RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Rasio antara jumlah kasus aktif di Kota Bekasi dengan pasien yang berada di Rumah Sakir (RS) relatif jauh lebih rendah, hanya 3,8 persen kasus aktif yang mendapat perawatan di RS. Namun disisi lain, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) seluruh RS di Kota Bekasi sudah 54,42 persen mendekati batas aman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 60 persen, untuk itu pemerintah telah meminta pasien tidak bergejala untuk menjalani Isolasi Mandiri (Isoman) di rumah, serta pasien bergejala ringan untuk datang ke tempat Isolasi Terpusat (Isoter).
Kasus terkonfirmasi Covid-19 aktif per tanggal 7 Februari bertambah lebih dari seribu dalam satu hari menjadi 12.630 kasus. Dari belasan ribu kasus aktif tersebut, 480 diantaranya bergejala dan menjalani perawatan di RS.
Di waktu yang sama, jumlah pasien yang menjalani perawatan di RS sebanyak 603 pasien atau 54,42 persen dari total 1.108 tempat tidur yang tersedia, RSD Stadion Patriot Candrabhaga juga telah diisi belasan pasien setelah beberapa hari difungsikan kembali. Diantara ratusan pasien yang menjalani rawat inap, 63,62 persen ber KTP luar Kota Bekasi.
“Yang sudah di RS ada sekitar 450, sehingga kapasitas ruang isolasi yang kita miliki sebanyak 1.100 tempat tidur BOR nya itu 50 persen. Kemudian isolasi terpusat kita sudah siapkan 49 Bed itu sudah terisi 14, jadi masih cukup kita siapkan,” terang Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto, Selasa (8/2).
Persiapan peningkatan kapasitas tempat tidur di RS swasta akan ditingkatkan menyesuaikan situasi dan kondisi penyebaran Covid-19 yang terjadi, termasuk RSD Stadion Patriot Candrabhaga sebagai lokasi Isoter akan kembali ditingkatkan hingga 200 tempat tidur.
Lonjakan kasus sporadis diatas 2 ribu per hari terjadi pada kurun waktu tanggal 3 hingga 6 Februari, puncaknya ditanggal 5 Februari sebanyak 2.495 kasus baru dalam satu hari. Dua hari terkahir, temuan kasus baru menunjukkan penurunan, 2.088 kasus baru pada tanggal 6 dan 1.740 di hari berikutnya.
“Justru kalau dilihat dari empat hari kemarin itu kita diatas dua ribu terus. Baru kemarin itu 1.700, jadi artinya sudah ada tren harian yang menurun, dan yang jelas sampai hari ini kan tingkat fatalitas kematiannya juga rendah, apalagi yang meninggal itu tiga orang adalah juga komorbid,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto meminta masyarakat untuk tidak panik jika terkonfirmasi Covid-19. Pemerintah menyiapkan 16 ribu tempat tidur di lokasi Isoter, mayoritas masih kosong.
Ia menyampaikan dalam memutuskan penanganan Isoman harus benar-benar bijaksana, tidak boleh takut dirawat sehingga berpotensi menularkan anggota rumah tangga lainnya. Sementara jika menunjukkan gejala seperti demam, batuk, pilek, dianjurkan segera menuju lokasi Isoter.
“Jadi isolasi mandiri apabila dirumahnya memang betul-betul bisa terisolasi rekan-rekannya, kamar mandinya juga di dalam, kemudian betul-betul tanpa gejala, artinya tidak batuk, tidak pilek, dan sebagainya,” ungkapnya.
Ditekankan bahwa pasien yang dirawat di RS benar-benar berat atau sedang.
Sebelumnya, Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman menyampaikan selama pelaksanaan PPKM level 3 di beberapa wilayah Aglomerasi harus meningkatkan kemampuan semua pihak dalam kapasitas penegakan Protokol Kesehatan (Prokes) 5 M, serta mempercepat vaksinasi lengkap dan booster yang dinilai menjadi Pekerjaan Rumah (PR) panjang.
Peningkatan leveling PPKM, aktifitas masyarakat akan dibatasi terlebih bagi yang belum divaksin.”Saat ini juga harus ditingkatkan kemampuan semua pihak dalam 5 M nya, dalam juga mempercepat vaksinasi dosis 1, 2, dan boosternya yang masih PR panjang,” katanya. (Sur)
