Berita Bekasi Nomor Satu

Program Makan Bergizi Gratis di Kota Bekasi: Sebagian Siswa Ogah Makan Tumis Buncis

LAHAP: Siswa menyantap makan bergizi gratis (MBG) di SDN IV Jatiasih, pada hari Jumat, (10/1). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pekan pertama pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bekasi berjalan lancar namun dengan catatan. Pantauan Radar Bekasi, tak sedikit siswa banyak sekolah yang melaksanakan program ini menanyakan keberadaan susu. Selain itu, sebagian besar siswa, khususnya mereka yang duduk di bangku SD, masih “memusuhi” keberadaan menu sayur.

Suasana ruang kelas III SDN Jatiasih IV jelang dimulainya kegiatan belajar mengajar (KBM) pada Jumat (10/1) lalu, tampak berbeda. Biasanya, para siswa yang kebagian bersekolah siang ini begitu sulit “anteung” sesaat memasuki kelas.

Namun yang terpantau Jumat kemarin, mereka tampak duduk rapi di mejanya masing-masing. Tak lama kemudian, mereka serempak mengeluarkan alat makan yang dibawa dari rumah.

BACA JUGA: Tiga SPPG Beroperasi Dukung Program Makan Gratis di Kota Bekasi

Pandangan para siswa lantas tertuju ke pintu kelas tatkala sejumlah guru masuk membawa belasan ompreng stainless steel berisikan menu makan siang.

Ya, Jumat itu, menu MBG di SDN Jatiasih IV terdiri dari nasi, sepotong ayam goreng, tahu, sayur buncis dan sepotong buah semangka. Diawali dengan melafalkan doa sebelum makan, para siswa pun dengan lahapnya menyantap menu makan siangnya itu. Namun tak sedikit dari mereka yang memilih mendiamkan keberadaan sayur buncis.

Salah seorang orang tua murid yang menunggui anaknya di SDN Jatiasih IV, Nova (38) mengatakan, anaknya memang tidak suka makan sayur. Terlepas dari itu, Nova menuturkan, anaknya menyukai kualitas rasa pada menu lainnya.

“Iya sih, lebih sering anak-anak nggak suka sayur. Jadi sayurnya nggak dimakan,” ungkapnya.

“Tapi enak kok menunya. Cuma ada yang kurang sih, susu. Karena kan kita tahunya dapat susu juga tuh. Sekolah lain sudah ada yang dapat susu juga kita lihat di berita,” ucapnya.

Nova meyakini program ini akan berjalan semakin baik. Sebagai orang tua, ia setuju dengan progam MBG yang dijalankan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran ini gua meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak.

BACA JUGA: Pemprov Jabar Alokasikan Rp1 Triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis

“Ya nanti kan kedepannya pasti ada perbaikan, karena ini baru awal berjalan kan,” sambung Nova.
Pantauan Radar Bekasi, selama sepekan kemarin, menu MBG yang disajikan di sejumlah sekolah di antaranya adalah nasi, olahan ayam, telur, ikan, tahu, tempe, sayur-mayur seperti buncis hingga wortel, serta buah-buahan seperti salak hingga semangka.

Pekan pertama program MBG berjalan di Kota Bekasi juga menyasar siswa SMPN 30 Kota Bekasi di Jatirasa. Dari beragam tanggapan yang diungkap para siswa kepada wartawan koran ini, sorotan sebagian besar dari mereka tertuju pada minimnya porsi.

“Porsinya kurang,” kata salah satu siswa kelas VIII, Manta.

“Potongannya kecil-kecil, terus semoga juga bisa dapat minum gitu,” tambahnya.

Pada pekan pertamanya bergulir di Kota Bekasi, Ahli Gizi dari Universitas Gajah Mada, Toto Sudargo menyatakan, ragam menu yang didapat siswa menurutnya telah memenuhi standar gizi.

“Jika jumlah kalori kurang lebih 700 Kkal, maka sudah terpenuhi. Contoh paling mudah menu 700 Kkal adalah Lunch Box itu (yang ada di dalam menu MBG),” ungkapnya kepada Radar Bekasi.

Sebelumnya, Toto juga menyampaikan beberapa hal penting dalam pelaksanaan MBG ini salah satunya adalah cakupan protein yang saling melengkapi. Dimana ada kandungan karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan buah.

“Yang terpenting saling melengkapi. Jadi tidak usah berpikir apa itu bentuknya, tapi saling melengkapi itu yang paling baik,” ucapnya.

Dapur sehat atau SPPG juga perlu pintar-pintar mendesain atau mengolah berbagai bahan dasar yang digunakan. Variasi menu setiap hari ini penting agar siswa tidak bosan.

Satu lagi yang penting, kata Toto, porsi makanan yang disediakan tidak perlu terlalu banyak. Tapi, rasanya enak dimakan.

Perihal tidak adanya susu di pekan pertama kemarin, Badan Gizi Nasional (BGN) sebelum program ini dimulai menyampaikan bahwa susu diprioritaskan di daerah sentra sapi perah. Hal ini sejalan dengan saran dari ahli gizi UGM agar bahan baku MBG ini disiapkan dari daerah masing-masing untuk memangkas ongkos angkut.

Terkait dengan susu ini, Toto menyampaikan bahwa susu tidak wajib ada di menu MBG setiap daerah. Bahan baku lain yang mengandung protein hewani dapat menggantikan susu tersebut.

“Makanya penting setiap daerah harus ada ahli gizi yang bisa mengkombain bahan makanan yang setiap hari dikonsumsi untuk anak-anak,” tambahnya.

Pelaksanaan pekan pertama MBG di Bekasi kemarin menyasar delapan sekolah di wilayah Kecamatan Jatiasih, mulai dari tingkat TK, SD, dan SMP. Makanan didistribusikan untuk jenjang TK sekira pukul 07:45 WIB, SD sekira pukul 09:00 WIB, dan SMP sekira pukul 12:00 WIB.(sur)

Menu MBG Pekan Pertama di Kota Bekasi :
1. Nasi, ayam (kecap), tahu, sayur tumis (wortel & buncis), salak
2. Nasi, telur (semur), sawi (tumis), semangka
3. Nasi, ikan Dori (goreng tepung), tempe orek, kacang panjang (tumis), semangka/melon
4. Nasi, ayam, tahu, sayur (buncis), semangka

Kandungan gizi pada MBG :
– karbohidrat
– protein nabati
– protein hewani
– serat sayuran

* Total porsi MBG per hari : 3.222 porsi
Sebaran siswa yang menerima MBG :

1. SMPN 30 Kota Bekasi (973 siswa)
2. SDN Jatiasih 3 (610 siswa)
3. SDN Jatiasih 4 (687 siswa)
4. SDN Jatirasa 5 (326 siswa)
5. SDN Jatirasa 1 (446 siswa)
6. TK Al Mukmin (22 siswa)
7. TK Bimmas (45 siswa)
8. TK Al Azkia (113 siswa)

Catatan
– Sebagian besar siswa SD tidak suka sayur (tidak dimakan)
– Masih banyak yang menanyakan susu.
– Porsi MBG untuk siswa SMP dirasa terlalu minim