Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Warga Gotong Royong Menyediakan Kebutuhan Makanan

DAPUR UMUM : Sejumlah tetangga bersiap mengantarkan makanan ke rumah warga yang menjalani isolasi mandiri di Perumahan Villa Mutiara Gading 1 Desa Setia Asih Tarumajaya, Kamis (10/6). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Perumahaan Villa Mutiara Gading I Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi terpaksa melakukan karantina wilayah skala mikro, setelah puluhan warga di lingkungan tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.

LAPORAN
KARSIM PRATAMA
TARUMAJAYA

Pasca ada warga yang menggelar resepsi pernikahan di Perumahaan Villa Mutiara Gading I Desa Setiasih Kecamatan Tarumajaya, lokasi tersebut tiba-tiba sunyi. Pintu masuk ke setiap gang di perumahaan tersebut harus ditutup dan dipasang spanduk yang bertuliskan mikro lockdown.

Ya, puluhan warga di perumahna tersebut positif Covid-19 pasca adanya resepsi pernikahan. Saat ini, ada sekitar 31 warga yang positif Covid-19 dan sedang menjalankan isolasi di tempat karantina terpusat di hotel Ibis Jababeka. Sementara, untuk pihak keluarga yang terpapar sedang melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.

Di lokasi perumahan ada tiga gang yang harus menerapkan karantina wilayah. Sebab, masyarakat yang terpapar tinggal di tempat tersebut, sehingga untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, tidak ada warga yang boleh masuk di ke tiga gang itu.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga yang sedang melakukan isolasi mandiri di tiga gang tersebut, sejumlah warga lainnya mendirikan dapur umum. Mereka bekerjasama menyiapkan makan untuk memenuhi kebutuhan warga yang sedang melakukan isolasi mandiri.

Usai menyiapkan makan, satu-persatu warga mendatangi rumah yang sedang menjalani isolasi mandiri. Mereka mengantarkan makanan dengan menaruhnya di pagar depan rumah. Aksi ini mulai dilakukan dari Senin (7/6), mereka mengantarkan makanan ini tiga kali dalam waktu satu hari.

Salah seorang warga RW 18, Erwin (49) mengaku, aksinya ini dibantu oleh warga yang tidak terpapar Covid-19. Dalam sehari, dirinya bersama warga lainnya harus memasak sebanyak tiga kali untuk pagi, siang, dan sore.

“Tiga kali masak dalam sehari. Sekali masak 100 bungkus, dan di bagi-bagi ke tiga gang yang dilakukan mikro lockdown. Ada 25 KK dari 100 jiwa yang tinggal di tiga gang yang diterapkan mikro lockdown,” ujar perempuan yang akrab disapa Ibu Wiwin, kepada Radar Bekasi di lokasi, Kamis (10/6)

Ibu dari tiga anak ini menuturkan, biaya pembuatan nasi bungkus bagi warga yang sedang melakukan isolasi mandiri hasil partisipasi dari warga dan pemerintah. Menurutnya, setelah selesai masak dirinya bersama warga lainnya mengantarkan makanan ke rumah-rumah warga.

“Nanti setelah masak selesai, makanan diantar rumah-rumah warga dengan menaruhnya di pagar-pagar rumah. Biasanya, lauk untuk makannya bervariasi, ganti-ganti. Semua ini hasil partisipasi dari warga, termasuk dari pemerintah,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua RW 18, Desa Setiasih, Giato mengatakan, saat ini warga yang sedang menjalani isolasi di hotel sebanyak 30 orang. Dan satu orang lainnya menjalani isolasi di rumah sakit. Sementara untuk pihak keluarganya dilakukan isolasi di rumah. Hal itu sesuai anjuran puskesmas setempat.

“Mereka (pihak keluarga) dianjurkan puskes agar melakukan isolasi mandiri di rumah. Untuk 30 orang lainnya di isolasi dihotel, dan satu orang lainnya di rumah sakit,” ucapnya.

Sebenarnya, kata Giato, lingkungannya sudah dikondisikan dengan sedemikian rupa, termasuk masjid maupun kegiatan-kegiatan lainnya, agar tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) dengan menerapkan 3M. Hanya saja memang, setelah adanya resepsi pernikahan semua langsung berubah.

“Kita sudah berusaha. Tapi ada kejadian seperti ini. Tentu ini suatu pelajaran buat kita agar kedepannya lebih memperhatikan prokes dan menerapkan 3M,” katanya.

Terpisah, Kapolsek Tarumajaya, AKP Edy Suprayitno menegaskan, dengan adanya kejadian seperti ini, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran untuk masyarakat agar tidak menggelar resepsi pernikahan maupun sunatan.

“Kita sudah mengeluarkan edaran tidak boleh ada hajatan, pernikahan maupun sunatan. Kita sudah ada surat edarannya,” jelasnya.

Untuk memastikan itu, pihaknya setiap hari rutin melakukan patroli guna memantau situasi wilayannya, ada resepsi apa tidak. “Setiap hari anggota saya patroli ke tempat itu untuk memantau kondisinya, siang dan malam pasti kesitu,” ungkapnya. (*)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin