Berita Bekasi Nomor Satu

Ketua Forkim Mulyadi: Jaga Kota Bekasi yang Toleran, Tolak Politik Identitas

Ketua Forkim, Mulyadi

RADARBEKASI.ID, BEKASI Forum Komunikasi Intelektual Muda Indonesia (Forkim) mengungkapkan fenomena menarik terkait keterlibatan tokoh agama dalam dunia politik praktis, khususnya dalam Pilkada Kota Bekasi 2024.

Ketua Forkim, Mulyadi, menjelaskan bahwa tokoh agama sering kali dijadikan sasaran dan media penting sebagai tim sukses dalam pencalonan tersebut. Fenomena ini bukan hal yang luar biasa dalam konteks politik modern.

“Namun saya menyesalkan pernyataan sikap oknum tokoh agama yang telah memprovokasi memainkan kalimat politik identitas, suku, ras, bahasa dan kebudayaan yang disebarkan berpotensi menimbulkan perpecahan kehidupan masyarakat Kota Bekasi yang toleran,” kata Mulyadi dalam keterangannya, Rabu (18/9).

Alumni UNISMA Bekasi itu menekankan bahwa peran tokoh agama seharusnya menjadi pendorong dan pemberi arah dalam perkembangan politik, ekonomi, dan sosial budaya, sambil tetap menjalankan misi untuk menjaga kebhinekaan dan keberagaman, meskipun mereka mendukung salah satu pasangan calon tertentu.

“Sebagai kota terbaik toleransi ke-2 di Indonesia 2024 kerukunan antar umat beragama, suku, ras bahasa dan kebudayaan di Kota Bekasi seharusnya kita jaga dan merawat secara bersama-sama dengan baik,” kata Mulyadi.

Kota Bekasi, yang dikenal sebagai miniatur kota toleran di Indonesia, memiliki sejarah panjang dalam merawat persatuan di tengah keberagaman. Mulyadi menegaskan bahwa upaya menjaga keberagaman ini harus terus dilakukan, bukan sebaliknya merusak warisan yang telah dibangun oleh para pendahulu.

“Kita tidak ingin Kota Bekasi seperti Kota Depok toleransi rendah. Tercatat, Kota Depok masuk kategori kota intoleran nomor satu di Indonesia 2023  secara berturut-turut seperti yang telah dirilis Setara Institut. ” terang Mulyadi.

BACA JUGA: Sekretaris Golkar Jabar Jelaskan Alasan di Balik Rekomendasi Pencalonan Dani dan Uu di Pilkada Bekasi

Mulyadi juga mengimbau agar para tokoh agama tetap mengambil peran maksimal dan berada di garis depan dalam menjaga NKRI dengan menyebarkan ajaran agama yang mengedepankan toleransi.

“Pada momentum Pilkada Kota Bekasi ini, kita menolak provokasi politik identitas suku, ras, bahasa dan kebudayaan. Politik identitas merupakan salah satu propaganda yang paling mudah dimainkan politisi dengan media dalam membranding paslon tertentu pada kontestasi Pilkada Kota Bekasi,” terang Mulyadi.

“Mari bersama-sama ucapkan selamat datang politik kebhinekaan yang mempersatukan semua komponen kita dengan penghargaan pluralisme yang kokoh, kita cinta Kota Bekasi karena toleransi,” pungkas Mulyadi. (*)