Berita Bekasi Nomor Satu

Cara Guru Berikan Materi selama Siswa ”Dirumahkan”

ENYEMPROTAN DISINFEKTAN: Upaya pencegahan penyebaran virus Corona, petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menyemprotkan cairan disinfektan di ruang kelas SMA Negeri 4 Bekasi, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Rabu (18/3).
ENYEMPROTAN DISINFEKTAN: Upaya pencegahan penyebaran virus Corona, petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menyemprotkan cairan disinfektan di ruang kelas SMA Negeri 4 Bekasi, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Rabu (18/3).

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejak Senin (16/3) semua guru di Kota Bekasi harus menyiapkan materi mengajar hingga soal latihan yang harus dikerjakan oleh siswanya. Tidak hanya itu, mereka juga harus mengontrol keberadaan siswa, termasuk memastikan siswa sudah dalam keadaan belajar, tidak bermain, apalagi rekreasi saat belajar di rumah dua pekan ini.

Laporan: Surya Bagus
BEKASI TIMUR

Di satu ruangan laboratorium komputer, barisan guru duduk menghadap komputer yang berada di depan bangku laboratorium. Mereka duduk layaknya siswa sedang belajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau mungkin sedang melangsungkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), duduk berbaris dengan rapih.

Semua nampak teliti memandangi layar monitor masing-masing. Ada yang membuka aplikasi ruang guru, ada yang membuka aplikasi Quipper, platform belajar yang bisa digunakan oleh siswa. Di beberapa layar monitor, terlihat daftar nama siswa, disertai warna yang berbeda di kolom selanjutnya.

Sekolah menyepakati untuk menggunakan kedua platform itu, supaya tidak menyulitkan siswanya.

Salah satu guru Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kota Bekasi, Novianasari (26) memilih untuk menggunakan aplikasi Quipper. Aplikasi ini dipilih lantaran sudah tersedia materi yang akan diajarkan, beserta soal, dan otomatis menilai hasil pekerjaan siswanya.

”Jadi untuk keunggulan Quipper sendiri itu untuk materi itu sudah tersedia, jadi guru itu tinggal mau pilih topik yang mana yang mau diberikan ke siswa,” ungkapnya seraya menatap layar monitor saat dijumpai, Selasa (17/3).

Selain kemudahan itu, aplikasi ini juga dipilih karena mempermudah mengontrol siswa. Ternyata, tanda warna-warni di setiap kolom daftar nama siswa menunjukkan aktivitas siswanya.

Siswa yang belum memulai mengerjakan soal diberi tanda warna pink secara otomatis oleh aplikasi, yang sedang mengerjakan tugas diberi tanda biru oleh aplikasi. Sedangkan yang telah menyelesaikan tugasnya, diberikan tanda hijau oleh aplikasi.

Untuk memfasilitasi siswa yang hendak mengajukan pertanyaan, ia memberikan nomor teleponnya. Tidak jarang juga ia menghubungi orang tua siswa menanyakan aktivitas siswanya yang tak kunjung memulai mengerjakan soal yang ia berikan.

”Selain itu juga dipantau oleh wali kelas masing-masing, jadi tugas yang diberikan kepada siswa itu, diberikan lewat wali kelas (yang memilih menggunakan media WhatsApp group),” lanjutnya.

Berbagai metode dan cara dilakukan oleh para guru. Ditempat yang lain, salah satu wali kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) Margahayu XIII, Rajendra Dewi Kartika Rajasa pagi-pagi sekali harus menyiapkan dokumen Microsoft word-nya untuk diberikan kepada seluruh siswanya melalui WhatsApp group.

Sebagai modal untuk mengerjakan soal, ia memerintahkan siswanya untuk membuka buku mata pelajaran yang telah dipegang oleh semua siswa. Dalam situasi ini, ia dengan tegas meminta kepada seluruh orang tua siswa untuk ikut membantu sumbangsih pengetahuan kepada anaknya masing-masing, tidak berdiam diri.

”Saya di grup WA kelas malah dengan tegas untuk dibantu sumbangan pemikiran dan lain-lain, jangan hanya silent reader,” tegasnya.

Setiap harinya, untuk mengerjakan soal latihan yang diberikan, ia lebih dulu menyepakati durasi waktu yang diberikan. Setelah durasi waktu yang diberikan habis, ia akan memberikn kunci jawaban kepada semua siswa, lalu memberikan bukti dokumentasi soal latihan yang telah dikerjakan.

Lalu, orang tua punya peran apa?. Selain membantu anaknya menjawab soal, orang tua juga diminta untuk mengoreksi hasil pekerjaan anaknya. Ya, sekilas ini sesuai dengan apa yang diminta oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, masa belajar di rumah ini menjadi tanggung jawab bersama.

”Yang sudah selesai japri (chat pribadi) di jam yang ditentukan, saya share kunci Jawaban,” lanjutnya.

Ia menilai, tidak semua anak dapat belajar maksimal dengan cara jarak jauh ini. Anak di usia sekolah dasar seperti siswa-siswinya saat inj membutuhkan bahasa verbal yang lebih jelas. Mungkin berbeda dengan siswa yang duduk ditingkat pendidikan lebih tinggi. (*)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin