RADARBEKASI.ID, DOHA – Pertemuan tactician beda usia satu dekade tersaji malam ini di Lusail Iconic Stadium, Lusail.
Lionel Scaloni yang berusia 44 tahun berhadapan dengan entraineur 54 tahun Didier Deschamps.
Tidak hanya berbeda usia, metode kepelatihannya juga berbeda. Dengan usia yang lebih muda, Scaloni mampu menampilkan fleksibilitas taktik.
Berbeda dengan Deschamps yang sudah puas dengan skema 4-3-3 sejak matchday pertama.
Scaloni lebih bervariasi. Sejak fase knockout misalnya. Scaloni main dengan 4-3-3 saat melawan Australia, berubah jadi 5-3-2 ketika menghadapi Belanda, dan diganti lagi jadi 4-2-2-2 saat bentrok dengan Kroasia.
Scaloni mengadopsi gaya main lawannya.
”Scaloni akan meninggalkan Deschamps dan Prancis yang bertanya-tanya mau memakai skema apa dirinya saat final nanti,” ucap pemain timnas Inggris di Piala Dunia 1998 dan 2002 Martin Keown seperti dikutip dari laman Daily Mail.
Terutama saat harus mengakomodasi permainan Kylian Mbappe dan menutup pergerakan Lionel Messi.
Bedanya, ketika Prancis bisa menutup Messi, bersiap saja skema lain akan diperagakan Scaloni. ”(Rodrigo) De Paul atau (Alexis) Mac Allister bisa naik ketika Messi turun ke belakang,” ulasnya.
Dikutip dari laman London Evening Standard, fleksibilitas taktik Scaloni itu juga menyulitkan Deschamps untuk mencari formula menghentikan laju Messi. Menurut Deschamps, peran Messi sekarang berbeda dengan yang dia hadapi di Piala Dunia 2018.
Messi tidak lagi berperan sebagai false nine. ”Sekarang dia bermain sebagai playmaker. Dia pun lebih bebas dan itulah yang semakin menyulitkan kami untuk me-marking-nya,” ungkap Deschamps. (jpc)