Berita Bekasi Nomor Satu

Siswa dan Guru Pengin KBM Normal

Radarbekasi.id – Guru dan siswa dari sekolah di Kota Bekasi pengin Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dapat kembali normal. Mereka sudah jenuh dengan proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui daring (online).

Namun, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan, kegiatan belajar mengajar pada tahun ajaran 2020/2021 di tengah pandemi Covid-19, masih dilakukan dari rumah. Tahun ajaran baru tersebut akan dimulai pada Juli 2020 mendatang.

Kepala SDN Jatiasih VIII Kota Bekasi Syamsudin mengatakan, siswa, guru, maupun orang tua murid pengin agar KBM dapat kembali di sekolah. Oleh karena itu, pemerintah pusat mesti serius menilai kondisi terkini penanganan Covid-19.

“Jika saya mendengar keinginan siswa, guru dan wali murid. Mereka semua ingin pembelajaran secara normal atau tatap muka. Oleh karenanya Kemendikbud harus benar-benar update terkait penanganan Covid-19, sehingga harapan mereka belajar secara normal bisa cepat-cepat terealisasi,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (9/6).

Sejak pandemi Covid-19 melanda, kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah. Menurut Syamsudin, PJJ secara daring yang berlangsung terus menerus sangat berpengaruh terhadap pencapaian belajar siswa SD.

Sebab, lanjut dia, tidak efektif. Penyampaian materi tanpa tatap muka membuat siswa sulit memahami. Akibatnya, guru pusing memberikan nilai mata pelajaran.
“Tidak efektif karena banyaknya kendala dalam proses PJJ ini. Kemudian dengan KBM di rumah juga membuat siswa tidak tumbuh kematangan mentalnya, karena usia SD yang sangat butuh bersosialisasi dengan teman sebayanya,” katanya.

Hal senada disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMPN 35 Kota Bekasi Amnil Wahidah. Ia sepakat pembelajaran yang dilakukan daring secara terus menerus sangat berpengaruh terhadap pencapaian siswa.

Menurutnya, PJJ kurang efektir dan menemui sejumlah kendala dalam pelaksanaannya. “Siswa kurang bertanggung jawab dengan tugas karena guru tidak mengawasi siswa satu persatu. Kemudian kapasistas siswa dalam mengerjakan tuga sekolah juga sangat terbatas dengan alasan kuota juga Hp sebagai fasilitas pengerjaan tugas,” jelasnya.

Namun demikian dikatakannya, keputusan Kemendikbud saat ini tidak salah. Sebab, situasi dan kondisi saat ini tidak memungkinkan siswa belajar di sekolah.

Salah satu wali murid SMP PGRI 2 Kota Bekasi Emi Srimiwati mengungkapkan, besar harapannya proses pembelajaran dapat berjalan dengan normal tanpa PJJ. Proses pembelajaran daring yang saat ini sudah berjalan cukup lama membuat sosialisasi siswa berkurang, sehingga motivasi dalam belajar cukup berpengaruh.

“Kita orang tua sih penginnya anak bisa melaksanakan proses pembelajaran secara normal kembali. Karena kalo dilakukan terus menerus secara daring, motivasi siswa dalam belajar juga berkurang,” katanya. (dew)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin