Berita Bekasi Nomor Satu

Menarget Kualitas SDM Indonesia Maju

Abdul Latif, S.Pd, M.Pd
Abdul Latif, S.Pd, M.Pd

PANDEMI Covid-19 yang lebih dari sepuluh bulan mendera negeri, cukup menyita energi kita. Sehingga, tahun 2020 yang lalu dirasa menjadi tahun yang sangat berat. Berbagai sendi kehidupan bangsa ikut porak poranda. Termasuk pendidikan yang kini juga terdampak pandemi.

Tentu saja, kita semua berharap tahun 2021 ini menjadi tahun yang lebih baik. Agar pandemi segera berakhir dan pendidikan kita bisa berjalan lebih baik dengan beragam terobosan dan inovasi.

Pada 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah berupaya merumuskan kebijakan-kebijakan inovatif dan adaptif, menyesuaikan dengan kondisi pandemi. Di mana pembelajaran dilakukan secara jarak jauh, distribusi bantuan kuota pendidikan kepada guru dan pelajar/mahasiswa, dan realisasi program Merdeka Belajar lainnya.

Di tengah kegamangan publik yang khawatir terhadap kualitas pendidikan anak-anaknya, peran Kemendikbud dan segenap elemen di bawahnya menjadi amat penting. Hal itu guna menjawab keresahan yang terjadi. Pada akhirnya, hal itu perlu kita respons dengan positif, kritis, rasional, dan beradab.

Kita perlu mengedepankan kepentingan pendidikan yang lebih luas dan mendasar (fundamental). Yakni, masa depan generasi muda bangsa kita karena bangsa ini di masa mendatang ada di tangan mereka.

Melewati 2020

Selama pandemi ini bergulir, dalam proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau school from home SFH), Kemendikbud telah menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Misalnya saja, dirilis Kemendikbud disebutkan, bantuan UKT kepada 410 ribu mahasiswa di PTN dan PTS. Selain itu, Kemedikbud juga memberikan bantuan kepada 1.634.832 PTK PAUD, pendidikan dasar, dan menengah serta 374 PTK di tingkat perguruan tinggi. Hal itu merupakan bentuk kepedulian yang di sisi lain juga menjadi vaksin semangat untuk meningkatkan kinerja dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Proses mencerdaskan kehidupan bangsa itu jelas membutuhkan optimisme yang tinggi di masa-masa darurat seperti ini. Seperti optimisme terus digulirkan oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makariem dalam berbagai kesempatan. Rasa optimistis itu hadir dalam berbagai terobosan dan inovasi yang dicetuskan Kemendikbud, sekolah, maupun perguruan tinggi. Sebab, Nadiem mengatakan, pandemi bukan menjadi penghalang untuk terus berupaya melakukan terobosan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Luaran (output) dari proses pendidikan yang panjang ini adalah manusia berkualitas dan unggul. Itu semua menjadi harapan kita. Sebab, kita sadari betul bahwa proses pendidikan pada hakikatnya adalah membentuk manusia yang beradab, berakhlak, juga memiliki kapasitas intelektual unggul dan berdaya saing secara lokal, nasional, maupun global. Maka, pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam proses pendidikan menjadi hal yang fundamental.

Pendekatan Humanistik

Kemendikbud membuat rancangan proritas program Merdeka Belajar tahun 2021 ini berfokus pada delapan hal. Adapun delapan prioritas itu adalah optimalisasi bantuan pembiayaan pendidikan; digitalisasi sekolah; pembinaan prestasi, talenta, dan karakter peserta didik; melakukan pendidikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan. Selanjutnya, yaitu peningkatan kurikulum dan asesmen; revitalisas pendidikan vokasi; realisasi program Kampus Merdeka; serta pemajuan kebudayaan dan bahasa.

Delapan prioritas itu cukup kompleks dan saling berkaitan satu sama lain. Upaya Mendikbud untuk membina prestasi, talenta, dan karakter peserta didik adalah menjadi tugas pokok dalam rangka mencapai target sumber daya manusia unggul dan berdaya saing. Namun, hal itu perlu disadari sebagai tanggung jawab bersama. Karena sejatinya, pendidikan sebagai upaya pembangunan karakter dan ruang peserta didik mencapai tujuan pendidikan paling mendasar.

Dengan begitu, konsekuensi berikutnya adalah Kemendikbud beserta pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah, dinas setempat, dan pihak sekolah tidak hanya menjalankan tugas struktural semata. Di sini, penting sekali dihadirkan upaya-upaya pendekatan humanistik. Agar menjadi kesadaran bersama bahwa pendidikan ini bertujuan menciptakan manusia yang sesungguhnya. Prestasi, talenta, dan karakter bisa dijadikan acuan sederhana, bagaimana proses pendidikan itu bisa menjadi wadah para peserta didik untuk berkembang dan berdaya saing.

Dengan paradigma humanistik yang melekat pada proses pendidikanlah kegiatan belajar dan mengajar (KBM) yang sedianya dilakukan secara jarak jauh atau secara virtual, tidak lagi fokus pada beban pelajaran. Melainkan, fokus pada pembentukan kualitas sumber daya manusia yang unggul secara intelektual, moral, dan sosial. Luaran seperti inilah yang kita dambakan bersama untuk memajukan bangsa dan kehidupan yang lebih baik. (*)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin