Berita Bekasi Nomor Satu

Jalankan Program Kerja Sesuai Visi dan Misi

Hendrawati
Hendrawati
Hendrawati
Hendrawati

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Jatiasih di bawah kepemimpinan Hendrawati (58) tengah menjalankan sejumlah program kerja. Setiap program dijalankan sesuai dengan visi dan misi.

K3S Jatiasih memiliki visi dan misi meningkatkan mutu dalam dunia pendidikan, unggul dalam prestasi dan peningkatkan kompetensi profesional sekolah yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang manajerial sepervisi dan akademik. Sebagai salah satu tujuannya ialah memperluas wawasan.

“Ini adalah beberapa visi dan misi yang kami terapkan di K3S jatiasih. Jadi bagaimana semua program bisa berjalan dasarnya adalah visi dan misi yang sudah kami buat Bersama,” ungkap Ketua K3S Jatiasih Hendrawati kepada Radar Bekasi, Kamis (15/4).

Secara umum, program kerja K3S Jatiasih sama dengan K3S lainnya. Saat ini, program kerja yang dijalankan mengenai pelaksanaan Ujian Sekolah (US) bagi siswa kelas VI.

“Kalau bicara mengenai program secara umum kita sama dengan K3S yang ada di beberapa wilayah. Namun untuk fokus program K3S Jatiasih saat ini, kami akan melaksanakan US secara serentak di 65 sekolah yang terdiri dari 38 sekolah negeri dan 27 sekolah swasta,” tuturnya.

US dijadwalkan akan dimulai pada 19 — 22 April 2021 dan susulan pada 29 April 2021. Hendrawati memastikan, persiapan pelaksanaan US sudah mencapai 100 persen.

“Jadi untuk jadwal pelaksanaan, jadwal susulan, waktu pengerjaan soal dan soal ujian sudah rampung, tinggal menunggu hari H nya saja,” tegasnya.

US akan diselenggarakan secara kombinasi luring dan daring. Pelaksanaan luring khusus bagi siswa yang tidak memiliki sarana pendukung, sementara siswa lain yang memiliki sarana pendukung dapat melaksanaanya secara daring.

“Jadi kombinasi kami menyiapkan tempat bagi siswa yang memang tidak memiliki gadget atau sarana pendukung. Untuk kesiapan luring dilakukan pada umumnya yaitu pembatasan siswa dan menerapkan prokes yang sudah dianjurkan oleh pemerintah,”

Selain US, K3S Jatiasih akan membahas program Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FL2SN) dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2021/2022.

“Kalo PPDB kami baru membahas secara dasar dan umumnya. Kemudian untuk FL2SN kami sudah melakukan seleksi di beberapa bidang perlombaan yaitu gambar bercerita, kriya anyam, nanyi tunggal dan pantomime. Masing-masing kami pilih 1 siswa yang terbaik,” terangnya.

Sudah Tahu Risiko jadi Guru
Hendrawati sudah bergelut di bidang pendidikan selama kurang lebih 37 tahun. Ia mengawali kariernya dengan menjadi guru pada 1984 di SDN Singaparna 5 Tasikmalaya.

Perempuan yang tinggal di wilayah Jatiasih ini bercerita, harus melakoni profesi mengajar di sekolah pertama dengan penuh perjuangan. Ia harus menempuh jarak 17 km untuk sampai ke sekolah.

Pada 1992, dirinya dipindah tugaskan untuk mengajar di SDN Jatimekar 9 Kota Bekasi hingga 2015. Risiko menjadi tenaga pendidik sudah diketahui sejak awal.

“Tidak kaget ketika harus ditempatkan diwilayah yang jauh dari rumah, karena memang sudah menjadi risiko kita ketika memilih untuk menjadi seorang guru,” ungkapnya.

Menjadi guru bukanlah profesi yang sulit untuk dijalani oleh Hendrawati. Sebab, dirinya sudah mengetahui sedikit sistem kerjanya lantaran kedua orang tuanya merupakan guru.

Pada pertengahan 2015, Hendrawati mulai menjabat sebagai kepala sekolah setelah sebelumnya harus mengikuti seleksi. Pertama kali dirinya bertugas di SDN Jatiasih 2 sampai dengan 2017.

Setelah itu, dirinya ditugaskan untuk menjadi kepala SDN Jatiluhur III Kota Bekasi hingga saat ini. “Perjalannya memang cukup lama ya, tetapi saya menikmati itu semua karena dari awal cita-cita saya memang ingin menjadi guru,” ungkapnya.

“Ketika memutuskan untuk terjun ke dunia pendidikan yang saya ingin adalah berperan untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa. Jadi saya santai-santai aja mau di tempatkan dimana pun karena tujuan saya hanya satu yaitu mencerdaskan generasi penerus bangsa,” imbuhnya.

Selama memimpin sekolah, dirinya memegang prinsip saling menghargai. Selain itu, Hendrawati selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan para guru, murid, maupun orang tua siswa.

“Saya memiliki prinsip ketika saya ingin dihargai maka saya harus menghargai orang tersebut, kemudian saya juga ingin membangun suasana kekeluargaan yang erat ketika berada di sekolah,” tukasnya.

Tak hanya itu, di setiap sekolah dirinya selalu memperhatikan sarana dan prasana sekolah. Dengan demikian, bisa membuat nyaman seluruh warga di lingkungan satuan pendidikan.

“Dari awal saya menjadi kepala sekolah, hal yang pertama saya perbaiki adalah sarana sekolahnya. Ketika bangunannya terlihat bagus dan rapih maka wajah terbaik sekolah akan lebih terlihat, Selain itu warga sekolah juga akan bekerja dan belajar secara nyaman jika sekolah tersebut rapih dan nyaman,” tukasnya. (dew)

Biodata
Hendrawati
Lahir: Tasikmalaya, 15 Desember 1963

Pendidikan :
– SDN Tugu 1 Tasikmalaya (1976)
– SMPN 1 Tasikmalaya (1980)
– Sekolah Guru Olahraga (1984)
– S1 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Universitas Terbuka Jakarta (2002)
– S2 Manajemen Pendidikan Universitas Islam Attahiriyah Jakarta (2015)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin