Berita Bekasi Nomor Satu

Motivasi Lansia Belajar Alquran

BELAJAR MENGAJI: Ustadz Jono (45) saat mengajari lansia membaca Iqro di Pondok Alquran Usia Lanjut (PAUL), Desa Sukadanau Cikarang Barat, Kamis (15/4). ARIESANT/RADAR BEKASI
BELAJAR MENGAJI: Ustadz Jono (45) saat mengajari lansia membaca Iqro di Pondok Alquran Usia Lanjut (PAUL), Desa Sukadanau Cikarang Barat, Kamis (15/4). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tempat Pendidikan Alquran Usia Lanjut (PAUL) di Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi hampir setahun berdiri sejak Mei 2020 lalu.

Kehadirannya dirasakan para warga lanjut usia (Lansia). Pasalnya ada wadah bagi mereka yang ingin belajar agama dan baca tulis Alquran.

Awalnya hanya dua santri yang belajar Alquran dilokasi tersebut. Seiring berjalannya waktu dari dua santri terus bertambah. Hingga kini santri lansia ini mencapai puluhan dari usia 40 hingga 70 tahun.

Salah satu santri, Ipuh Hidayat (50) mengaku hadirnya PAUL memotivasi dirinya untuk kembali mendalami ilmu agama, serta baca tulis Alquran. Ia mengaku ketika muda lalai, dan terasa saat ini.

“Nah pas lihat, di PAUL itu banyak seusia saya. Saya tidak malu dan saya langsung ikut untuk ngaji,” kata Ipuh.

Materi yang diterimanya mulai dari dasar, yakni Iqro hingga tata cara salat. “Alhamdulillah saya sudah satu tahun ikut ngaji disini. Saya datang ke sini setelah saya pulang bekerja, saya tidak malu walaupun masih Iqro 6. Intinya saya akan tetap belajar,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Maruf (70) mengaku terbantu karena pembelajaran benar-benar dari dasar. “Saya lihat pelajarannya iqro langsung saya ikut. Karena jarang orang tua mau ngaji iqro. Makanya langsung saya ikut,” ujarnya.

Ia mengaku mengikuti pengajian di PAUL sudah 8 bulan.Meski baru iqro 3 dirinya tetap semangat untuk belajar. Ia mengaku, tidak ada kesulitan saat belajar iqro di PAUL.

“Niat saya ingin belajar dan tahu huruf Hijaiyah. Dan mudah-mudahan bermanfaat buat saya dan keluarga,” imbuhnya.

Sementara itu, Ustadz Jono (45) seorang pengajar dan pendiri Pondok Iqro, menceritakan awal mula terbentuknya PAUL yang hampir genap satu tahun berdiri.

Ia membenarkan, pada awal hanya ada dua orang santri. Kemudian, ia membuat musala kecil dan aula tempat mengaji.

Sebelum berdirinya Pondok PAUL lahan tersebut adalah lahan kosong. Perlahan dirinya dan santri mengumpulkan kayu hingga jadi musala dan aula tempat untuk mengaji.

“Ya dengan kebersamaan maka jadilah Pondok ini. Walaupun tidak mewah tapi ada kenyamanan dan kekhusuan bagi para santri yang lanjut usia ini,” katanya.

Terlebih kata dia, di lokasi tersebut tidak ada wadah bagi Lansia untuk belajar membaca Alquran sehingga terbentuklah PAUL. Menurutnya, para santri di PAUL ini mereka nyaman tidak bising, karena jauh dari keramaian.

“Sampai saat ini yang ikut ngaji ada 25 orang santri, dari umur 40 tahun sampai 70 ada. Mereka semua bekerja dengan bermacam-macam profesi tapi mereka tetap berjuang dan mau belajar ngaji,” terangnya.

“Kebanyakan, para santri yang ikut mengaji ketika muda tidak pernah belajar mengaji. Sehingga sekarang mereka baru sadar dan mendapatkan hidayah maka mereka mau belajar mengaji,”ujarnya.

Selain itu, ada saja yang sibuk karena pekerjaan sehingga tidak setiap hari. Akan tetapi, setiap hari libur mereka menyempatkan diri belajar di lokasi tersebut.

“Pasti saya akan siap untuk mengajarkan para santri di sini. Agenda pun sudah saya siapkan setiap minggunya. Dan mudah-mudahan dengan adanya tempat ini memberikan taufik dan hidayah untuk kita semua,” tutupnya. (pay)

Respon (1)

Komentar ditutup.

Solverwp- WordPress Theme and Plugin