Berita Bekasi Nomor Satu

PSBB, Good Looking dan Silang Pendapat yang Tak Elok

Rencana Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menuai kontroversi. Pro kontra menguak. Publik pun disajikan silang pendapat tak elok.

Seperti diketahui, Anies menarik ‘rem darurat’. Kebijakan ini akan diterapkan pada Senin, 14 September 2020. Dasar pertimbangannya karena kasus positif di Jakarta yang terus meningkat. Bahkan dalam beberapa hari terakhir setiap hari ada 3000 an kasus.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Pusat sudah 214.746 jiwa yang positif. Sedangkan yang meninggal 8.650 orang. Pertambahan per hari untuk yang terpapar antara 2000 dan 3000 an orang.

Langkah penerapan PSBB total mendapat respons dari beberapa menteri. Di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Dia tak sependapat dengan kebijakan tersebut karena hanya akan membuat ekonomi kembali terpuruk. Padahal, belakangan roda perekonomian sudah mulai bergulir. Perdebatan soal mana yang lebih dulu antara kesehatan dan ekonomi pun merebak.

Saya prihatin dengan kondisi ini. Saat pandemi belum berakhir dan justru seakan tak tertangani dengan tepat, para pemimpin bangsa ini justru bersilang pendapat. Ironisnya, isinya soal hal yang seharusnya tak perlu diperselisihkan.

Ingatkah kita dengan pesan Presiden Jokowi pekan lalu? Beliau meminta kita untuk mengedepankan kesehatan dibandingkan penyelamatan ekonomi.

Ingatkah kita dengan ratusan tenaga kesehatan dari dokter hingga perawat yang wafat?

Ingatkah kita dengan ribuan nyawa rakyat yang telah jadi korban pandemi?

Yang memprihatinkan lagi, kita seolah cuek dengan fakta. Bahwa ada 59 negara yang menolak datangnya WNI ke negara mereka. Negara-negara tersebut khawatir WNI membawa masuk virus Corona. Sehingga mereka menutup pintu rapat-rapat bagi WNI.

Di mata negara-negara tersebut, wajah Indonesia sedang tidak good looking. Tidak enak dipandang mata. Menakutkan dan menyeramkan.

Anehnya, kita malah asyik masyuk berdebat. Kesehatan dulu atau ekonomi dulu? Aneh bukan?

Ekonomi tak akan pernah pulih jika pandemi masih terus terjadi. Nyawa rakyat tak bisa dikembalikan. Namun ekonomi dapat kita pulihkan.

Karena itu, sekali lagi saya tegaskan, tak pada tempatnya kita silang pendapat soal ini. Sungguh tak elok dipandang mata. Sebab nyawa rakyat terus terancam oleh serangan virus.

Hentikan perdebatan… (*)