Berita Bekasi Nomor Satu

Pabrik Makanan Ringan di Bojong Menteng Digeruduk Massa

DEMO: Sejumlah massa demo PT Siantar Top Tbk (STT) di Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi. FOTO: SATPOL PP KOTA BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sekelompok orang  menggeruduk PT Siantar Top Tbk (STT) di Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi.

Massa demo di pabrik makanan ringan itu untuk memprotes kebijakan pengelolaan limbah serta menuntut akses ketenagakerjaan.

Aksi gabungan yang terdiri dari pengurus LPM, BKM, Karangtaruna, dan beberapa organisasi masyarakat ini sempat membuat Jalan Cipendawa Lama ditutup. Rencananya massa akan berunjuk rasa selama tiga hari berturut-turut jika tidak ada titik temu.

Sempat terjadi aksi saling dorong antara pendemo dengan pihak keamanan saat massa memaksa masuk kawasan dan mendekat ke pintu gerbang perusahaan. Penanggung jawab aksi, Irfan menyampaikan bahwa sebelum aksi demonstrasi massa lebih dulu telah melayangkan surat audiensi hingga somasi kepada pihak perusahaan.

BACA JUGA: Kebut-kebutan Motor di Jalan Ahmad Yani Berujung Kecelakaan

Perwakilan massa dan pihak perusahaan telah berdilog pada aksi pertama, Senin (9/9). Namun, belum membuahkan hasil.

“Aksi kita yang pertama itu ada mediasi, tapi masih buntu, belum ada hasil. Ada tiga tuntutan yang kita sampaikan,” katanya.

Tuntutan massa di antaranya  meminta pihak perusahaan agar berpihak pada lingkungan dalam pengelolaan limbah, menolak keberadaan salah satu LPK di perusahaan tersebut, hingga tuntutan agar pihak perusahaan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada warga Bojong Menteng untuk bekerja.

“Yang ketiga, diduga kuat PT STT Tbk ini telah gagal, lalai dalam menjalankan Perda Kota Bekasi Nomor 18 tahun 2011 tentang Pelayanan Ketenagakerjaan,” tambahnya.

BACA JUGA: Satpol PP Beredel Atribut Bakal Calon Wali Kota Bekasi

Sementara itu perwakilan manajemen perusahaan, Tepu Sitepu menyampaikan bahwa aksi demonstrasi yang telah berlangsung selama dua hari belakangan tidak seharusnya terjadi jika komunikasi berjalan dengan baik.

Pihaknya berharap persoalan ini bisa diselesaikan dengan baik. Pasalnya, dalam dua hari terakhir perusahaan telah mengalami kerugian lantaran produksi terganggu.

Selama aksi berlangsung, karyawan yang akan keluar atau masuk perusahaan pada saat pergantian sif tidak bisa melintas. Kendaraan logistik pun tertahan masuk ke dalam perusahaan.

“Tadi juga mungkin teman-teman lihat, situasi kondisinya sudah dua hari ini kita sudah banyak kerugian,” ungkapnya.

BACA JUGA: Kemarau Kerek Harga Cabai di Kota Bekasi

Ia menampik tuduhan yang disampaikan oleh massa. Menurutnya, perusahaan selama ini telah bersikap terbuka dengan lingkungan, seperti untuk sekedar berkomunikasi hingga penyaluran CSR.

Termasuk dari aspek ketenagakerjaan, sebagian besar pekerja disebut warga sekitar perusahaan.

“Kita tidak pernah tutup diri. Seperti tenaga kerja, kita 80 persen asli orang sini, pasti kita utamakan orang Cipendawa,” ucapnya.

Sedangkan untuk pengelolaan limbah, ia menyampaikan bahwa pengelolaan limbah kering selama ini diberikan kepada lingkungan sekitar. (sur)