Berita Bekasi Nomor Satu

Pemkab Bekasi Krisis Kepemimpinan

Ketua DPD Golkar Kabupaten Bekasi, Eka Supria Atmaja
Eka Supria Atmaja

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dengan terpaparnya positif Covid – 19  Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja, menjadi catatan sejarah di Kabupaten Bekasi. Sebab saat ini, orang nomor satu di Kabupaten Bekasi itu, sama saja tidak bisa menjaga diri dan bekerja pada saat kondisi yang butuh kebijakan dalam penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Sekadar diketahui, wakil bupati Bekasi, semenjak ada pemilihan hingga saat ini, belum juga ada pelantikan. Karena proses pemilihan dinilai tidak sesuai dengan peraturan. Sehingga Marzuki tak dapat dilantik sebagai wakil bupati Bekasi terpilih.

Kemudian, saat ini sejak mantan Sekda Pemkab Bekasi, Uju memasuki masa purna bakti, Pemkab Bekasi hanya memiliki Pelaksana harian (Plh) Sekda, Herman Hanapi.

Sekretaris Gerakan Pemuda Anshor Cabang Kabupaten Bekasi, Himawan Abror menyampaikan, kondisi penyebaran Covid-19 yang begitu luar biasa, sehingga perlu menjadi evaluasi semua pihak.

Menurut dia, saat ini Kabupaten Bekasi memasuki krisis kepemimpinan, apalagi ketika masyarakat butuh kebijakan dalam penerapan PPKM Darurat yang dampaknya pada keberlangsungan kehidupan.

Himawan mengimbau, para pemangku jabatan tetap harus semangat di tengah masa krisis kepemimpinan. Menyusul bupati sedang sakit, ditambah lagi tidak adanya wakil bupati dan hanya Plh Sekda Pemkab Bekasi.

“Kami dari GP Anshor terus bergerak sebagai relawan Covid-19. Apalagi dalam kondisi saat ini,semua pihak harus saling bekerjasama mensukseskan kebijakan pemerintah melawan Covid-19,” imbuhnya.

Sementara itu, Herman menyampaikan, dia hanya sebatas menjalankan  tugas sebagai Plh Sekda. “Memang saya pun tidak dapat mengeluarkan kebijakan. Jadi, hanya melanjutkan tugas dari instruksi bupati saja. Meski demikian, saya juga akan maksimal di tengah pandemi saat ini,” ucap Herman Hanapi, Selasa (6/7).

Kondisi Bupati Membaik

Adapun kondisi Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja, yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Siloam, Tangerang, dikabarkan sudah mulai membaik.

Sebelumnya, saturasi oksigen Eka sempat menurun saat menjalani perawatan di RS Permata Keluarga Jababeka. Eka dipastikan terpapar Covid-19, usai menjalani pemeriksaan swab antigen.

Adik kandung Eka, Asep Surya Atmaja mengungkapkan, saat ini kondisi bupati sudah lebih baik dari sebelumnya. Di mana, tekanan atau tensi darah sudah normal. Begitu juga dengan saturasi oksigen-nya sudah bagus. “Kalau sekarang kondisinya sudah mulai membaik,” tutur Asep kepada Radar Bekasi, Selasa (6/7).

Kendati demikian, pria yang juga sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Bekasi ini menjelaskan, bupati masih menjalani perawatan di ruang ICU, karena memang ada komorbid (penyakit penyerta). Asep menegaskan, yang paling ditakutkan dari Covid-19 itu, komorbidnya, mengingat beliau (bupati) punya penyakit jantung.

“Sementara ini masih diruang ICU, karena ada komorbid, dikhawatirkan terjadi apa-apa. Tapi tensi sudah bagus, napas bagus, termasuk tanda vital normal,” bebernya.

Apabila dilihat dari proses perjalanan penyakitnya, lanjut Asep, bupati belum melewati 14 hari, dari awal terpapar. Kemungkinan, beberapa hari ke depan, bupati bisa pindah ruangan, karena memang sampai hari ini (kemarin,Red) Selasa (6/7), baru delapan hari.

“Kalau dihitung, Pak Eka baru masuk hari ke delapan. Mudah-mudahan dua hari ke depan membaik, dan bisa pindah ruangan,” harapnya.

Sampai sekarang, dirinya mengaku, pihak keluarga belum bisa komunikasi dengan bupati. Karena masih menunggu arahan dari dokter, kapan bisa komunikasi. Walaupun sebenarnya, kondisi bupati sudah bisa bangun. Hal itu mengingat, penyembuhan-nya butuh ketenangan, sebab menyerang paru-paru.

“Kondisi bupati sudah bisa bangun, melek, seperti biasa. Tetapi harus istirahat dulu, biar benar-benar sembuh,” tandas Asep.

Ia meminta kepada masyarakat Kabupaten Bekasi, untuk kesehatan bupati, bisa membantu melalui doa, agar kembali sehat seperti sedia kala.

“Saya sebagai keluarga PaK Eka, mohon doanya untuk kesembuhan-nya,” pinta Asep

Dirinya juga menyarankan, agar masyarakat harus tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes), mengingat wabah Covid-19 memang betul ada. Untuk sekarang, tergantung masyarakatnya sendiri, karena tim medis juga sudah banyak yang bertumbangan.

“Jadi masyarakat harus sadar dan paham. Kalau tidak perlu-perlu bangat, jangan keluar rumah,” saran Asep.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainarti menjelaskan, hasil tracking bupati terpapar dari salah satu anggota keluarganya yang datang ke rumah. Bahkan dari pemeriksaan swab antigen terhadap keluarga bupati, hasilnya negatif.

“Tracingnya dari keluarga yang datang ke rumah bapak. Setelah bapak terkonfirmasi, semua keluarga sudah di swab antigen, dan hasilnya negatif,” tegas Enny. (and/pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin