Berita Bekasi Nomor Satu

Imbas Corona, Jumlah Pengangguran Berpotensi Meningkat

PERKERJA HARIAN: Sejumlah pekerja harian lepas sedang mengerjakan pembuatan masker melalui di salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pasirgombong, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa (7/4). ARIESANT/RADAR BEKASI
PERKERJA HARIAN: Sejumlah pekerja harian lepas sedang mengerjakan pembuatan masker melalui di salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pasirgombong, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa (7/4). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kondisi beberapa perusahaan yang produksi dan pendapatan-nya mengalami penurunan, termasuk Usaha Kecil Menengah Mikro (UMKM), berpotensi menambah angka pengangguran di Kabupaten Bekasi.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bekasi, Suhup. Kata dia, hasil komunikasi dan koordinasi pihaknya dengan sejumlah perusahaan yang ada di delapan kawasan industri, dampak Virus Corona (Covid-19) mempengaruhi produksi dan pendapatan  mereka.

”Kalau dari hasil musyawarah kami, apabila kondisi seperti ini berlangsung lebih dari sebulan, maka perusahaan sangat berpotensi bangkrut. Namun saat ini kondisi keuangan perusahaan masih stabil, meskipun ada penurunan pendapatan,” beber Suhup, Selasa (7/4).

Namun kata dia, dengan adanya kartu pra kerja dari pemerintah pusat, diharapkan mampu membantu masyarakat jika terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

”Kami juga sudah bersurat ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait kartu pra kerja di Kabupaten Bekasi,” ucapnya.

Menurut Suhup, adanya pemberian kartu pra kerja, diharapkan dapat menanggulangi adanya potensi angka pengangguran apabila banyak perusahaannya tutup karena dampak Covid-19.

”Kami juga saat ini sedang melakukan pergeseran anggaran untuk mengatasi masalah pengangguran yang terdampak Covid-19. Dan ini akan menjadi perhatian kami,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas UMKM dan Koperasi, Iyan Priatna menambahkan, sebanyak 300 UMKM yang sudah terdampak Covid-19, dan berpotensi bangkrut. Karena selama sebulan terakhir, omset para UMKM turun drastis. Hal ini disebabkan permintaan order juga berkurang.

”Untuk sementara ada 300 UMKM yang terdampak, dan angka itu berpotensi akan bertambah. Sebab, kami belum melakukan pendataan ulang dan meninjau secara langsung ke lapangan,” tuturnya.

Lanjut Iyan, beberapa UMKM yang terdampak, diantaranya yang bergerak dalam bidang kuliner, asesoris, fasion maupun jasa.

”Dalam menanggulangi masalah tenaga kerja, kami akan bekerjasama dengan Disnaker untuk mendapatkan kartu pra kerja. Karena setiap pelaku UMKM pasti mempekerjakan beberapa tenaga kerja lepas harian. Oleh sebab itu, kami lebih awal mempersiapkan berbagai hal untuk mengantisipasi-nya,” pungkas Iyan. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin