Berita Bekasi Nomor Satu

Komitmen Adalah Kunci

Daisy Salsabilah
Daisy Salsabilah

Radarbekasi.id – Daisy Salsabilah (20) merupakan mahasiswa program studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Gadis yang tinggal di daerah Mustika Jaya ini memiliki banyak kegiatan.

Sejak masih duduk di bangku SMA, dirinya sudah aktif dan berprestasi dalam bidang karate, tari tradisional, dan floorball. Dais-begitu ia disapa-merupakan salah satu dari 467 penari yang tampil dalam acara Opening Ceremony Asian Games tahun 2018 yang digelar di tanah air kala itu.

Dalam seni bela diri karate, dirinya berhasil menyabet Juara 1 Kategori Kumite Junior Putri kelas -59 kilogram dalam ajang Bekasi Open Karate Championship 2016 dan dalam olahraga floorball dirinya berhasil menjadi salah satu punggawa Tim Nasional Putri Floorball Indonesia yang berlaga di ajang SEA Games ke-30 di Filipina tahun lalu.

Mahasiswi yang pernah bersekolah di SMA Negeri 2 Kota Bekasi ini menuturkan mulai menjalani karate saat usianya masih 11 tahun. Semua berawal ketika ia sering melihat temannya latihan bela diri tersebut.

“Aku tekunin sampai kelas 11,” ungkapnya.

Sedangkan tari tradisional mulai dipelajar saat dirinya kelas 7. Ketika itu, ia belajar Tari Bali karena keinginan mamahnya yang ingin sekali melihat ia menjadi penari.

“Tapi akhirnya akunya sendiri suka, terus punya keinginan bisa nyoba semua tari tradisional Indonesia yang sampe sekarang masih aku tekunin,” imbuhnya.

Sementara floorball, mulai digeluti Dais dari kelas 10 karena bosan dengan karate. “Di SMA ku waktu itu ekskul floorball ini baru bikin tim perempuan pertamanya jadi aku penasaran mau ikutan, keterusan sampai kuliah karena di kampus aku sekarang tim floorball-nya jalan dan bagus,” katanya.

Dais yang saat ini suka mendengarkan aliran musik K-Pop mengatakan komitmen adalah kunci dirinya bisa bertahan menjalani pendidikan dan kegiatan non-akademiknya tersebut.

“Dari masih sekolah itu paling bagi waktunya dengan manajemen waktu yang baik sih, aku padetin semua jadwal kegiatan dan ngejalanin semaksimal mungkin,” ungkapnya.

Yang utama, lanjut dia, sekolah terlebih dahulu. Setelah itu kegiatan non akademik. Untungnya kegiatan non akademik tak pernah bentrok, selalu berjalan lancar.

“Tapi kalo ada momennya bentrok aku usahain biar bisa ngejalanin kegiatan-kegiatan yang bentrok itu dengan cara gantian, intinya komitmen sih sama kegiatan yang udah diambil,” tukasnya.

Dais mengaku masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kemarin sangat berpengaruh pada semua kegiatannya yang biasa dilakukan secara tatap muka, tapi dirinya sudah bersyukur di masa adaptasi kebiasan baru sekarang ini beberapa kegiatannya sudah mulai bisa berjalan lagi seperti latihan menari yang tetap memperhatikan protokol kesehatan. (mg1)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin