Berita Bekasi Nomor Satu

Tradisi Unik Masyarakat Indonesia Rayakan Tahun Baru Islam

BAWA OBOR: Sejumlah warga melakukan pawai sambil membawa obor, saat memeriahkan malam pergantian Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1445 Hijriah, di Desa Gandasari, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. IST/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI-Sebagai negara dengan mayoritas Muslim di dunia, Indonesia memiliki deretan tradisi yang beragam untuk merayakan datangnya tahun baru Islam. Berikut sejumlah tradisi yang awam dilkukan masyarakat Indonesia untuk memperingati 1 Muharram yang dilansir dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif:

1. Pawai Obor

Pawai obor merupakan salah satu tradisi yang paling banyak dilakukan, dimana umat Muslim dari berbagai kalangan melakukan pawai sambil membawa obor dan membacakan lantunan sholawat bersama.

2. Upacara Bubur Suro

Selain itu, ada pula tradisi upacara bubur suro. Tradisi ini biasanya banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa Barat dan Jawa Tengah. Biasanya, masyarakat secara bergotong royong menyiapkan bubur merah dan bubur putih. Dua bubur ini disajikan secara terpisah lalu dibawa ke masjid. Nantinya bubur akan disantap bersama-sama. Tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi.

BACA JUGA:Sambut Tahun Baru Islam, Setara Gelar Gabus Culture untuk Melestarikan Budaya   

3. Tradisi Ngadulag/Bedug Sunda

Adapula tradisi Ngadulag yang biasa dilakukan oleh masyarakat Sukabumi dalam rangka menyambut pergantian Tahun Baru Islam 1 Muharam. Tradisi Ngadulag merupakan acara yang diselenggarakan oleh pemerintah Sukabumi untuk merayakan Tahun Baru Islam. Kegiatannya meliputi aksi menabuh bedug. Saat momen ini juga digelar lomba tabuh bedug yang bisa diikuti masyarakat.

4. Tradisi Tapa Bisu 1 Muharam

Sementara itu masyarakat Yogyakarta memiliki tradisi Tapa Bisu untuk memperingati 1 Muharam. Tradisi Tapa Bisu merupakan ritual keliling benteng keraton. Ritual tersebut dinamakan Tapa Bisu karena kegiatannya dilakukan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun saat mengelilingi benteng keraton sejauh 7 kilometer. Sejarah ritual ini diprakarsai oleh Paguyuban Abdi Dalem Keprajan Keraton Yogyakarta.

Pelaksanaan ritual Tapa Bisu tersebut biasa dimulai dari halaman Keben melewati beberapa ruas jalan di Yogyakarta. Selain rombongan dari para abdi dalem keraton, ritual Tapa Bisu juga biasa dilakukan masyarakat secara sendiri-sendiri atau berkelompok.

BACA JUGA:PBNU: Tahun Baru Islam Jatuh Pada Senin Besok

5. Tradisi Sedekah Gunung Merapi

Ada juga tradisi Sedekah Gunung Merapi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah. Tradisi Sedekah Gunung Merapi ini dilakukan dengan melarung kepala kerbau di wilayah puncak gunung. Masyarakat bersama-sama mengarak kepala kerbau dan berbagai hasil bumi. Puncak kegiatan ini adalah makan dan berdoa bersama agar di tahun baru mendapat keberkahan dari Allah SWT.

6. Tradisi Kirab Kebo Bule

Seperti yang diketahui, tahun baru Islam kerap disebut sebagai perayaan satu suro, terutama di sebagian besar wilayah Jawa. Di solo, ada tradisi yang disebut Kirab Kebo Bule. Di Keraton Surakarta, Solo, setiap malam 1 Suro digelar Kirab Kebo Bule untuk menjaga pusaka milik Kiai Slamet, tradisi ini juga kerap disebut Kirab Muharam.

7. Tradisi Ziarah Gunung Tidar

Sementara itu masyarakat di sekitar lokasi wisata Kebun Raya Gunung Tidar, Magelang, memiliki tradisi berziarah yang digelar setiap malam 1 Suro. Masyarakat akan beramai-ramai menyambangi makam para leluhur untuk berziarah. Dalam pelaksanaan ziarah di Gunung Tidar, masyarakat juga biasanya mendaki gunung tersebut untuk berziarah di makam Syekh Subakir, Kyai Sepanjang, dan Kiai Semar yang dulu ikut menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.

BACA JUGA:Deretan Tradisi Unik Nusantara Sambut Perayaan Idul Adha

8. Tradisi Tabuik/Tabut

Tradisi yang tak kalah unik juga datang dari masyarakat Pariaman, Sumatera Barat. Masyarakat Pariaman biasanya menyambut Tahun Baru Islam melalui gelaran upacara yang dikenal dengan sebutan Tabuik atau Tabut. Tak hanya untuk merayakan tahun baru Islam, tradisi Tabuik ini juga lazim dilakukan untuk memperingati Hari Asyura pada tanggal 10 Muharam. Tabuik diambil dari bahasa Arab yang berarti peti kayu. Tradisi ini dilakukan dengan serangkaian pembuatan Tabuik dari tanggal 1 Muharam sampai tanggal 10 Muharam. Pada tanggal 10 Muharam, Tabuik diarak bersama masyarakat dan kemudian dibuang ke laut.

9. Tradisi Nganggung

Masyarakat di kawasan Pangkalpinang, Bangka, juga memiliki kegiatan dalam menyambut Tahun Baru Islam pada 1 Muharam yang disebut Nganggung. Dalam acara Nganggung, masyarakat datang ke masjid dan membawa dulang berisi makanan dan lauk pauk untuk dinikmati bersama. Selain sebagai ungkapan rasa syukur, tradisi Nganggung juga diselenggarakan sekaligus untuk mempererat tali silaturahmi dan kekeluargaan. Dengan momen makan bersama, masyarakat bisa sekaligus berbincang soal banyak hal.

10. Tradisi Mabit di Masjid

Tradisi menyambut 1 Muharam Tahun Baru Islam di Indonesia yang tak kalah sering ditemukan yaitu kegiatan mabit di masjid. Mabit juga salah satu kegiatan rutin yang digelar masyarakat Jakarta saat menyambut Tahun Baru Islam pada 1 Muharam. Mabit merupakan singkatan dari Malam Bina Taqwa. Biasanya kegiatan ini diisi dengan ceramah agama dengan tujuan untuk melakukan refleksi diri selama berdiam di masjid. Masyarakat juga bisa memperbanyak ibadah saat di masjid seperti mendirikan sholat sunnah, sholat fardhu berjamaah dan juga memperbanyak zikir. (ce1)