Berita Bekasi Nomor Satu

Kisah Fiona, Peserta Jambore Korsel dari Kota Bekasi

Fiona Aurelia, peserta Jambore Dunia di Korsel dari Kontingen Kota Bekasi. Foto Fiona for Radarbekasi.id

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Jambore Dunia di Korea Selatan yang berlangsung 1-12 Agustus 2023 diikuti sekitar 43.000 peserta dari berbagai negara. Pesertanya Pramuka muda dengan usia 14-18 tahun.

Kontingen Indonesia mengirimkan 1.569 anggotanya. Kota Bekasi sendiri memberangkatkan 101 anggota Pramuka mudanya ke negeri Ginseng itu. Jumlah peserta dari Kota Patriot ini terbilang terbanyak dibandingkan kontingen lain dari kota-kota di Indonesia.

Bumi Perkemahan Saemangeum menjadi pusat perhelatan Jambore Dunia tahun 2023. Lokasinya berada di pesisir barat Korsel, tepatnya Provinsi Jeolla Utara.  Berjarak sekitar 260 kilometer sebelah selatan pusat ibu kota Korea Selatan, Seoul.

BACA JUGA: 101 Peserta Jambore Kontingen Kota Bekasi Kondisinya Begini Hadapi Cuaca Panas Ekstrem di Korea Selatan

Bumi perkemahan Saemangeum merupakan dataran luas tanpa pepohonan. Nyaris gersang saat kemarau dan tanah becek jika hujan tiba. Lokasi ini tepat menjadi kamp terbesar para pemuda dari Pramuka muda sedunia tahun 2023.

Di sela-sela rangkaian kegiatan yang padat, ancaman Topan Khanun yang memicu badai tropis, mengusik pertemuan internasional ini. Jambore yang mengusung tema “Draw Your Dream” pun seketika berubah menjadi “Nightmare” bagi ribuan pesertanya.

Kontingen Indonesia, termasuk dari Kota Bekasi pun dievakuasi pada Selasa (8/8/2023) dari perkemahan Saemangeum ke Asrama Universitas Wonkwang di Provinsi Jeolla Utara yang berjarak sekitar 55 kilometer dari lokasi perkemahan.

BACA JUGA: Terancam Topan Khanun, Kontingen Kota Bekasi di Korea Selatan Dievakuasi Besok

Cuaca panas ekstrem yang melanda Korea Selatan tahun ini berimbas pada kegiatan Jambore skala dunia ini. Para peserta harus berjibaku dengan kegiatan yang padat di sela-sela suhu panas mencapai 38-40 derajat celcius.

Fiona Aurelia, salah satu peserta dari Kota Bekasi bercerita cuaca panas ekstrem itu turut mempengaruhi kegiatannya. Beruntung, pemerintah setempat menyiapkan fasilitas terbaik untuk para peserta.

“Fasilitasnya lengkap. Seperti toilet. Itu berjejer banyak. Semuanya bersih bersih. Pokoknya kita (peserta) seperti dimanja di Jambore Dunia Korsel,” kata Fiona yang sudah kembali ke rumahnya pada Sabtu (12/8/2023) dan dihubungi Radarbekasi.id, Minggu (13/8/2023).

BACA JUGA: Kontingen Kota Bekasi Jambore Korsel Mulai Dievakuasi

Siswi SMA Labschool Cibubur, Kota Bekasi itu mengungkapkan, panas ekstrem di Korsel yang dialaminya tidak sedramatis pemberitaan di media-media. Meski diakuinya, panitia tuan rumah sempat kedodoran di hari-hari pertama.

Menurutnya memang di Korsel itu panas. Hari pertama memang panitia kurang persiapan. Kemudian, setelah hari opening itu memang banyak yang tumbang.

Pada hari berikutnya, cerita Fiona, panitia mulai berbenah. Panitia membagikan kipas dan air minum yang dapat diambil peserta sepuasnya.

BACA JUGA: Plt Wali Kota Beri Semangat Kontingen Kota Bekasi di Jambore Korea Selatan

“Pokoknya berbagai fasilitas itu disiapkan. Kipas angin di tempat ramai ada. Untuk setiap peserta juga diberi kipas angin. Ya memang ya parah itu, di hari pertama dan kedua. Sisanya penanggulangannya dari pihak Korsel itu bagus. Jadi tidak seperti yang disampaikan oleh media tidak sedramatis itu,” jelas  siswi kelas 12 berusia 17 tahun tersebut.

Cara lain untuk meredam panas, imbuh Fiona, pihak Korsel juga membagikan payung, topi, kipas angin elektrik dan lainnya bernuansa militer.

Saat evakuasi peserta ke tempat aman dari ancaman Topan Khanun yang akan tiba pada sekitar 9-10 Agustus, panitia tuan rumah cukup cekatan.

BACA JUGA: Kontingen Kota Bekasi Jambore Korsel Belum Pulang Semua

“Dua hari sebelumnya kita sudah dievakuasi. Orang-orang bilang nunggu lama. Menurut saya pemerintah Korsel itu dalam mengevaluasi sekitar 39 ribu orang dengan persiapan kurang dari 24 jam dan mengunakan bus itu menurut saya sudah oke,” ungkapnya.

Usai dievakuasi, jelas siswi yang mengikuti kegiatan pramuka sejak kelas 10 itu, kegiatan Jambore tetap berlangsung.

Dia merasa bangga ikut serta dalam kegiatan dunia di Korsel. Walaupun tidak full di area kamp, tetap ia bangga dan mendapat pengalaman seru mengikuti Jambore di Korsel.

Dari Jambore Dunia di Korsel. Fiona mendapatkan pengalaman yang berharga dan dapat teman-teman baru dari negara lain.

Peserta Jambore Dunia di Korsel dari negara lain. Foto Fiona for Radarbekasi.id.

Salah satu keseruan dan kesan yang diperoleh selama di Korsel,  pemerintah setempat sangat responsif. Begitu pula toko-toko di sana selalu memberi diskon untuk peserta Jambore.

“Pokoknya seru. Saya jadi banyak teman dari negara lai , dapat esensi berjuang kemping. Dan esensi Jambore Dunia. Mudah-mudahan saya dapat mengikuti lagi di Jambore Dunia di Polandia tahun 2027,” tukasnya. (pay)