Berita Bekasi Nomor Satu

Longsor, BBWS Dinilai Tak Serius Perbaiki Tanggul Sungai Citarum

TANGGUL LONGSOR: Warga melihat tanggul Sungai Citarum yang longsor, di Desa Lenggah Jaya, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi, Rabu (5/1). ARIESANT/RADAR BEKASI

CIKARANG PUSAT – Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Uriyan Riana menilai, longsornya tanggul Sungai Citarum yang berada di Kampung Tapak Serang, Desa Lenggah Jaya, dengan kedalaman empat meter, Minggu (2/2) lalu, disebabkan kurang maksimalnya penanganan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.

Padahal, tanggul yang longsor itu, masih dalam proses perbaikan oleh BBWS Citarum.

Menurut Uriyan, longsornya tanggul Sungai Citarum ini, sangat mengkhawatirkan, terutama bagi masyarakat sekitar yang berada di wilayah Cabang Bungin. Hal itu mengingat, kejadian tanggul longsor bukan pada saat hujan dan debit air tinggi. Melainkan dalam keadaan air surut, dan tidak ada hujan.

“Longsornya tanggul itu, terjadi pada saat kondisi normal, tidak ada hujan atau air sungai meluap. Berarti kondisinya sudah cukup parah,” tuturnya kepada Radar Bekasi, Rabu (5/1).

Pria yang juga sebagai Ketua Fraksi PKS DPRD Kabupaten Bekasi ini mengungkapkan, longsornya tanggul Sungai Citarum di Cabang Bungin, karena kurang maksimalnya penanganan dari BBWS. Memang penanganan atau perbaikan tanggul, hanya berupa bronjong dan batu yang ditumpuk, kemudian diikat menggunakan kawat.

Padahal kata Uriyan, saat kunjungan kerja ke kantor BBWS di Bandung, sudah disarankan agar perbaikan tanggul ini dibuatkan tembok turap, bukan bronjong seperti sekarang ini.

“Penanganan dari BBWS kurang maksimal, saya sudah meminta ke mereka, tolong ini dengan sebaik mungkin. Kalau memang anggarannya tidak ada, bisa bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda), berapa provinsi dan pusat berapa. Jangan kemudian lepas tangan dengan persoalan ini, karena yang kena dampaknya adalah masyarakat,” beber Uriyan.

Dari informasi yang ia peroleh, bahwa sepanjang Sungai Citarum di Kabupaten Bekasi, ada sekitar 58 titik tanggul yang kritis. Tentunya, ini harus segera ditangani, karena bisa membahayakan masyarakat sekitar yang berada di wilayah Cabang Bungin, Muaragembong, dan Pebayuran.

Misalkan tidak ditangani segera, dia memprediksi, kejadian tanggul jebol di Pebayuran pada tahun 2021 lalu, akan terulang kembali di tahun 2022 ini.

“Kejadian seperti itu saya pikir bisa terulang kembali, sebab dari 58 titik tanggul yang kritis, sampai saat ini belum ditangani secara maksimal. Oleh sebab itu, saya meminta kepada BBWS, persoalan ini harus ditangani segera,” imbuh Uriyan.

Dalam waktu dekat ini dirinya memastikan, anggota DPRD Kabupaten Bekasi, akan turun ke lapangan, untuk melihat langsung kondisi tanggul Sungai Citarum yang longsor.

“Kami akan turun ke lapangan. Namun saat ini, kami masih berkoordinasi dengan BBWS Citarum, karena mereka yang punya kewenangan,” ucapnya.

Sayangnya, pihak dari BBWS Citarum, belum ada yang bisa dimintai keterangan perihal longsornya tanggul tersebut.

Sebelumnya, ribuan rumah di Kecamatan Cabang Bungin, terancam tenggelam setelah tanggul Sungai Citarum, longsor dengan kedalaman empat meter, Minggu (2/2) dini hari.

Padahal, tanggul yang memiliki panjang 700 meter ini, masih dalam proses pengerjaan dan perbaikan oleh BBWS Citarum. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin