Berita Bekasi Nomor Satu

KH Muhammad Cholil dan KH Bisri Syansuri Layak jadi Pahlawan Nasional

Sebuah kabar gembira saya dapat dari seorang sahabat. Isinya tentang usulan dua ulama besar dan kharismatik untuk menjadi Pahlawan Nasional.

Mendengar itu, tanpa perlu pikir panjang saya sangat mendukungnya.

Betapa tidak. Dua nama ulama tersebut adalah KH Muhammad Cholil atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Cholil Bangkalan.

Satu lagi KH Bisri Syansuri yang dikenal sebagai Ahli Fiqih. Keduanya dari Nahdlatul Ulama (NU).

Saya menilai keduanya sangat pantas menyandang gelar Pahlawan Nasional.

Rekam jejak dua ulama di atas menjadi bukti. KH Cholil dan KH Bisri Syansuri merupakan sosok yang telah banyak memberikan kontribusi penting bagi perjalanan bangsa Indonesia.

KH Cholil misalnya, dikenal sebagai guru dari ulama-ulama besar di Nusantara, seperti KH Hasyim Asyari, Pendiri Nadhlatul Ulama (NU) dan KH Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah.

Beliau juga aktif memberikan dukungan moral bagi perjuangan para santri-santrinya dalam melawan penjajahan Belanda.

Bahkan saya mendapat informasi, ada sebagian kesaksian jika Bung Karno juga pernah sowan kepada KH Cholil. Tujuannya untuk mendapatkan restu dalam perjuangan mengalang kekuatan melawan Penjajah Belanda.

Begitu pula dengan KH Bisri Syansuri. Beliau merupakan Pendiri Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang. Terlibat aktif dalam perlawanan terhadap penjajah sebagai Komandan Markas Besar Ulama.

Pada tahun 1919, KH Bisri Syansuri mendirikan kelas untuk santri perempuan di pesantrennya. Para santri putri itu adalah anak tetangga sekitar yang diajar di beranda belakang rumahnya.

Kiprah kedua ulama panutan tersebut membuat saya sangat mendukung jadi Pahlawan Nasional. Ini sekaligus menunjukkan betapa sangat besarnya kontribusi NU dalam sejarah perjalanan bangsa ini.

Karena itu, istilah Jas Hijau yang dipopulerkan oleh Wakil Ketua MPR RI DR. Hidayat Nur Wahid menjadi sangat relevan.

Jangan sekali-kali lupakan jasa ulama! (*)