Berita Bekasi Nomor Satu
Bisnis  

Plastik Polikarbonat Disebut Tahan Panas dan Aman Buat Kesehatan

ilustrasi
ilustrasi

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Pakar Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Eko Hari Purnomo, dan Ivan Hadinata Rimbualam, Pakar Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) sebut, bahwa plastik polikarbonat (PC) relatif tahan panas. Titik leleh plastik jenis ini ada dalam kisaran 265 – 267 derajat celcius.

Eko menyampaikan, plastik jenis PC yang mengandung Bisfenol A (BPA) itu digunakan untuk galon air minum salah satunya, karena sifat tahan panasnya. Selain itu, plastik PC juga keras, kaku, transparan, dan mudah dibentuk. Dia pun memastikan, kandungan BPA yang terkandung dalam galon air minum dalam kemasan guna ulang ini sudah dijamin tak membahayakan kesehatan setelah punya ijin edar dari BPOM.

“Dan kami menilai, kecil kemungkinan ada migrasi atau perpindahan BPA dari kemasan galon ke dalam airnya mengingat BPA tidak larut dalam air. BPA bisa larut dalam pelarut organik seperti alkohol, eter, ester, keton, dan sebagainya,” jelas Eko secara tertulis, Selasa (22/3).

Hal ini pun diamini Ivan Hadinata Rimbualam dari Teknik Kimia ITB yang merupakan sosok spesialis supplay chain di Perusahaan FMCG Multinasional. Dalam blognya, dia menulis polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik yang mudah dibentuk dengan menggunakan panas. Dan plastik ini memiliki banyak keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat bening.

“Plastik polikarbonat ini lebih kuat, dan dapat digunakan pada suhu tinggi,” ujarnya.

Mengenai BPA yang menjadi monomer dari pembuat plastik PC. Dia mengatakan, bahwa berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengamati potensi migrasi BPA dari produk-produk polikarbonat ke dalam makanan dan minuman. ” Dari studi-studi ini telah secara konsisten, dan menunjukkan bahwa potensi migrasi BPA ke makanan dan minuman itu sangat kecil, rata-rata lebih rendah dari 5 ppb dalam kondisi ruang,” tuturnya.

Hasil berbagai penelitian, kata dia, juga telah membuktikan bahwa polikarbonat itu adalah plastik yang ringan dan aman digunakan di sebagai bahan produk-produk secara luas, misalnya produk-produk peralatan rumah dan dapur yang melibatkan kontak langsung dengan makanan dan minuman, diantaranya wadah-wadah penampung makanan dan minuman seperti botol minuman, botol bayi, dan tableware.

Penelitian The Japanese National Institute of Health Sciences (Kawamura et al, 1998) melakukan studi sensitif terhadap botol-botol bayi. Karena senyawa yang digunakan dalam prosedur analitik adalah campuran 20% etanol, 4% asam asetat dan heptan, limit pendeteksian BPA ditetapkan 0,5 ppb. Uji dilakukan selama 30 menit pada temperatur 95oC dan dilanjutkan dengan 24 jam pada temperatur kamar. Hasil menunjukkan migrasi BPA lebih kecil dari 1 ppb dan tidak ada BPA yang terdeteksi pada limit deteksi 0,5 ppb. Pengecualian hanya terjadi pada botol baru yang belum dicuci. Jumlah BPA yang termigrasi 3,9 ppb. Setelah pencucian, migrasi BPA turun hingga limit deteksi.

Sementara itu, Marfun staf dari perusahaan produsen kemasan plastik mengutarakan, kalau mau dilihat dari sisi plastiknya sendiri, PC itu untuk meleleh butuh suhu di atas 200 derajat atau sekitar 230 derajat. Makanya, kata Marfun, galon PC ini masih bisa disterilkan sampai suhu sekitar 60 derajat untuk mematikan kuman sebelum digunakan kembali.

Adapun terkait galon PC yang dipertanyakan sering diletakkan para penjualnya di tempat yang terkena matahari. Dia menambahkan, hal itu tidak sampai membuat migrasi BPA menjadi lebih banyak, dan akan tetap sangat kecil sekali, bahkan tidak membuat BPA-nya bermigrasi sama sekali.

“Kalau bicara BPA berbahaya, semua juga tahu itu. Cuma kan ada batas toleransinya. Kalau begitu, ya jangan pakai plastik lah semua, karena semua plastik kan berbahaya,” tambahnya. (mhf)