Berita Bekasi Nomor Satu

Sejumlah Warga Tetap Nekat Mudik

TUNGGU BUS: Sejumlah warga yang hendak mudik sedang menunggu bus di Terminal Cikarang, Desa Kalijaya, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Senin (13/4). ARIESANT/RADAR BEKASI
TUNGGU BUS: Sejumlah warga yang hendak mudik sedang menunggu bus di Terminal Cikarang, Desa Kalijaya, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Senin (13/4). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Meski sudah ada imbauan agar warga (perantau) tidak pulang kampung (mudik), tapi sebagian masih ada yang tetap mudik dengan berbagai alasan. Salah satunya, kepentingan mendadak serta memilih tinggal di kampung selama masa pandemi Covid-19.

”Saya sudah mengetahui ada imbauan dari pemerintah agar tidak pulang kampung, namun dengan kondisi seperti ini, lebih baik di kampung, karena sekarang tidak bisa bekerja,” kata salah satu pemudik, Rifky Anwari (43), kepada Radar Bekasi, Senin (13/4).

Ia mengaku, dirinya akan pulang ke kampung halaman-nya di Tasik Malaya. Dan untuk mengelabui petugas saat pemeriksaan di daerah perbatasan. Rifky tidak membawa banayak barang.

“Ada juga rasa takut kalau disuruh kembali, sebab keluarga ada di Kampung, sedangkan di Bekasi tidak bisa kerja. Apalagi sebagai pedagang, tidak bisa jualan, oleh sebab itu saya memilih pulang kampung saja. Karena biaya hidup di kampung lebih murah dan bisa kumpul dengan keluarga,” bebernya.

Sementara itu, salah satu sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Suparman (46) mengaku, tidak ada libur dari perusahaan tempat-nya bekerja, meski adanya imbauan dari pemerintah bagi perantau untuk tidak pulang kampung.

”Jurusan bus yang saya bawa ini sampai Pangadaran, tapi selama masa pandemi Covid-19, hanya sampai Banjarsari. Karena untuk ke Pangandaran sudah tidak bisa masuk, sebab ada penolakan dari masyarakat sekitar,” terang Parman.

Ia menjelaskan, kendaraan yang dibawa-nya biasa memuat 30 orang. Namun karena masa pandemi, meskipun ada penumpang yang naik,  bus hanya mengangkut paling banyak 15 orang penumpang.

”Kondisi penumpang-nya memang sepi sekali, paling banyak saat ini hanya membawa 8-15 orang. Lebih dari 25 orang, saya juga tidak berani, daripada disuruh kembali lagi,” ucap Parman. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin