RADARBEKASI.ID, ACEH – Pesepakbola Sulawesi Tengah (Sulteng) Muhammad Rizki Saputra jadi sorotan usai memukul wasit saat laga babak 8 besar Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024, Aceh-Sumut.
Nama Muhammad Rizki Saputra mendadak mencuat di tengah perbincangan publik usai insiden kontroversial yang terjadi dalam pertandingan babak 8 besar cabang sepak bola PON XXI 2024 antara Sulteng dan Aceh.
Peristiwa mengejutkan ini menjadi perhatian luas setelah Rizki melakukan tindakan kekerasan dengan memukul wasit Ahmad Hafid Hilmi hingga pingsan, menyusul keputusan penalti kontroversial yang membuat pemain tersebut kehilangan kendali.
BACA JUGA: Atlet Bowling Kota Bekasi Sumbang Emas Jabar PON XXI 2024
Pertandingan yang berlangsung pada Kamis, 12 September 2024, itu awalnya berjalan dengan tensi tinggi, mengingat kedua tim bersaing ketat untuk lolos ke babak semifinal. Namun, ketegangan memuncak di menit-menit akhir ketika keputusan wasit dianggap merugikan pihak Sulteng, memicu tindakan yang tak terduga dari Rizki.
Muhammad Rizki, yang kini menjadi sorotan, sebenarnya merupakan salah satu pemain muda berbakat dari Sulawesi Tengah.
Dia dikenal sebagai gelandang dengan kemampuan teknik mumpuni, sering menjadi andalan timnya dalam berbagai kompetisi. Berkat kemampuannya yang menonjol di lapangan, Rizki kerap menjadi pilihan utama baik di level klub maupun saat memperkuat tim daerahnya di PON.
BACA JUGA: Taekwondo Kota Bekasi Bawa Pulang Tiga Medali PON, Dinggo Ardian Sabet Medali Emas
Berdasarkan data dari Transfermarkt, Rizki terdaftar sebagai pemain dengan nomor punggung 10, posisi gelandang tengah. Dia lahir di Palu pada 2 Mei 2005, yang berarti saat ini Rizki berusia 19 tahun. Meski usianya masih muda, Rizki telah menunjukkan potensi besar dalam kariernya.
Dengan tinggi badan 1,58 meter dan kaki dominan kanan, Rizki dikenal lincah dalam mengolah bola dan memiliki visi permainan yang baik. Saat ini, dia memperkuat Persipal Palu FC yang berkompetisi di Liga 2 Indonesia. Rizki bergabung dengan Persipal pada awal 2023, dan kontraknya diperpanjang hingga 2025. Di musim 2024/2025, Rizki telah tampil dalam delapan pertandingan bersama Persipal, mencatatkan dua gol dalam total 502 menit bermain.
Rizki telah memiliki pengalaman bermain yang cukup luas untuk pemain seusianya. Dia mengawali kariernya dengan bergabung ke beberapa klub lokal, yang akhirnya membawa namanya dikenal di level nasional. Kariernya semakin melejit setelah mendapatkan kepercayaan untuk tampil di PON XXI 2024 sebagai perwakilan Sulawesi Tengah.
Keikutsertaannya di ajang PON menjadi bukti bahwa Rizki adalah pemain yang dipercaya oleh timnya untuk bermain di kompetisi besar. Rizki juga kerap menjadi pemain andalan di berbagai turnamen, baik di tingkat regional maupun nasional.
Selain bermain untuk klub, Rizki dikenal sebagai pemain yang berdedikasi tinggi dan memiliki semangat juang yang besar di atas lapangan. Sayangnya, insiden di pertandingan melawan Aceh justru mencoreng kariernya yang sedang menanjak.
Nama Muhammad Rizki menjadi pembicaraan hangat setelah dia terlibat dalam insiden pemukulan terhadap wasit Ahmad Hafid Hilmi. Kejadian tersebut terjadi pada menit ke-90+6, saat wasit memberikan keputusan penalti kepada tim Aceh. Pemain Aceh yang terjatuh di kotak penalti memicu kontroversi, dan keputusan wasit untuk memberikan penalti langsung memancing kemarahan Rizki.
Rizki yang tak dapat menahan emosinya merasa bahwa keputusan tersebut sangat tidak adil bagi timnya. Dia pun melakukan aksi yang tidak terpuji dengan memukul wasit. Akibat pukulan tersebut, wasit Ahmad Hafid Hilmi terjatuh dan pingsan di lapangan.
Insiden pemukulan ini bermula dari keputusan wasit yang memberikan penalti kepada tim sepak bola Aceh setelah pemain mereka terjatuh di kotak penalti pada menit ke-90+6. Saat itu, Sulteng tengah berusaha mempertahankan keunggulan, dan keputusan penalti ini dianggap oleh Rizki sebagai keputusan yang merugikan timnya.
Dengan emosi yang memuncak, Rizki langsung mendatangi wasit dan melakukan pemukulan. Pukulan tersebut mengakibatkan wasit terjatuh dan tidak sadarkan diri di lapangan. Pertandingan pun sempat dihentikan sementara untuk memberikan perawatan medis kepada wasit yang terluka. Petugas medis dengan cepat masuk ke lapangan untuk memberikan bantuan, sementara Rizki langsung diusir dari lapangan akibat tindakan tak sportif tersebut.
Setelah wasit digantikan oleh ofisial lain, pertandingan akhirnya bisa dilanjutkan. Namun, insiden ini sudah terlanjur mencoreng pertandingan tersebut dan membuat nama Rizki menjadi sorotan negatif di kalangan penggemar sepak bola.
Insiden pemukulan wasit ini tentu menjadi noda dalam perjalanan karier Muhammad Rizki. Sebagai pemain muda yang memiliki potensi besar, tindakan seperti ini bisa berdampak buruk bagi masa depannya di dunia sepak bola.
Meski demikian, setiap pemain masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri, dan Rizki harus belajar dari insiden ini untuk menjadi pemain yang lebih baik. (rbs/jpc)