TIGA hari penuh saya melakukan Safari Pemenangan Pilkada 2020 di Sumatera Barat dan Riau, dari Jum’at-Ahad, (6-8/11). Di sela-sela padatnya agenda kegiatan, saya sengaja mengalokasikan waktu untuk bertemu ulama di dua provinsi tersebut.
Alhamdulillah niat saya terwujud. Di Sumbar, saya menemui Ketua Umum MUI setempat, Buya H. Gusrizal Gazahar, Lc, M.Ag. Pertemuan berlangsung di malam hari. Penuh kehangatan. Saya merasakan kharisma Buya saat bertemu dan berdiskusi. Banyak hal yang kami bicarakan. Ditemani secangkir kopi panas Bukuttinggi yang kian menghangatkan suasana.
Dari Buya Gusrizal saya mendapat pencerahan bahwa MUI Sumatera Barat lahir tujuh tahun sebelum MUI Pusat. Semangat bersatunya ulama Sumatera Barat dibawa oleh Buya Hamka, kemudian terbentuklah MUI Pusat dan menyebar ke seluruh Indonesia.
Di Riau, saya juga menemui banyak ulama. Kami berbincang-bincang. Banyak masukan dan saran kepada saya dan keluarga besar PKS. Sementara itu, saya menyampaikan bahwa membangun peradaban dan Indonesia bukan pekerjaan mudah dan tidak bisa dilakukan sendiri. Semangat untuk mewujudkan cita-cita nasional harus dilakukan melalui kerjasama berbagai elemen.
Saat ini cita-cita nasional yang dirumuskan founding father Republik belum terlihat. Misalnya semangat memajukan kesejahteraan umum. Saat ini justru terlihat kesenjangan yang besar antara si kaya dan si miskin. Sebab itu diperlukan gagasan besar untuk bersama menuntaskan persoalan bangsa.
Ide dan gagasan besar ini tidak bisa dilakukan sendiri. Saya mempersilahkan untuk memanfaatkan PKS sebagai saluran perjuangan, sebab PKS ini punya kita semua. Silahkan bersama dengan PKS kita songsong masa depan Indonesia yang lebih baik.
Di akhir safari saya di Riau, saya secara khusus menemui Dr. H. Musthafa Umar, Lc, MA. Beliau ulama kharismatik dan produktif menulis buku. Beliau telah menulis 26 judul buku. Saat ini sedang menyelesaikan Tafsir Al-Ma’rifah. Banyak wejangan yang beliau berikan.
Bagi saya dan keluarga besar PKS, ulama adalah sosok guru. Mereka memiliki kedalaman ilmu agama. Mampu melihat situasi dengan mata batin atau bashirah. Kepada mereka inilah kita patut untuk berguru dan mengambil banyak hikmah.
Karena itu, sejak awal partai ini berdiri dan hingga hari ini, PKS akan selalu bersama ulama. Bergandengan tangan untuk mengawal dan memperjuangkan agenda keumatan dan kebangsaan dalam bingkai Pancasila dan NKRI.
Ini juga sesuai pesan Buya Mustafa kepada kami:
“Insya Allah sejauh ini apa yang dilakukan PKS sudah bagus, dapat sambutan dari masyarakat. Kita doakan PKS untuk istiqomah dan berjaya. Keberpihakan kepada umat harus tetap dilakukan. Suasana ini kan berubah-ubah. Tapi kita punya prinsip dan idealisme.
PKS harus terus bersama umat.”
Salam ta’zhim kami untuk seluruh ulama di Tanah Air. (*)