Selasa 19 Oktober 2021 atau 12 Rabiul Awal nanti, umat Islam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sosoknya patut menjadi role model pemimpin. Kepemimpinannya mendunia. Diakui dunia Timur dan Barat.
Pakar sejarah kenamaan asal Amerika Serikat, Michael H. Hart, dalam karya fenomenalnya, The 100: A Ranking of The Most Influential Persons in History, menasbihkan Muhammad di posisi pertama sebagai tokoh dunia paling berpengaruh.
Dalam karyanya yang fenomenal dan penuh kontroversi itu, Hart mencatat sejumlah alasan, mengapa Muhammad terpilih sebagai tokoh di posisi puncak yang paling berpengaruh di alam jagat ini. Di antaranya sebagai berikut.
Pertama, Muhammad tidak pernah tercatat melakukan penyimpangan sosial semasa hidupnya di masa jahiliyah. Perilakunya selalu terpuji.
Tak pernah ingkar bila diberi kepercayaan. Selalu amanah, tidak pernah berbohong. Tidak pernah menipu. Intinya semua kebaikan ada dalam kepribadiannya. Pantas mendapat predikat sebagai Al-Amin. Pribadi yang layak dipercaya.
Kedua, tercatat sebagai pemimpin yang paling berhasil dalam berbagai persoalan, baik dalam masalah agama maupun sekuler.
Kepribadiannya yang sangat bersahaja membuat sosoknya diterima di semua kalangan. Termasuk saat memimpin agama Islam dan memimpin politik. Pengaruhnya sangat kuat dan merasuk di jiwa umatnya hingga kini. Bahkan, di kalangan lawan-lawan politiknya.
Ketiga, Muhammad mampu membawa dunia Arab yang dikenal terbelakang waktu itu, menjadi bangsa yang berperadaban.
Tiga dari alasan itu, sejatinya tipologi kepemimpinan pada diri Muhammad masih tetap relevan bagi para calon pemimpin di masa depan.
Keteladanan, kepribadian yang bersahaja dan mengayomi pengikut, serta memiliki visi misi bagi kesejahteraan umat/rakyat patut dicontoh. (*)