Berita Bekasi Nomor Satu

Guru Diberi Keleluasaan Mengajar

Guru
ILUSTRASI: Guru sekolah swasta di Kota Bekasi mengikuti bimtek. Dalam kurikulum masagi, guru diberi keleluasaan dalam mengajar sesuai kebutuhan siswa sehingga dapat mencapai kebahagiaan. ISTIMEWA
Guru
ILUSTRASI: Guru sekolah swasta di Kota Bekasi mengikuti bimtek. Dalam kurikulum masagi, guru diberi keleluasaan dalam mengajar sesuai kebutuhan siswa sehingga dapat mencapai kebahagiaan. ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kurikulum masagi akan diterapkan mulai semester genap tahun pelajaran 2020/2021 bagi satuan pendidikan tingkat SMA, SMK dan SLB di Jawa Barat. Dalam kurikulum ini, guru diberi keleluasaan dalam mengajar sesuai kebutuhan siswa sehingga dapat mencapai kebahagiaan.

Kepala Seksi Pengembangan Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Firman Oktora menjelaskan, kurikulum masagi merupakan model implementasi kurikulum nasional dalam kondisi khusus. Dengan pembelajaran berbasis aktivitas dan kontekstual memberikan fleksibilitas sesuai khas budaya di Jawa Barat.

“Jadi konteks dari kurikulum masagi ini adalah proses pembelajaran yang berbasis nilai-nilai, Niti Surti, Niti Harti, Niti Bukti dan Niti Bakti,” jelasnya kepada Radar Bekasi, Rabu (30/12).

Niti Surti merupakan suatu kepekaan yang akan menimbulkan kepedulian yang artinya siswa akan lebih peka terhadap kondisi di sekitarnya. Sedangkan Niti Harti mencoba mengerti dan memahami pengetahuan di lingkungan sekitar.

Adapun Niti Bukti yakni siswa dapat membuat sebuah karya nyata dari proses pembelajaran. Sedangkan Niti Bakti suatu karya yang dapat dipersembahkan langsung kepada masyarakat.

“Pada tahap Niti Bakti ada nilai yang dijadikan ukuran pembelajaran bermakna. Segala sesuatu yang dihasilkan melalui proses pembelajaran seyogyanya memiliki kebermaknaan, bermanfaat untuk dirinya dan lingkungan sekitarnya,” tuturnya.

Kurikulum masagi berorientasi pada kebahagiaan siswa. Oleh karena itu, guru diberikan keleluasaan dalam melakukan kreativitas dan inovasi pembelajaran. Hal ini selaras dengan program Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Kurikulum ini sama saja dengan kurikulum nasional, cuma nanti disitu ada kompetensi dasar yang esensial dalam proses pembelajarannya sesuai dengan konteks di lingkungan sekolah masing-masing. Yang berarti kurikulum ini merupakan kurikulum fleksibel, tetapi khas Jawa Barat,” paparnya.

Menurutnya, di Jabar terdapat budaya Sunda, Betawi, dan Cirebonan yang memiliki khasan daerah masing-masing. Dalam implementasi pembelajaran, salah satu contohnya siswa dapat membuat project bels learning yang berarti berkolaborasi terhadap kompetensi dasar (KD) yang beririsan. Dari 5 mata pelajaran guru dapat menugaskan siswa dalam 1 project.

“Jadi analisisnya sesuai dengan budaya di lingkungan setempat. Intinya kita memberikan keleluasan secara kreatif untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa untuk mencapai kebahagiaan siswa,” katanya.

Disdik Provinsi Jabar sudah membuat panduan dan melakukan sosialisasi terkait kurikul masagi ke masing-masing Kantor Cabang Dinas (KCD). Setelah itu sosialisasi dilanjutkan oleh KCD wilayah bersama dengan pengawas ke satuan pendidikan. Pendampingan akan terus dilakukan oleh Disdik Provinsi Jabar.

“Sosialisasinya akan disampaikan melalui KCD masing-masing kepada pihak sekolah, waktunya disesuaikan oleh wilayah masing-masing. Intinya kita tetap melakukan pengawasan,” katanya.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Bekasi Ekowati mengungkapkan, pihaknya sangat mendukung kurikulum masagi sebagai kurikulum berbasis karakter yang berdasarkan kearifan muatan lokal Jabar.
Menurut perempuan yang menjabat sebagai Kepala SMAN 1 Kota Bekasi ini, kurikulum masagi sangat tepat bila diterapkan untuk tingkat SMA. Sebab kurikulum tersebut secara tidak langsung akan menjembatani kebutuhan peserta didik di bidang akademik dan life skill.

“Nantinya siswa siap untuk terjun di masyarakat setelah lulus nanti,” ucapnya.

Kearifan lokal merupakan hal yang perlu diketahui oleh seluruh generasi penerus bangsa. Melalui kurikulum masagi, akan membantu siswa mengenal dan mengetahui kearifan muatan lokal yang dimiliki oleh Jabar.

Selain itu siswa dapat lebih peka dengan budaya yang ada di lingkungan sekolahnya. “Intinya kurikulum ini sangat baik diterapkan bagi para siswa sebagai generasi penerus bangsa,” ucapnya.

Sekretaris MKKS SMA Kabupaten Bekasi Sayuti mengatakan, saat ini sosialisasi terkait kurikulum tersebut memang belum sampai kepada seluruh sekolah di Jawa barat.

“Sosialisasi kurikulum masagi tersebut sepertinya belum sampai secara menyeluruh,” ucapnya.

Namun pada prinsipnya ia menyampaikan, kurikulum masagi merupakan salah satu bentuk implementasi kurikulum nasional berbasis karakter dan based learning dengan menyertakan kearifan lokal Jabar. Selain itu kurikulum masagi terkait pendidikan karakter berbasis budaya Jabar dapat di implementasikan untuk seluruh mata pelajaran di tingkat SMA, SMK dan SLB.

Menurutnya, kurikulum masagi menjembatani kebutuhan pembelajaran di bidang akademik dan life skill. Hanya saja life skill dan pendidikan karakternya lebih di tekankan atau diselaraskan dengan muatan lokal Jabar.

“Memang seharusnya nilai-nilai kedaerahan harus mendapat tempat dalam pembelajaran,” pungkasnya. (dew)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin