Berita Bekasi Nomor Satu

Pemkab Bentuk Tim Pemulihan Pasca Bencana

KORBAN LONGSOR: Seorang warga memasak di rumahnya yang hancur akibat pergerakan tanah, di Kampung Cicadas, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (19/5). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI –

KORBAN LONGSOR: Seorang warga memasak di rumahnya yang hancur akibat pergerakan tanah, di Kampung Cicadas, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (19/5). ARIESANT/RADAR BEKASI

Pembentukan tim tersebut, terdiri dari dinas teknis, seperti BPBD, Bappeda, yang dikoordinatori Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Bekasi.

Kepala Bidang Ekonomi Pembangunan Balitbangda Kabupaten Bekasi, Indra Wahyudi, menjabarkan beberapa poin dari asesmen tersebut, baik jangka pendek, menengah dan panjang untuk menangani masalah tanah longsor di Desa Sukaresmi.

“Memang perlu sosialisasi ke masyarakat, agar meminimalisir terjadinya longsor susulan,” kata Indra.

Menurutnya, untuk jangka pendek masyarakat sekitar dilarang membangun di area tanah berlereng. Termasuk juga membangun sumur dangkal serta bahaya membuang sampah sembarangan.

Sementara jangka panjangnya, yaitu menanam berbagai jenis pohonan yang bisa meminimalisir terjadinya longsor. Misalnya pohon sengon, durian, lengkeng, bambu, beringin dan lainya sebagainya.

“Jadi, fungsinya untuk penguatan tanah lereng dengan pepohonan. Selain itu juga, merelokasi warga yang terkena dampak ke wilayah aman,” ujarnya.

Lanjut Indra, untuk jangka menengah, yaitu perlu ada penataan drainase lingkungan yang bekerjasama dengan kawasan industri. Sebab, kejadian longsor di wilayah Sukaresmi, itu berbatasan dengan wilayah kawasan industri.

“Air yang ada di atas bangunan, akan mengalir ke kawasan industri. Dan sudah ada kerjasama dengan kawasan yang membantu untuk saluran airnya. Nah, nanti ada penataan ulang supaya teratur, pembuatan terasering, kemiringan lereng serta pengurugan tanah,” paparnya.

Indra menambahkan, agar mendapatkan solusi kebijakan yang permanen terkait tanah longsor tersebut, perlu dilakukan kajian dan penelitian lebih lanjut secara komprehenship, dengan melibatkan ahli geologi, hidrologi, karena tanah lapisan dalamnya banyak mengandung tanah lempung.

“Nanti baru diketahui hasilnya, apakah masih dimungkinkan bisa didirikan bangunan dengan konstruksi khusus, agar aman atau harus merelokasi warga secara permanen,” ucap Indra.

Seperti diketahui, tanah longsor di Desa Sukaresmi, Cikarang Selatan, yang terjadi pada Sabtu (17/4), diakibatkan intensitas hujan yang tinggi, dan menyebabkan belasan rumah warga rusak berat maupun ringan. Selain itu, 15 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak, terpaksa mengungsi.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln mejelaskan, tim sudah terbentuk sejak pasca terjadinya longsor saat hujan dengan curah yang tinggi.

Pihaknya, tambah Henri, hanya melakukan penindakan saat peristiwa terjadi. Adapun dalam pelaporan bersama tim, hanya melakukan pendataan kerugian dan kerusakan. Namun untuk pemulihan dari aspek pembangunan infrastruktur dan pemulihan kehidupan, itu dari dinas tekhnis.

“Memang ada pembentukan tim yang bertujuan untuk pemulihan ekonomi, dan supaya tidak terjadi kembali bencana yang menimpa masyarakat, dan musibah longsor,” tegas Henri. (and)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin