Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Ratusan Makam Terkubur Sampah

TERTIMBUN SAMPAH : Aktifitas warga di area zona tiga TPA Sumur Batu, Kota Bekasi, Kamis (23/9) Di area tersebut ratusan makam tertimbun sampah, ahli waris meminta pemerintah Kota Bekasi segera melakukan relokasi makam. RAIZA SEPTIANTO/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BANTARGEBANG – Ratusan makam di area pemakaman keluarga di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang bertahun-tahun tertutup sampah. Akibatnya, ahli waris maupun sanak saudara tidak lagi bisa berkunjung atau berziarah. Ahli waris meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi untuk segera memindahkan makan tersebut ke lokasi lain.

Cukup sulit menemukan makam yang berada di area TPA ini. Pasalnya akses untuk menuju lokasi makam sulit dilalui baik menggunakan kendaraan maupun jalan kaki. Tidak hanya itu, batu nisan ratusan makam tersebut juga sudah tidak lagi nampak, tertutup tumpukan sampah, namun beberapa ahli waris meyakini lokasi di sekitar tumpukan sampah zona tiga ini adalah makam keluarga hingga orang tua mereka.

Masuk dari area permukiman warga, setiap orang yang hendak mendekat ke area makam harus naik turun hubungan sampah. Pasalnya akses lain dikhawatirkan oleh warga sekitar bukan dataran padat berupa tanah anak tumpukan sampah, sehingga berbahaya bagi tiap orang yang melintas. Sampai di lokasi, hanya dijumpai beberapa pohon dan dataran tanah dengan luas kurang lebih 50 meter persegi, tidak ada satupun batu nisan yang masih bisa dijumpai.

Ahli waris bercerita, area makam sudah lama tertimbun sampah, beberapa kali sampah longsor ke area makam, kemudian dibersihkan menggunakan alat berat. Kejadian ini berulang sejak 2017 silam, hingga saat ini lahan seluas 814 meter persegi berisi 114 makam ini terkubur sampah.

“Tahun 2014, 2015, itu masih utuh. Setelah ada zona 3 ini, karena sampahnya tidak diolah, makin banyak, makin banyak, kemudian nguruk (menutup makam), jadi longsor masuk ke pemakaman,” kata salah satu ahli waris, Bagong Suyoto.

Sampah mulai merangsek masuk ke area pemakaman 2017 silam, situasi mengkhawatirkan ini disebut terjadi sejak 2000. Tanah yang saat ini menjadi hamparan sampah, dahulu merupakan bagian dari kampung, area permukiman warga.

Beberapa kali sampah jatuh ke area pemakaman, proses pembersihan menggunakan alat berat ikut merusak batu nisan. Ahli waris meminta Pemkot Bekasi untuk segera memindahkan ratusan makam, meskipun prosesnya diprediksi sukar dilakukan lantaran sudah terkubur sampah, ditambah batu nisan yang rusak akibat terkena alat berat.

“Saya dipesan sama beberapa ahli waris untuk mempercepat pemindahan, tidak tahu bagaimanapun caranya, karena nisannya sudah nggak ada (tertutup sampah),” tambahnya.

Di lokasi ini juga keluarga dari istri Bagong dimakamkan, setidaknya ada empat makam keluarganya disini. Sejak 2017 keluarganya sudah tidak lagi bisa berziarah. Lahan pemakaman sudah dibebaskan, uang sudah diterima oleh ahli waris, namun pemindahan makam tidak kunjung dilakukan.

Setidaknya membutuhkan biaya sampai dengan Rp285 juta untuk memindahkan seluruh makam, Rp2,5 juta per satu makam. Warga meminta pemindahan makam tetap di wilayah Kelurahan Sumur Batu, rencananya tidak jauh dari lokasi, di wilayah RW 05, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang.

Ahli waris yang lain, Resih (33) mengatakan bahwa ia sudah tidak bisa lagi berziarah ke makam ayah, nenek, kakak, dan adiknya sejak tahun lalu. Rencana pemindahan sudah terdengar dilaksanakan bulan ini, namun sampai saat ini tidak kunjung dilakukan.”Sudah lama sih (area makam ketutup sampah), tahun lalu sudah tidak ziarah saya,” katanya.

Ingatannya, sudah tiga kali rapat berlangsung antara Pemkot Bekasi dengan ahli waris hingga pekan lalu.

“Sedih lah malam bapak saya, nenek saya, adik saya, kakak saya disitu. Hilang semua makamnya nggak terlihat sama sekali,” tukasnya.

Terpisah, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menyampaikan bahwa pembebasan lahan makam tersebut sudah lama dilakukan. Ia mengaku pihaknya sudah beberapa kali mendatangi area makam yang berada di tengah TPA tersebut.

Rahmat berencana untuk kembali mendatangi lokasi tersebut pekan depan. Pemindahan ratusan makam, kata Rahmat dilaksanakan secepatnya.”Nanti minggu-minggu depan kita kesana, kita ambil Beko, kita bungkus lagi, sudah lama itu,” singkatnya saat ditemui usai Rapat Paripurna di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi kemarin.

Diketahui, TPA Sumurbatu sudah dalam kondisi overload, setiap harinya produksi sampah di Kota Bekasi hampir 1.800 ton. Catatan 2019 lalu, luas TPA Sumur Batu 21 hektar, penambahan 2020 seluas 8 ribu meter, tahun ini 5 ribu meter.

Belakangan Pemkot Bekasi berupaya agar pengolahan sampah dimulai dari lingkungan masyarakat sampai ke TPA. Pengolahan sampah di lingkungan masyarakat dilakukan melalui pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (3R) di lingkungan RW dan Kelurahan. (sur)

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin