Berita Bekasi Nomor Satu

Omset Pedagang Masker Dadakan Tembus Rp 400 Ribuan

PILIH MASKER: Seorang warga sedang memilih masker yang hendak dibeli di Jalan Raya Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Selasa (28/4). ARIESANT/RADAR BEKASI
PILIH MASKER: Seorang warga sedang memilih masker yang hendak dibeli di Jalan Raya Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Selasa (28/4). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pedagang masker dadakan yang menjamur diantara Kabupaten Bekasi dan Karawang, wilayah Kedung Waringin meraup keuntungan dari ramainya pengendara yang masih berlalu-lalang.

Padahal, di wilayah tersebut saat ini telah dibrlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi untuk memutus rantai penyebaran virus corona (Covid-19)

Fendi Hidayat pedagang masker dadakan yang menjajakan masker di Jalan Raya Kedungwaringin itu mengatakan, dalam satu hari bisa menjual tiga sampai empat lusin masker dengan keuntungan mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 400 ribu.

“Awal-awal bisa laku tiga sampai empat lusin. Kalau sekarang rata-rata hanya 15 masker perhari. Dan paling sedikit dapat keuntungan Rp 100 ribu perhari,” ucapnya saat dimintai keterangan di pos penyekatan, Selasa (28/04).

Kata dia, sejauh ini para pengendara yang tidak menggunakan masker saat melintas merasa sangat tertolong. Sebab, pengendara yang tidak menggunakan masker akan diminta putar balik. Namun karena dirinya berjualan masker di pos penyekatan tersebut, para pengendara tidak harus memutar balik jauh, karena bisa membeli masker di tempatnya. Untuk harga masker sendiri, dia menjual Rp 10 ribu.

“Saya menjual masker di pos penyekatan ini untuk menolong pengguna jalan yang tidak menggunakan masker atau lupa, sehingga distop dan diminta putar balik. Kalau saya berjualan disini, pengguna jalan tersebut tidak akan diputar balik. Jadi sama-sama diuntungkan,” beber Fendi.

Ayah satu anak ini mengakui, sebelum memutuskan berjualan masker, dirinya berjualan mainan anak-anak dengan cara berkeliling ke sekolah-sekolah. Namun saat diliburkan-nya anak-anak sekolah, dirinya kesulitan menjual mainan, sampai akhirnya memutar otak untuk berjualan masker.

“Sebelumnya jualan mainan di sekolahan. Tapi karena sekolahan diliburin, makanya saya sekarang jualan masker sejak  tanggal 15 April,” terangnya.  (pra)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin