Pandemi Corona belum dapat diprediksi kapan akan berakhir. Sementara itu, dampaknya sudah sangat terasa di berbagai sektor.
Krisis kesehatan dan ekonomi sudah terjadi. Ke depan, krisis pangan berpotensi hadir.
FAO sudah menyatakan wabah Covid-19 dapat memengaruhi keamanan pangan global. Pasalnya, pandemi ini telah mengganggu ketersediaan tenaga kerja dan rantai pasokan.
Dalam situs resminya, FAO menilai ada risiko tinggi krisis pangan kecuali diambil tindakan cepat untuk melindungi mereka yang paling rentan, menjaga rantai pasokan pangan global tetap hidup dan mengurangi dampak pandemi di seluruh sistem pangan.
Menghadapi kemungkinan potensi tersebut, kita perlu melakukan langkah-langkah antisipasi. Agar ketika itu terjadi, kita telah siap.
Memang suasana sulit bisa membuat seseorang frustasi. Tetapi di sisi lain, keadaan seperti ini bisa juga melahirkan kreativitas. Contohnya banyak.
Saat Work From Home (WFH) ada yang kreatif menyusun meises ke roti tawar sehingga terlihat indah. Acara-acara online juga kian semarak. Kita tidak tahu persis kapan wabah ini akan berlalu.
Dengan tidak ada kepastian tersebut, terlalu berat menyelesaikan dampak Covid-19 hanya dengan menunggu aksi dari pemerintah pusat dan daerah. Semua harus bergerak, kreatif, khususnya dalam upaya menjaga ketahanan pangan kita.
Oleh karena itu, saatnya memanfaatkan sisa-sisa lahan di pekarangan kita untuk menanam dan memelihara apa yang bisa kita konsumsi. Cara-cara semacam ini dapat dilakukan dalam skala kolektif.
Maksudnya adalah dilakukan oleh masyarakat, melibatkan masyarakat dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh sederhana, ada seorang teman yang setiap hari membibitkan kangkung. Setelah besar, dia tawarkan ke tetangga, siapa yang mau ambil silakan. Gratis!
Dia juga memelihara lele kemudian setiap panen berbagi dengan tetangga. Ada juga sekelompok masyarakat yang kreatif untuk memenuhi seluruh kebutuhan mereka. Ada yang membuat sambel Pecel Madiun, ada yang menyiapkan beras sehingga sebagian besar kebutuhan mereka dipenuhi oleh warganya sendiri.
Langkah-langkah kreatif yang bersifat kolektif dan sosial ini harus segera dilakukan. Tidak boleh ditunda-tunda. Sebab kondisi krisis pangan sudah di depan mata. Kita harus optimistis ini semua akan dapat kita lalui. Dengan kesunggguhan dan kebersamaan.
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ
’’Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.’’ (QS. Al Ankabut: 29).
Rasulullah SAW bersabda: “Kalau kamu tahu besok akan terjadi hari kiamat dan di tanganmu masih ada bibit maka tanamlah…”
Ayo optimistis dan kreatif. Insya Allah akan ada jalan keluar yang Allah berikan. Aamiin. (*)