RADARBEKASI.ID, BEKASI – Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Majelis Pengurus Daerah (MPD) Bekasi Raya mendukung program Praktisi Mengajar yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Ini sebenarnya bukan program baru, tapi sudah lama digulirkan melalui Kampus Merdeka Mengajar, sehingga kami akan mendukung,” ujar Ketua ADI MPD Bekasi Raya, Wawan Hermawansyah, kepada Radar Bekasi, Rabu (31/7).
Pendaftaran program ini dibuka mulai 1-16 Agustus 2024. Pendaftaran ini terbuka untuk berbagai bidang sesuai keahlian praktisi, termasuk unsur Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI-Polri, Pegawai BUMN, CEO, Manajer, Tenaga Ahli, Wirausaha, Peneliti, Praktisi, Konsultan, dan Apoteker.
Menurut Wawan, melalui perekrutan yang dilakukan oleh pemerintah, praktisi mengajar atau dosen praktisi dapat memberikan pengetahuan yang lebih mutakhir terkait dunia industri.
“Perekrutan ini tidak sembarangan; ada beberapa hal yang perlu dipenuhi oleh praktisi sebelum mereka mengajar. Jadi, menurut kami, ini akan menjadi angin segar untuk memperbarui pengetahuan mahasiswa,” kata Wawan.
Diakuinya, saat ini terjadi kesenjangan antara lulusan dan kebutuhan industri, di mana tidak semua lulusan memenuhi kebutuhan industri.
“Kesenjangan ini menyebabkan meningkatnya angka pengangguran, dan ini harus segera diatasi,” ucapnya.
Wawan menambahkan, melalui praktisi mengajar, dosen praktisi dapat memberikan ilmu baru yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.
“Dosen saat ini mungkin hanya mengajar sesuai dengan ilmu yang mereka dapatkan, jadi bisa saja tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Oleh karena itu, memang diperlukan dosen praktisi untuk memperbarui ilmu sesuai dengan kebutuhan,” jelas Wawan.
Ia menyarankan agar internal perguruan tinggi membuat regulasi terkait kebutuhan dosen praktisi. Jika dirasa perlu, dosen praktisi bisa direkrut; namun jika jumlah dosen sudah cukup, maka tidak perlu lagi.
“Jangan ikut-ikutan. Rektor dan kepala program studi perlu mengetahui kondisi dan kebutuhan kampusnya. Jika memang diperlukan, bisa direkrut; jika tidak, jangan, karena kebutuhan dosen praktisi disesuaikan dengan pengajuan masing-masing perguruan tinggi,” tambah Wawan.
Wawan juga menyatakan bahwa ADI Bekasi Raya memprediksi program praktisi mengajar ini sudah cukup diminati oleh berbagai profesi sesuai dengan keahliannya masing-masing.
“Antusiasmenya cukup baik. Kami belum melakukan riset data berapa persen yang berminat untuk menjadi praktisi mengajar, tapi melalui program ini, kami berharap lulusan bisa disesuaikan dengan kebutuhan industri,” tandas Wawan. (dew)