Akhmad Marjuki sebagai calon bupati dari Partai Golkar.

Secara tegas, Akhmad Marjuki menyampaikan, bahwa dirinya tidak khawatir dengan mencuatnya sosok Dani Ramdan di internal partainya.

“Saya kader petarung, tidak pernah merasa khawatir terhadap siapapun. Boleh-boleh saja (Dani Ramdan bermanuver di Golkar), itu kan hak dia (Dani Ramdan),” ujar Akhmad Marjuki, usai rapat pleno pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi, tentang penjaringan calon pimpinan DPRD Kabupaten Bekasi tahun 2024.

Kiprah Marjuki sudah terbukti, setelah berhasil membawa partainya menjadi pemenang pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, dengan raihan 10 kursi. Bahkan, dirinya sendiri berhasil terpilih sebagai Anggota DPRD Provinsi Jabar, setelah memenangkan pertarungan di arena Dapil Jabar IX.

BACA JUGA: Akhmad Marjuki Ikut Penjaringan PAN

Politisi yang khas dengan kumis tebalnya ini menegaskan, bahwa dirinya sudah mengantongi surat tugas bakal calon bupati dari pimpinan partainya. Hanya memang, dirinya enggan mempublish surat tugas itu karena harus memenuhi poin-poin yang tertera di dalamnya. Ketika poin-poin sudah terpenuhi 100 persen,ia mengatakan akan mempublish secara luas.

Pada kesempatan ini Marjuki menegaskan, surat tugas yang ditunjukkan untuk dirinya itu tidak serta-merta keluar. Melainkan, sudah melewati proses panjang sekitar satu tahun setengah. Dimana, sudah melalui rapat pleno diperluas, kemudian dikirim ke DPD Jawa Barat dan DPP, sehingga terbit surat tugas.

“Kalau surat tugas hari ini juga saya bawa. Kemana-mana saya bawa. Saya bukan tipe seperti itu, ketika mendapatkan surat tugas langsung di publish, kita penuhi dulu apa dari isi surat tugas itu. Alhamdulillah, ada lima poin yang disampaikan di surat tugas itu, sudah saya penuhi semua,” ucapnya.

Sebagai pemenang, partainya memang belum memutuskan akan berlabuh kemana untuk merajut koalisi. Tak hanya itu, Marjuki sampai sekarang belum mendeklarasikan diri sebagai calon bupati. Menurutnya, segala sesuatu harus ada persetujuan dari DPP. Hal itu mengingat partainya ada mekanisme, sehingga tidak bisa main deklarasi. Terpenting, barisan akar rumput sudah siap melakoni pertarungan.

“Golkar itu partai besar, partai yang mempunyai mekanisme, yang sistemnya sudah jalan secara otomatis. Jadi tidak ada kata sudah dekat, kita ini mesin partai tinggal nunggu komando,” tuturnya.

“Insya Allah membuka poros baru, semuanya ini masih dinamis. Ya tidak menutup kemungkinan barang kali ada perubahan, kita lihat perkembangannya,” sambungnya ketika disinggung bakal berlabuh ke dua poros koalisi yang sudah terbentuk, atau membuka poros baru.

BACA JUGA: Permohonan Pengunduran Diri Dani Ramdan sebagai Pj Bupati Bekasi Dikaji Kemendagri  

Di tempat yang sama, Ketua Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Jawa Barat, Rahmat Sulaeman menambahkan partainya punya mekanisme untuk menentukan kandidat yang bakal disokong di Pilkada. Menurutnya, apabila Ketua DPD mencalonkan, maka menjadi prioritas. Terlebih sosok Akhmad Marjuki berprestasi, berhasil membawa Golkar menjadi pemenang di Kabupaten Bekasi.

“Silakan saja mereka bermanuver, tapi kita punya aturan. Rekomendasi untuk calon bupati itu yang pertama berprestasi. Kedua, diutamakan ketua partai, Kabupaten Bekasi memenuhi syarat semuanya. Pertama, beliau (Marjuki) ketua partai, kedua beliau berprestasi, setelah berhasil menaikan kursi dari 7 menjadi 10,” tukasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Dani Ramdan menyampaikan, jelang kontestasi Pilkada Kabupaten Bekasi 2024, persiapan sudah dilakukan. Hanya saja untuk sekarang, kata Dani, belum bisa disampaikan ke publik.

“Insya Allah ada skenario yang sedang dijalankan, yang belum bisa disampaikan ke publik. Untuk permohonan (pengunduran diri) saya masih sedang dalam pertimbangan Mendagri,” ucapnya kepada Radar Bekasi.

Saat disinggung perihal potensi dirinya akan berlayar di Kabupaten Bekasi dengan perahu Partai Golkar, Dani Ramdan enggan berbicara banyak. Namun demikian, dirinya menegaskan, semua kemungkinan bisa saja terjadi. “Semua kemungkinan masih bisa terjadi,” tuturnya.

Sementara itu, Pengamat Politik Bekasi, Roy Kamarullah menilai, pertarungan kedua mantan kepala daerah ini untuk mendapat rekomendasi dari Partai Golkar belum begitu nampak. Pasalnya, keduanya belum bisa memperlihatkan surat tugas dari partai. Walaupun kata Roy, Akhmad Marjuki mengklaim sudah mendapat surat tugas dari Partai Golkar, namun belum bisa diperlihatkan secara luas ke publik.

“Haji Marjuki yang katanya sudah mendapatkan surat tugas dari Partai Golkar, ini kan baru katanya, tapi belum di publish secara terbuka. Apakah betul sudah mendapatkan surat tugas atau belum. Dari perjalanan waktu ini, yang namanya politik bisa saja tiba-tiba Dani Ramdan yang mendapat surat rekomendasi dari Partai Golkar. Karena Kabupaten Bekasi itu penuh dengan kejutan-kejutan,” ungkapnya.

Roy menuturkan, untuk mendapat surat rekomendasi dari DPP partai,berawal dari DPD tingkat satu atau provinsi. Apabila sudah mendapat rekomendasi dari provinsi untuk diteruskan ke DPP. Tinggal nanti DPP mengeluarkan surat keputusan yang akan diberikan kepada calon bupatinya. Secara otomatis, kedua sosok ini harus beradu kuat di tingkat provinsi untuk mendapat rekomendasi.

“Kuncinya di Jawa Barat, karena Jawa Barat bisa merekomendasikan atau membuatkan surat pengantar kepada DPP,” katanya.

Pria berkacamata ini beranggapan, kedua sosok tersebut mempunyai kekuatan di Jawa Barat, secara politis Akhmad Marjuki tidak begitu sulit untuk mendapat surat dari Jawa Barat. Kenapa tidak begitu sulit, karena raihan kursi di Kabupaten Bekasi bertambah. Marjuki juga terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Jabar. Misalkan Marjuki maju, akan ada kursi di DPRD Provinsi yang kosong.

Untuk Dani Ramdan, mempunyai kedekatan dengan pimpinan atau petinggi partai di Jawa Barat. Baik itu dengan struktural maupun struktur historinya. Tak bisa dipungkiri bahwa ini juga akan menjadi sebuah pertimbangan, karena Partai Golkar harus memastikan kandidat yang akan diusung dapat memenangi kontestasi Pilkada Kabupaten Bekasi.

“Untuk memenangkan itu banyak aspek-aspek dukungan yang menjadi sebuah penilaian, baik dari segi kapasitas, kapabilitas, hingga dengan isi tas. Bulan Agustus sudah didepan mata, siapa yang larinya paling cepat, siapa yang lobinya paling kuat, kemungkinan bisa mendapatkan itu (rekomendasi),” ungkapnya. (pra)