Berita Bekasi Nomor Satu

Belajar Tani ke Pak Heri di Sukoharjo

Ahmad Syaikhu bersama tim Asyikpreneur mempelajari Integrated Farm di Sukoharjo.

Sebuah kunjungan tak biasa saya lakukan pada Jum’at (14/2). Saya mengajak 16 orang Tim Asyikpreneur untuk belajar tani ke Pak Heri di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Kami berangkat dari Kantor Asyikpreneur  pada Rabu malam. Sengaja lebih awal karena ingin sekalian silaturahim kepada warga Kota Bekasi yang baru sekitar  10 bulan menjabat Kepala Desa Menjing, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Namanya Bapak H. Ahmad Suparyadi, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua LPM Jakasampurna Bekasi Barat.

Seharian penuh kami bersilaturahim dan bertukar pikiran dengan Pak Lurah dan masyarakat desa Menjing, pada Kamis, 13 Februari.

Baru pada keesokan harinya, Tim Asyikpreneur mengunjungi sebuah lokasi pertanian yang dikenal dengan nama Integrated Farm di  Sukoharjo milik inspirator Ir. Heri. Tempat ini kami pilih karena memang Pak Heri berhasil melakukan perubahan pola tani di lahan kering.

Sebagian masyarakat Sukoharjo memanfaatkan lahan pertaniannya hanya satu kali dalam setahun. Selebihnya tanah tidak dapat diolah bahkan pecah-pecah karena ketiadaan air.

Heri tergelitik dan ingin melakukan perubahan. Sarjana lulusan teknik ITB ini akhirnya memutuskan untuk membuat sumur dalam dengan kedalaman sekitar 60 hingga 80 meter untuk mengairi sawah seluas 2 hektar.

Dengan sangat akrab dan terbuka, penggagas integrated farm ini menguraikan berbagai hal terkait proses dan perencanaan serta teknik bagaimana integrated farm tersebut dilaksanakan. Heri memadukan peternakan, perikanan dan pertanian dalam satu wilayah atau area, sehingga seluruh kegiatan terkontrol dan terpadu di lahan seluas 2 ha, tanpa menyisakan lahan kosong yang tidak menghasilkan dan tidak berdaya guna.

Heri mengintegrasikan seluruh kegiatan dengan mengelola air secara efektif, untuk keperluan perikanan, peternakan, dan pertanian. Pertama kali air dipompa ke bak-bak penampungan yang berisi bibit ikan lele yang diletakkan lebih tinggi dari lahan pertanian. Tujuannya tidak lain untuk memanfaatkan air sesuai gravitasi. Tanpa alat pompa, air mengalir secara alamiah dari kolam penampungan yang lebih tinggi ke saluran mina tani sambil membawa limbah kotoran lele. Di saluran mina tani inilah dicampurkan kotoran sapi dan hasil pembakaran jerami dan kotoran ayam sekaligus untuk menambah unsur P dan K yang diperlukan untuk lahan pertanian. Di kolam ini dipelihara juga ikan dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Dari kolam inilah air dimanfaatkan unrmtuk mengairi lahan pertanian.

Bak penampungan sebanyak 65 buah digunakan untuk beternak lele. Setiap bak berisi 3.500 – 4.500 ekor lele.

Dengan manajemen air yang baik ini, Heri bisa menanam padi selama empat kali dalam setahun. Padi yang dihasilkan pun sangatlah baik, mengingat asupan air yang mengandung nutrisi N, P dan K yang memadai. Produktivitas sawahnya pun sangat bagus dengan menghasilkan 9 – 11 ton gabah per hektarnya.

Heri juga memanfaatkan saluran mina tani dengan menanam bawang di atas saluran tersebut, semacam hidroquinon.

Apa yang dipelajari dan diserap oleh Tim Asyikpreneur ini dalam rangka mewujudkan Integrated Asyik Farming di Karawang Jawa Barat  dalam Semoga bisa terwujud dalam waktu dekat. Terima kasih Pak Heri, yang sudah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada kami. (*)