Berita Bekasi Nomor Satu
Budaya  

Menelusuri Jejak Sejarah Peradaban Tionghoa di Glodok Jelang Imlek 2025

Wihara Dharma Bakti salah satu wihara tertua dan bersejarah bagi warga Tionghoa di Glodok, Jakarta Barat. Foto: Zakky Mubarok/Radarbekasi.id

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ada jejak sejarah peradaban Tionghoa di Glodok, tepatnya di Jalan Kemenangan III, Petak Sembilan, Jakarta Barat. Sebuah wihara tertua di Jakarta, Wihara Dharma Bhakti, menjadi simbol awal peradaban etnis Tionghoa di Kampung Pecinan Glodok.

Wihara ini sudah memiliki usia lebih dari tiga abad, dan menyimpan beragam cerita sejarah yang erat kaitannya dengan perkembangan kawasan Pecinan di Jakarta Barat.

Dengan luas mencapai lebih dari 3.200 meter persegi, Wihara Dharma Bhakti menjadi ikon Chinatown di Batavia, sebutan Jakarta pada masa pendudukan kolonial Belanda.

BACA JUGA: Klenteng Hok Lay Kiong Bersolek Menyambut Imlek

Berdiri sejak era Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), Wihara ini menjadi saksi penting perkembangan komunitas Tionghoa di ibu kota.

Dilansir dari JawaPos, Wihara ini pertama kali dibangun pada tahun 1650 oleh Letnan Guo Xun-Guan. Pendirian Wihara ini bertepatan dengan terbentuknya komunitas warga keturunan Tionghoa di kawasan tersebut, yang sekarang dikenal sebagai Kampung Pecinan Glodok.

Selain itu, Wihara ini juga menyimpan sejarah kelam. Pasalnya, pada tahun 1740, Wihara yang kala itu bernama Guan Yin Ting menjadi korban amukan tentara VOC. Pembantaian warga Tionghoa di Kampung Pecinan dan pembakaran Wihara tersebut menjadi bagian kelam dalam perjalanan sejarah komunitas Tionghoa di Glodok.

Meski begitu, hingga kini belum ada sumber sejarah yang secara detail mengungkap peristiwa tragis tersebut.

Setelah peristiwa pembakaran pada 1740, Wihara ini direkonstruksi pada tahun 1755 di bawah kepemimpinan Kapiten Oey Tjie. Nama Wihara pun berganti dari Guan Yin Ting menjadi Jin De Yuan atau Kim Tek Ie, yang hingga kini tetap menjadi tempat ibadah dan pusat kebudayaan warga Tionghoa.

Lebih lanjut, meskipun bangunan ini memiliki arsitektur bercorak Buddha, keberadaannya tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol eratnya hubungan komunitas Tionghoa dengan sejarah berdirinya Kampung Pecinan Glodok.

Wihara Dharma Bhakti menjadi bukti nyata bahwa sejarah dan budaya Tionghoa telah berakar kuat di Jakarta. (cr1)