Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Dua Pasien Isoman Meninggal

PINDAHKAN PASIEN: Tenaga medis memindahkan pasien yang terpapar Covid-19 di RSUD dr Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi, Kamis (1/7). RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Rumah Sakit (RS) hari-hari ini kewalahan untuk menerima pasien baru. Tenda darurat sudah ditambah, sejak awal tiga tenda menjadi delapan tenda darurat untuk ruang triase RSUD Chasbullah Abdulmajid, penambahan tempat tidur untuk pasien Covid-19 pun sudah dilakukan boleh RS.

Akibatnya, sebagian warga positif Covid-19 harus menjalani isolasi mandiri (Isoman), karena tak mendapatkan RS. Sejauh ini, informasi yang diterima oleh Oleh Radar Bekasi, dua pasien Isoman meninggal dunia di rumah.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi telah memilah pasien yang perlu mendapatkan perawatan RS dengan gejala sedang hingga berat. Kedua, pasien yang hanya perlu menjalani Isoman di rumah atau di lokasi yang disediakan oleh pemerintah.

Pada dua kasus tersebut, pasien gejala ringan atau tanpa gejala ini nyatanya bisa saja tiba-tiba kondisinya memburuk. saat mencari RS, kapasitas RS sudah tidak lagi menampung.

Kabar pertama terdengar dari kawasan Kelurahan Jaticempaka, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi. Pasien Isoman dikabarkan meninggal dunia Selasa (29/6) di rumah setelah dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani Isoman.

“Laporan dari keponakan, yang bersangkutan sekira pukul 05:30 sesak dan sulit bernafas,” kata Kasie Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing.

Selama menjalani Isoman, pasien dihimbau untuk segera menghubungi Puskesmas setempat jika kondisi kesehatannya memburuk. Setibanya dokter Puskesmas di lokasi pukul 09:00 WIB, pasien dinyatakan sudah meninggal dunia setelah dilakukan pemeriksaan medis.

Setelah berkomunikasi dengan posko PPKM, jenazah dibawa menggunakan ambulans untuk dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Padurenan.

Kabar duka juga terdengar dari pasien Isoman di Perumahan Pondok Mitra Lestasi (PLM) RW 013, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Pasien Isoman, MR (60) meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah dengan gejal berat.

Kamar tidur MR sempat difungsikan sebagai ruang rawat. Awalnya, MR mengeluh sesak nafas, sepekan setelah dilakukan isolasi mandiri lantaran hasil uji laboratorium menyatakan positif Covid-19.

“Setelah itu besoknya di cek sama Puskesmas, diberikan tabung oksigen, diperiksa kesehatannya, mau dipasang infus nggak bisa karena ada komorbid diabetes, dua jam setelah itu meninggal,” kata Ketua RW 013, Sugih Hidayah.

Pasien harus menjalani perawatan di rumah lantaran setelah mencari RS sudah tidak lagi mampu menampung pasien. Sejauh ini tercatat 65 pasien Positif, PCR maupun rapid antigen.

Di lingkungannya, ada sembilan RT yang melakukan karantina wilayah. Total pasien meninggal dunia sejauh ini tiga pasien, dua diantaranya meninggal saat tengah dalam penanganan RS.

Strategi pelacakan sejauh ini dilakukan dengan menggerakkan perangkat RT, survei dilakukan melalui platform manajemen tautan yang dibagikan kepada seluruh warga. Setiap warga yang terkonfirmasi wajib melaporkan kondisinya sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial kepada orang lain yang telah melakukan kontak fisik, perangkat lain seperti spanduk juga digunakan untuk memperingatkan warga.

“Terbukti, sekarang perumahan ini sepi hampir sepanjang hari. Ternyata banyak keluarga dan kolega mereka yang menelpon dari mana-mana untuk mengingatkan prokes. Warga lebih mendengar dari orang-orang terdekatnya ketimbang saya, walaupun data yang disampaikan di media massa, ya dari saya dan ketua RT juga,” tambahnya.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi memaparkan hingga saat ini tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Bekasi menurun, sempat menyentuh angka 98 persen, saat ini menjadi 93 persen akibat temuan kasus melonjak tajam. Tingkat kematian berada di angka 1,2 persen, sementara kasus aktif juga ikut melonjak, menyentuh tujuh persen dari total kasus terkonfirmasi.

“Nah (jumlah kasus) terkonfirmasi nya saat ini, sejak Maret 2020, sampai sekarang itu sekitar 54 ribu,” paparnya.

Kesulitan dialami mulai dari keluarga pasien, gugus tugas, Tenaga Kesehatan (Nakes), petugas pemulasaran jenazah, hingga petugas pemakaman. Salah satunya Nakes yang selama ini berjuang melayani kesehatan masyarakat, mereka pun mengalami kendala lantaran jumlah Nakes yang tidak sedikit terpapar Covid-19, jumlahnya lebih dari 250 Nakes.

Tambahan tenaga dicari dengan merekrut relawan, jumlah yang dibutuhkan sebanyak 100 orang, terdiri dari perawat, bidan, hingga analis. Dinas Kesehatan (Dinkes) bekerjasama dengan dua RS lain untuk ikut memberikan pelayanan pasien Covid-19, hal ini dilakukan untuk menambah kapasitas RS.

Begitu juga dengan RS milik pemerintah, total empat RSUD tipe D dikhususkan untuk pasien Covid-19. Kecuali RSUD Chasbullah Abdulmajid, 25 persen tempat tidur disisakan untuk tetap memberikan pelayanan pada pasien non Covid-19.

“RSUD kelas D sudah dengan pasien Covid-19, tidak ada pasien umum. Terkhusus untuk RSUD CAM, pastinya masyarakat ada keluhan di luar pasien Covid-19,” ungkapnya Kepala Dinkes Kota Bekasi, Tanti Rohilawati.

Lokasi pemulasaran jenazah juga ditambah, salah satunya untuk melayani pasien meninggal dunia di rumah atau saat Soman. Saat ini RSUD tipe D Bantargebang, Jatisampurna, dan Pondok Gede juga dapat melayani pemulasaran setelah antrian jenazah terjadi belakangan ini di RSUD Chasbullah Abdulmajid.

“Bagi yang di rumah sudah disiapkan juga di Padurenan, di rumah singgah (di area TPU). Insyaallah antrian akan terurai,” tukasnya.

Diketahui, tahun 2020 lalu, pemulasaran pasien yang telah dipastikan positif Covid-19 berdasarkan hasil uji laboratorium, maupun pasien suspek Covid-19 dilakukan hanya di RSUD Chasbullah Abdulmajid. (sur)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin