Berita Bekasi Nomor Satu

Target Investasi Meleset

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Realisasi investasi Kota Bekasi tahun 2020 tak capai target. Dari total target investasi sebesar Rp7 triliun, hanya terealisasi Rp6,6 triliun. Realisasi investasi ini selaras dengan pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi tahun lalu minus 2,55 persen, menurun jauh dibandingkan tahun sebelumnya berada diangka positif 5,41 persen.

Realisasi investasi masih terkendali sampai pada triwulan kedua tahun 2020, Kota Bekasi masih menempati posisi kedua di tingkat provinsi Jawa Barat dengan catatan Rp2,7 triliun. Pada akhir tahun 2020, triwulan keempat Kota Bekasi tidak masuk dalam lima besar kabupaten dan kota dengan realisasi investasi terbesar.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bekasi, Lintong Dianto Putra mengakui situasi pandemi mempengaruhi realisasi investasi dari target yang sudah ditetapkan. Realisasi sebesar Rp6,6 triliun pada tahun 2020 didominasi oleh bidang jasa dan perdagangan, properti, perkantoran, pergudangan, dan industri.

“Tahun 2020 kemarin targetnya Rp7 triliun, tercapai Rp6,6 triliun. Tapi itu pencapaian luar biasa ditengah pandemi ini dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota yang lain,” katanya.

Dampak pandemi Covid-19 pada bidang investasi ini juga dirasakan pada bidang ketenagakerjaan, tentu ada langkah yang diambil oleh perusahaan seperti pengurangan tenaga kerja. Disamping itu, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat pada awal pandemi membuat ritme investasi terganggu lantaran pembatasan jam operasional.

Meskipun terdampak pandemi, perusahaan tetap harus melaporkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) per triwulan. Selama LKPM berjalan, gangguan pada aktivitas bisnis membuat perusahaan tutup dan koleb, sehingga realisasi investasi tidak mencapai target.

Tahun ini, target investasi yang harus dicapai Rp8 triliun, pihaknya masih menunggu laporan realisasi investasi yang akan diberikan oleh DPMPTSP Provinsi Jawa Barat pada triwulan pertama. Jika situasi pandemi berakhir tahun ini, ia mengaku optimis target investasi bisa dicapai.

“Walaupun belum berakhir, karena kita tidak tahu kapan pandemi ini berakhir, paling tidak ini sudah ada perubahan. Ini kan sudah ada PPKM, artinya tidak PSBB ketat, artinya seluruh aktivitas usaha, bisnis, sudah berjalan,” tambahnya.

Situasi tahun 2020 jelas berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya selama pandemi. Tahun 2019, realisasi investasi mencapai Rp14 triliun, jauh melampaui target Rp6,5 triliun, dipicu oleh tertatih-tatihnya aktivitas perekonomian.

Strategi penanganan Covid-19 melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro dinilai sebagai angin segar untuk mendorong realisasi investasi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Meskipun tidak masuk dalam lima besar realisasi investasi di tingkat Provinsi Jawa Barat, Kota Bekasi termasuk urutan kelima, kota dengan jumlah proyek Penanaman Modal Asing atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMA/PMDN) terbesar di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah 515 proyek PMA/PMDN.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi selama tahun 2020, laju pertumbuhan ekonomi kota patriot turun minus 2,55 persen. Angka ini jauh dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya.

Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bekasi tahun lalu Rp96.569,48 miliar, distribusi terbesar ada pada kelompok industri pengolahan manufaktur 33,79 persen. Sementara laju pertumbuhan PDRB terbesar menurut lapangan pekerjaan berada pada sektor kontruksi sebesar 9,71 persen, paling kecil pada sektor pengadaan listrik dan gas, minus 12,88 persen.

“Kalau kita lihat laju pertumbuhan ekonomi diawal semester (awal tahun 2021) ini kita masih minus dua, kalau sebelum Covid kan kita 5,7 paling tinggi. Sekarang masih minus dua,” ungkap Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

Evaluasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada pertengahan bulan Maret ini menginjak 11 persen. Target PAD triwulan pertama tahun 2021 tercatat 12 persen, total PAD tahun 2021 sebesar Rp5,9 triliun.

Total PAD Rp5,9 triliun ini digunakan untuk membiayai kebutuhan belanja daerah tahun 2021 sebesar Rp6,1 triliun. Mempertimbangkan situasi ekonomi selama pandemi Covid-19 masih merundung Kota Bekasi, Rahmat mengaku optimis capaian PAD masih mampu dicapai.
“Ya berdoa dan berkerja, berdoa saja nggak bekerja yah (tidak tercapai),” tukasnya. (sur)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin