Berita Bekasi Nomor Satu

Menyesuaikan Ritme Kerja di Perusahaan Maskulin

Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bekasi, Ririn Rachmawardini
Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bekasi, Ririn Rachmawardini
Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bekasi, Ririn Rachmawardini
Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bekasi, Ririn Rachmawardini. FOTO: RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ririn Rachmawardini merupakan pemimpin di sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia menjabat sebagai Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bekasi.

Jabatan itu telah diemban sejak Juli 2019. Ia mengungkapkan, PLN merupakan perusahaan yang penuh dengan kesan maskulin karena pekerjaan yang digeluti didominasi oleh laki-laki.

“PLN ini sebenarnya perusahaan maskulin ya. Jadi lebih banyak bersifat teknis terkait kehandalan dan jaringan. Nah, saya musti bisa nyesuaiin. Jadi karena sebagaian besar pegawai dan rekan-rekan saya itu laki-laki, maka mau nggak mau, saya ikutin ritmenya mereka,” ungkap Ririn kepada Radar Bekasi,  Kamis (15/4).

Sebagai pemimpin, ibu dua orang anak ini harus siap bekerja 24 jam setiap hari tanpa mengenal hari libur. Meskipun, misalnya terjadi gangguan pada malam hari sekalipun, dirinya harus tetap turun ke lapangan jika dibutuhkan.

Tak ada yang membedakan pemimpin seorang perempuan maupun laki-laki di perusahaan tempatnya bekerja. PLN, dikatakannya, memberikan kesempatan sangat besar pada perempuan dalam berkarir.

“Kesempatan untuk emansipasi itu sudah terbuka banget di PLN. Jadi, ya saya merasa di hargai dari kinerja saya. Makanya jadi gimana saya ngebalikinnya lagi, otomatis saya kemasyarakat di Bekasi harus melayani dengan sepenuh hati, harus lebih baik,” ungkap peraih gelar magister Ekonomi Manajemen UGM tersebut.

Meskipun berada di lingkungan kerja yang mayoritas kaum laki-laki, Ririn tak merasa canggung. Pasalnya, ia sudah bekerja di PLN cukup lama kurang lebih 14 tahun.

Menurutnya, selama masih bisa menjaga dari sisi etika maupun sopan santun tidak masalah. “Mereka sangat menghargai kita sebagai perempuan. Jadi udah nggak canggung,” kata perempuan berdarah jawa dan sunda tersebut.

Sebelum di Bekasi, Ririn bertugas di PLN Gunung Putri Bogor dan Sumedang. Setiap wilayah, dinamikanya berbeda-beda. Bekasi sebagai wilayah yang dekat dengan Ibu Kota Jakarta, ujar dia, tuntutan layanannya semakin lebih tinggi dibandingkan di Sumedang. Karena itu, PLN UP3 Bekasi dituntut untuk tetap adaptif.

“Bekasi masyarakatnya kalau ada gangguan harus terinformasi dengan baik, estimasinya jam berapa,” katanya.

Masyarakat Bekasi dinilai cukup aktif dalam bermedia sosial. Oleh karenanya, tim humas PLN UP3 Bekasi berusaha menginformasikan pelayanan melalui kanal daring tersebut.

“Ya mau nggak mau, saya minta humas di PLN UP3 Bekasi untuk kenceng di sisi sosmed supaya pelanggan ini merasa terlayani dengan baik. Walaupun saya yakin pasti kami masih perlu banyak perbaikan,” tukasnya.

Mencontoh Semangat Kartini

Ririn Rachmawardini
Ririn Rachmawardini. FOTO: RAIZA SEPTIANTO RADAR BEKASI

Raden Adjeng (RA) Kartini  dikenal sebagai Pahlawan Nasional yang menjadi perintis pendidikan perempuan dan kesetaraan jender. Sosoknya telah menginspirasi banyak perempuan, tak terkecuali  Ririn Rachmawardini.

Bagi Ririn, RA Kartini merupakan sosok perempuan yang memiliki semangat luar biasa. “RA Kartini nggak mudah putus asa, gigih. Nah, itu mungkin yang harus kita contoh,” ungkap perempuan yang tinggal di Rawa Lumbu Kota Bekasi tersebut.

Menurutnya, emansipasi yang dipelopori oleh RA Kartini tak mengharuskan perempuan selalu di depan. Seperti ketika berada di rumah misalnya, Ririn harus melakoni kegiatan berumah tangga dengan baik seperti melayani dan menghormati suami serta mendidik anak-anaknya.

Dirinya menyakini, RA Kartini juga tidak melakukan sesuatu yang melebihi batas kodratnya sebagai perempuan. “Saya melihatnya bagaimana kita melihat sosok Kartini dari semangatnya memperjuangkan sesuatunya, tapi pasti dari sisi etika dan normanya tetap harus kita jaga. Jadi nggak sembarangan, terus kemudian perempuan kerja tapi melupakan kodratnya itu juga nggak kalau saya pribadi,” katanya.

Lantaran harus siap bekerja 24 jam setiap hari di PLN, Ririn tak bisa membagi waktu secara imbang antara bekerja dan keluarga. Ia mengaku, waktunya lebih banyak untuk urusan pekerjaan.

“Karena kayak kadang Sabtu atau Minggu saya kan harus masuk kalau ada yang urgent. Jadi keluarga saya tinggalin,” ujarnya.

Namun, ketika luang, Ririn berusaha memanfaatkan waktunya yang sedikit menjadi berkualitas. Sebagai tipe keluarga yang terlalu suka jalan-jalan, biasanya waktu luang dimanfaatkan untuk berkumpul sambil makan bersama.

“Sabtu atau Minggu (kalau nggak ada kerjaan) lebih banyak di rumah. Kalau pun kita keluar ya paling makan bareng aja. Dan itupun kadang enggak harus keluar karena dengan go food udah momen yang quality timenya tinggi banget,” ungkapnya.

Pada momen Hari Kartini ini, sebagai perempuan Ririn memiliki harapan khusus. Ia mengungkapkan, perempuan bekerja maupun sebagai ibu rumah tangga harus memiliki semangat dan usaha yang sama.

“Saya melihat ibu rumah tangga itu sebuah pekerjaan yang luar biasa capeknya. Makanya kita harus sama-sama kita mempercerdas diri gimana nerima perubahan-perubahan yang sekarang ini, supaya paling enggak semua perempuan ini punya wawasan yang luas,” tukasnya. (oke)

Biodata

Ririn Rachmawardini

  • Jabatan      : Manager PLN UP3 Bekasi
  • Lahir           : Jakarta, 9 September 1980

Pendidikan:

  • SDN Gunung 01 Jakarta (1992)
  • SMPN 12 Yogyakarta (1995)
  • SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta (1998)
  • S1 Sosial Ekonomi Peternakan UGM (2003)
  • S2 Ekonomi Manajemen UGM (2006)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin