Berita Bekasi Nomor Satu

Mengunjungi Pabrik Bakso di Tambelang yang Digerebek Polisi: Ada Rumah hingga Masjid

DITUTUP: Pengendara melintasi rumah makan yang berada di dalam kawasan pabrik pembuatan bakso di Tambelang Kabupaten Bekasi, Kamis (8/8). AR-IESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pabrik bakso yang digerebek oleh Ditreskrimsus Polda Metro Jaya karena beroperasi tanpa izin dan melakukan penipuan terkait penggunaan bahan baku kini telah tutup.

Pada Kamis (8/8), Radar Bekasi mengunjungi pabrik bakso yang terletak di Desa Sukaasih Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi. Pabrik tersebut berdiri di pinggir jalan utama yang menghubungkan Tambelang dengan Sukatani.

Lokasinya berbatasan langsung dengan wisata Danau Samba. Selain pabrik, area ini juga meliputi rumah pemilik pabrik, kontrakan, rumah toko (ruko), masjid, dan sebuah rumah makan yang telah tutup bertahun-tahun.

BACA JUGA: Pabrik Bakso di Bekasi Ganti Daging Sapi dengan Jeroan dan Kerongkongan  

Pabrik ini memiliki dua pintu masuk. Satu melalui ruko yang terletak tepat di depan pabrik dan kedua melalui gerbang wisata Danau Samba. Rumah pemilik pabrik yang berdiri lebih dari dua lantai sangat menonjol di antara bangunan permukiman di sekitarnya. Di luar area pabrik, terdapat lima ruko tambahan yang juga dimiliki oleh pemilik pabrik bakso tersebut.

“Pabriknya di belakang, yang di depan cuma rumah makan. Jalan masuknya ditembok udah lama karena dibikin ruko. Akses masuk dari (dekat,red) masjid,” ucap F salahsatu pemilik warung di depan Pabrik Bakso, Kamis (8/8).

Ketika mencoba memasuki area pabrik melalui pintu masuk di dekat masjid, terdapat pos penjaga di balik gerbang. Akses masuk hanya dibuka satu pintu yang dapat dilalui oleh pejalan kaki dan sepeda motor.

Di dalam area tersebut terdapat sekitar empat pintu kontrakan, beberapa bangunan yang sudah tidak terawat dan Danau Samba yang tertutup oleh pagar batu bata merah. Jalan akses menuju area pabrik pun dalam kondisi rusak.

Beberapa pekerja terlihat merawat salah satu bangunan dan area Danau Samba. Menurut salah satu penjaga, area danau sudah lama tutup dan akan dibuka kembali setelah proses lelang pergantian kepemilikan selesai.

BACA JUGA: KCD Evaluasi Jam Mengajar Guru di Bekasi

Sementara, Kepala Urusan Trantib Desa Sukaasih, Kawih Haryanto, menyatakan bahwa pabrik bakso tersebut telah beroperasi sejak sekitar 2010. Pabrik ini dimiliki oleh warga Madura bernama Muhammad Kamam. Ketika masih beroperasi, pabrik bakso tersebut menyerap banyak tenaga kerja lokal dari berbagai desa seperti Banjarsari, Sukahurip, dan Sukaasih.

“Pabrik bakso itu punya orang madura namanya pak haji Edi Junaedi, cuma sekarang dioper alihin ke Muhammad Kamam, adeknya Edi Junaedi yang kelola sekarang,” ucapnya.

Warga sekitar mengetahui bahwa di dalam area tersebut terdapat pabrik pembuatan bakso yang menghasilkan produk bermerek Samba. Namun, pihak desa tidak mengetahui bahwa pabrik tersebut menggunakan jeroan, bukan daging, dalam produksinya.

“Gak tau kalau masalah itu. Kalau masalah jual beli dioper dijual kemana juga gak tau, bentuknya itu kemasan,” tambahnya.

Selama beroperasi di tengah pemukiman padat penduduk, pabrik bakso dikenal tertutup. Warga sekitar tidak diperbolehkan masuk kecuali karyawan pabrik dan Danau Samba. Kawih memastikan bahwa selama kepemimpinan Kepala Desa Setiaasih yang baru, pabrik tersebut tidak pernah mengurus surat perizinan.

BACA JUGA: Jembatan Cikarang Ditutup Lagi Setelah Uji Coba

“Kalau surat-surat untuk lurah yang sekarang itu tidak ada. Karna kan yang membuatkan surat perizinan baik domisili itu lurah almarhum namanya bapak lurah Royani. Lurah baru tidak pernah membuatkan surat perizinan,” kata Kawih.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, penggerebekan oleh petugas kepolisian dilakukan sekitar tiga bulan lalu. Pihak kepolisian sempat mendatangi Kantor Desa Sukaasih untuk meminta keterangan mengenai operasional dan perizinan pabrik bakso tersebut.

“Kalau pihak dari Polda itu hanya meminta keterangan dari desa karena disitu tertera semua ada rilisan nama-nama tersebut karena kan ada warga kita salahsatu. Cuma namanya di desa itu menanyakan masalah orang, Desa sama sekali gak tau kalau untuk pak lurah kita,” tuturnya.

Meski berada di lingkungan Desa Sukaasih, pihak desa tidak mengetahui apakah pabrik tersebut masih beroperasi. “Kalau untuk perusahaan kurang tau, udah gak produktif lagi, karyawannya juga semua ada nganggur gak kerja. Udah tutup gak ada aktifitas lagi,” tandasnya. (ris)