Berita Bekasi Nomor Satu
Disway  

Kabinet Ramping

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpidato saat pelantikan. -POOL-VIA AFP-

Oleh: Dahlan Iskan

Kian besar negara kian kecil kabinetnya? Anda sudah tahu: 

jumlah menteri baru negara adikuasa Amerika hanya 15 orang. Totalnya menjadi hanya 30 –kalau ditambah beberapa lembaga. Itu pun sudah termasuk jabatan seperti juru bicara Gedung Putih. Juga sudah termasuk jabatan non jabatan: DOGE.

DOGE (Department of Government Efficiency)  memang lembaga baru. Pimpinannya tidak akan disebut sebagai pejabat pemerintah: Elon Musk dan Vivek Ramaswamy –yang terakhir Anda juga sudah tahu: mantan capres hampir jadi pesaing Trump di Partai Republik.

Dua orang kaya itu ditugaskan Presiden Donald Trump untuk merumuskan langkah efisiensi birokrasi. Termasuk lembaga pemerintah pusat yang mana yang harus dibubarkan. Juga, birokrasi mana yang harus dirampingkan. Anggaran mana yang harus dipangkas.

Semua konsep efisiensi itu  sudah harus selesai sebelum hari kemerdekaan Amerika 4 Juli tahun depan.

Keduanya orang swasta. Muda. Kaya. Pekerja keras. Bekerja dengan cepat. Pikiran mereka radikal. Langkah mereka seperti langkah kuda.

Saya menduga salah satu sasaran DOGE pastilah kementerian pendidikan.

Trump bersama tim pemikirnya sudah menyimpulkan kementerian pendidikan harus dibubarkan. Anggarannya terlalu besar. Pendidikan itu sepenuhnya urusan daerah –negara-negara bagian.

Memang Trump masih mengangkat seorang menteri pendidikan: Linda McMahon. Wanita. Dia mantan pejabat urusan usaha kecil dan menengah.

Namun pekerjaan McMahon  adalah meyakinkan semua pihak bahwa rakyat harus diberi kemerdekaan untuk memilih pendidikan masing-masing. Termasuk cara dan metode pendidikannya.

Sudah begitu rampingnya kabinet di Amerika Serikat. Toh masih akan dirampingkan lagi. Agar lebih efisien.

Prinsip yang akan dilawan Trump: banyak jabatan banyak peraturan. Peraturan mengganggu kreativitas dan kebebasan. Rakyat harus lebih merdeka, termasuk merdeka dari pemerintah. Rakyat itu sudah ada lebih dulu sebelum ada pemerintah.

Trump ingin mengurangi sebanyak mungkin peraturan. Kian kecil pemerintahan kian baik. Itu prinsip negara liberal. Juga negara demokrasi.

Nama lembaga baru itu awalnya bikin bingung. Soalnya, jauh  sebelum itu, Elon Musk sudah getol mempromosikan DOGE –bisnis barunya. DOGE yang ini  adalah nama merk uang cryptocurrency yang ditawar-tawarkan oleh perusahaan Elon Musk. Ternyata kini ada DOGE yang sangat berbeda meski di tangan orang yang sama.

Yang juga baru di pemerintahan Trump adalah dibentuknya badan baru di kabinetnya: A.I. & Crypto. Artificial Intelligence dan Crypto, kata Trump, adalah masa depan Amerika. Khususnya untuk membuat Amerika agar tetap punya keunggulan kompetisi.

Diadakannya lembaga DOGE dan A.I./Crypto menunjukkan bahwa prioritas pemerintahan Trump sangat jelas. Harus ada yang khusus memikirkan A.I. dan Crypto.

Lembaga baru ini langsung  berada di bawah Gedung Putih. Pimpinannya sudah ditunjuk. Anda sudah tahu meski belum kenal dengannya: David Sacks. Latar belakang Sacks jelas: ia orang penting dalam tim pencipta sistem pembayaran Paypal. Ia juga termasuk pencipta apps layanan networking Yammer. Bahkan Sacks juga investor penting untuk Uber dan perusahaan Elon Musk seperti SpaceX.

Jelas orang-orang IT kini masuk ke top pengambilan kebijakan pemerintah Trump.

Yang saya belum dapat tahu adalah: bagaimana dengan angkasa luar. Di pemerintahan Trump yang pertama dulu seperti ada perhatian khusus soal angkasa luar. Mumpung belum ada satu pun negara yang memilikinya.

Waktu itu terasa sekali Trump seperti menginginkan Amerikalah yang harus menjadi pemilik angkasa luar. Bahkan sampai diintroduksi pemikiran perlu dibentuknya jenis baru kekuatan militer. Bukan lagi hanya angkatan udara, laut dan darat, harus juga ada angkatan antariksa.

Di pidato pelantikan Trump yang sangat menarik soal angkasa luar tidak disebut. Padahal banyak hal sensitif ia kemukakan. Seperti Amerika keluar dari WHO. Saya sebenarnya ingin menurunkan terjemahan teks lengkap pidato itu. Tapi terlalu panjang.

Mendengar pidato Trump rasanya saya ikut bersemangat: Indonesia harus memikirkan Indonesia agar Indonesia bisa menjadi Indonesia.

Saya mengira soal angkasa luar akan disebut. Ternyata tidak. Angkasa luar masih tetap belum bertuan.

Saya pun tidak jadi membayangkan siapa pun yang akan bepergian ke antariksa harus lebih dulu punya visa Amerika. (*)