Berita Bekasi Nomor Satu

Destinasi Wisata Tercemar

DIKELUHKAN: Warga berkunjung di kawasan Wisata Curug Parigi yang tercemar limbah di Kelurahan Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Senin ( 20/7). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI
DIKELUHKAN: Warga berkunjung di kawasan Wisata Curug Parigi yang tercemar limbah di Kelurahan Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Senin ( 20/7). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Salah satu destinasi wisata Kota Bekasi, Curug Parigi, kembali tercemar limbah. Air hitam pekat dan berbuih terlihat di salah satu lokasi wisata yang kini tengah ramai dikunjungi warga.

Kondisi itu tentunya merusak keindahan salah satu lokasi wisata alam yang berada di Kelurahan Cikiwul, Bantargebang Kota Bekasi ini.

Warga sekitar mengatakan bahwa keberadaan limbah yang mengotori aliran Kali Bekasi ini sudah terjadi tiga hari terakhir.

Pencemaran yang terjadi membuat air menjadi hitam, berbuih, dan mengeluarkan bau tidak sedap, terutama pada malam dan pagi hari.

“Sering mah engga, kalau banjir (musim hujan) mah nggak ketahuan, kalau banjir juga sebenarnya dia (pabrik) buang, cuma nggak keliatan,” ungkap Ketua RW 06, Kelurahan Cikiwul, Acam ketika dijumpai di lokasi, Senin (20/7).

Meskipun dicemari limbah, area Curug Parigi ini menurut Acam masih didatangi banyak pengunjung. Namun, mereka tidak bisa bermain air di area Curug. Limbah tersebut juga membuat ikan disepanjang aliran sungai mati.

“Di jembatan satu itu banyak juga yang mati, ikan-ikan putihnya, ikan mujaer, tawes, kalau disini baru celeng (mabuk) aja ikannya belum mati,” jelasnya.

Sementara itu, Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi telah mengambil sampel air untuk kembali diteliti. Kemarin, DLH Kota Bekasi telah menelusuri aliran Kali Bekasi menuju ke arah hulu, Kabupaten Bogor.

Mulai dari perbatasan Kota dan Kabupaten Bekasi hingga area Kota Wisata. Air nampak hitam dan berbau hingga kawasan perumahan Limus, Kabupaten Bogor. Sementara air kembali terlihat normal di kawasan Kota Wisata.

“Di Perumahan Limus ada di Kabupaten Bogor. Disitu sudah mulai tercampur hitam,” terang Kepala UPTD Laboratorium Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi, Arif Sembada Rahman.

Arif menyebut, kondisi air sepanjang penelusuran hingga di kawasan perumahan Limus nampak hitam dan bau tidak sedap. Pihaknya juga memantau kondisi air di area Bendung Prisdo, kondisi air dilaporkan masih normal sekira pukul 13.30.

Saat ini, sampel yang telah diambil di beberapa titik akan kembali dilakukan pengujian di laboratorium. Pantauan Radar Bekasi tepat di lokasi curug, buih berwarna putih terlihat pada aliran air yang lebih rendah. Buih terus bertambah seiring turunnya air dari permukaan yang lebih tinggi. Beberapa kali berterbangan ditiup angin, di area sekitar juga tercium bau tidak sedap.

Terpisah, Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C), Puarman menyebut pencemaran semakin parah terjadi sejak tahun 2018. Pencemaran disebut oleh Puarman terjadi sepanjang tahun, namun semakin terlihat ketika debit air kecil pada musim kemarau.

Pihaknya juga sudah melakukan penelusuran, mulai di jembatan Wika, kondisi air belum nampak hitam, bau, dan berbuih. Semakin kearah hilir, sampai di jembatan Cikuda, air belum nampak hitam, namun sudah berbau tidak sedap.

Sampai di jembatan Kota Wisata, kondisi air belum hitam, namun sudah berbau tidak sedap. Air nampak hitam dan berbau pada aliran air mulai dari jembatan Cikuda hingga Curug Parigi.

Dijelaskannya, peninjauan dan uji lab sudah dilakukan baik oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor hingga ombudsman RI menyerahkan pengelolaan sungai Cileungsi kepada DLH Provinsi Jawa Barat.

Pihaknya mendesak, pemeriksaan lebih detil dengan uji sampel pembuangan limbah pabrik di bantaran sungai. “Semua aliran dari pabrik harus diperiksa satu persatu,” ungkapnya.

Ia mengusulkan, cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pemeriksaan dan menyelesaikan permasalahan ini dengan membuat sekat di setiap jembatan yang selama ini menjadi batas penelusuran. Perbedaan kandungan air pada setiap bidang ini harus diperiksa lebih lanjut.

Puarman juga mendesak hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan diungkap kepada masyarakat sekitar, bertujuan agar masyarakat mengetahui apa yang terjadi pada aliran sungai dan melakukan pengawasan.

“Sebagai bukti kerja pemerintah KP2C meminta hasil laboratorium itu dibuka untuk umum, jadi tidak hanya kalangan terbatas yang bisa lihat, sehingga semua bisa ikut mengontrol,” tandasnya.(sur)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin