Berita Bekasi Nomor Satu

Teman Tuli Semangat Belajar Agama Islam Gunakan Bahasa Isyarat di Masjid Jami’ Al-Jihad Cibitung

MENGAJAR: Usta Soqid mengajarkan teman tuli atau tunarungu di Masjid Jami' Al-Jihad Desa Wanasari Kecamatan Cibitung kemarin. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Untaian kata demi kata mengalir dari tangan teman tuli atau tunarungu yang mengikuti pengajian di Masjid Jami’ Al-Jihad Desa Wanasari Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi.

Tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa mereka memahami apa yang disampaikan oleh ustaz yang menjadi penerjemah bahasa isyarat.

Tidak semua orang dapat menggunakan bahasa isyarat. Namun, bahasa isyarat ini sangat penting bagi para tunarungu untuk berkomunikasi. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, semangat para tunarungu untuk memperdalam ilmu agama tetap luar biasa.

Penerjemah atau pengajar bahasa isyarat,
Ustaz Soqid, menjelaskan bahwa para tunarungu ini belajar mulai dari membaca Al-Qur’an dengan isyarat, mulai dari Iqro hingga Juz Amma serta pelajaran Fiqih. Kementerian Agama juga menyediakan aplikasi khusus yang memudahkan mereka untuk belajar bahasa isyarat.

“Pokoknya mereka belajar agama Islam dengan bahasa isyarat. Mereka pakai Al-Qur’an isyarat. Ada yang baru-baru awal kayak Iqro, kita ada aplikasinya dari Kementerian Agama sama aplikasi Al-Qurannya,” ucap Sodiq kepada Radar Bekasi, kemarin.

Selama bulan Ramadan, pengajian tunarungu diadakan setiap Jumat setelah Ashar, sekitar pukul 16.00 WIB. Soqid menjelaskan bahwa sebagian besar peserta pengajian ini belum memiliki pengetahuan tentang agama Islam.

Namun, hal itu tidak menghalangi semangat mereka untuk belajar dan memahami tujuan hidup yang lebih terang.

“Alhamdulillah pada senang, ada perubahan dari yang tidak bisa baca di sekolah jadi bisa baca. Yang tadi tidak paham hadis-hadis sekarang jadi paham sama agama,” tambahnya.

Sejak berdiri pada 2019, pengajian ini telah diikuti oleh sekitar 150 tunarungu yang ingin memperdalam ilmu agama Islam. Meskipun jumlah peserta sedikit berkurang seiring dengan beberapa dari mereka yang mulai bekerja, pengajian khusus ini tetap menjadi satu-satunya yang ada di Kabupaten Bekasi. Mayoritas muridnya berasal dari Kabupaten Bekasi.

“Sebagian sudah bisa membaca. Kalau yang berprestasi rata-rata pada ngajar. Sebagian sudah ada yang bisa mengajar Sekolah Luar Biasa (SLB) di Cikarang. Ada dua sampai tiga orang lah. Tapi yang lain ada yang kerja juga,” terang Soqid.

Selain pengajian tatap muka di Masjid Jami’ Al-Jihad, Ustaz Soqid juga mengajarkan agama Islam melalui platform media sosial TikTok secara live.

Banyak tunarungu dari berbagai wilayah Indonesia yang mengikuti pengajian daring ini. Sodiq memberikan materi keislaman setiap harinya dalam bentuk video singkat.

Salah satunya adalah program umrah untuk tunarungu. Ia menjelaskan prosedur ibadah umrah, mulai dari berangkat hingga berada di Mekkah, dengan menggunakan bahasa isyarat.

“Selama ini kan kalau umrah tunarungu gak pakai isyarat, ketika pulang tidak mengerti apa-apa. Makanya kita bikin program pakai beberapa isyarat. Saya bikin isyarat dari mulai saya berangkat umrah sampai ke Mekkah, Madinah. Jadi mereka bisa paham,” tandasnya. (ris)