Berita Bekasi Nomor Satu

Waspada, Virus Marberg Mematikan, Kenali Ini Gejalanya

Tangkapan layar Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril. (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti).

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia tengah mewaspadai Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat dari virus Marberg.

 

 

Virus ini menular lewat cairan tubuh langsung dari kelelawar dengan fatalitas mencapai 88 persen.

 

 

Penyakit virus Marburg merupakan penyakit demam berdarah yang jarang terjadi.

BACA JUGA: Pulang dari Stadion Patriot Candrabhaga, Erick Thohir Lobi FIFA Minta Indonesia Tetap Tuan Rumah Piala Dunia U-20

 

 

Lantas, bagaimana gejala orang yang positif virus ini?

 

 

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril mengatakan, gejala orang yang positif virus Marberg mirip dengan penyakit lain seperti malaria, tifus, dan demam berdarah yang banyak ditemukan di Indonesia.

 

 

Hal inilah yang menurut Syahril membuat penyakit ini sulit diidentifikasi. Gejala tersebut bjsa berupa demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual muntah, diare, dan perdarahan.

BACA JUGA: Melongok Satu-satunya Pura di Kabupaten Bekasi

 

 

Penyakit ini juga dapat menyebabkan perdarahan pada hidung, gusi, vagina atau melalui muntah dan feses yang muncul pada hari ke-5 sampai hari ke-7.

 

 

Lebih jauh lagi, ia mengatakan bahwa belum ada vaksin yang tersedia di dunia untuk virus ini. Saat ini ada 2 vaksin yang memasuki uji klinis fase 1, yakni vaksin strain Sabin dan vaksin Janssen.

 

 

“Belum ada obat khusus, pengobatan bersifat simtomatik dan suportif, yaitu mengobati komplikasi dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit,” ujar Syahril, Rabu (29/3/2023).

BACA JUGA: Siap-Siap, Pendaftaran CPNS 2023 Jalur Sekolah Kedinasan Mulai 1 April, 7 Instansi dan Ribuan Formasi Kemenkeu, Cek Website Ini

 

 

Untuk diketahui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan kasus penyakit Marburg yang berasal dari Guinea Ekuatorial pada Senin 13 Februari 2023.

 

 

Oleh karena itu, pemerintah telah melakukan penilaian risiko cepat (rapid risk assessment) penyakit virus Marburg pada 20 Februari 2023.

 

 

Hasilnya, didapatkan bahwa kemungkinan adanya importasi kasus virus Marburg di Indonesia adalah rendah.

BACA JUGA: Mudik Gratis dari Bekasi, Catat Ini Jadwal dan Lokasi Pendaftarannya

 

 

Syahril mengingatkan pemerintah dan masyarakat jangan sampai lengah terhadap virus tersebut.

 

 

“Kita perlu tetap melakukan kewaspadaan dini dan antisipasi terhadap penyakit virus Marburg,” ujarnya.

 

Ia mengaku telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Marburg.

BACA JUGA: FIFA Resmi Batalkan Drawing Piala Dunia U-20 di Bali

 

 

Pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, SDM kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait untuk waspada terhadap virus Marburg. (jpc)