Berita Bekasi Nomor Satu
Bisnis  

Naik 24,9 %, Laba Bersih BCA Tembus Rp 18 Triliun

FOTO BERSAMA: Jajaran Direksi dan Komisaris BCA, foto bersama usai Press Conference Paparan Kinerja BCA Semester I Tahun 2022 secara virtual, Rabu (27/7). DOK.BCA/RADARBEKASI.ID

 

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk (BCA)  mencatat kinerja positif sepanjang semester-I tahun 2022, perusahaan membukukan laba bersih sekitar Rp 18 triliun, naik 24,9% YOY, atau tumbuh 24,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 14,5 triliun.

Kenaikan laba tersebut, ditopang oleh peningkatan kredit sebesar 13,8% secara YoY per Juni 2022 atau Rp38,2 triliun menjadi Rp675,4 triliun bila dibandingkan dengan tahun lalu diperiode yang sama.

Realisasi kredit ini sehubungan dengan penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan (sustainable), portofolio BCA tumbuh sebesar 21,8% YoY menjadi Rp 169,5 triliun per Juni 2022.

Sementara itu, dana giro dan tabungan (CASA) naik 17,3% YoY, salah satunya ditopang oleh peningkatan frekuensi transaksi.

“Kami melihat momentum permintaan kredit modal kerja yang kuat menjelang perayaan Idul Fitri 1443 Hijriyah lalu di kuartal II 2022, serta minat kredit konsumer yang terus membaik. Kami mencatat adanya peningkatan permintaan atas KPR dan KKB selama pelaksanaan BCA Expoversary 2022,” ujar Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam paparan kinerja BCA semester I-2022, Rabu (27/7).

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja

Kata dia, pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, terutama ditopang oleh kredit korporasi yang naik 19,1% YoY mencapai Rp310,2 triliun di Juni 2022. Kredit komersial dan UKM menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi kedua, naik 10,9% YoY mencapai Rp 197,5 triliun.

Sementara itu, KPR tumbuh 8,5% YoY menjadi Rp 101,6 triliun. KKB naik 4,8% YoY menjadi Rp 43,2 triliun, setelah rebound dari tekanan di masa pandemi. Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 10,7% YoY menjadi Rp 12,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 7,6% YoY menjadi Rp 160,5 triliun.

“Portofolio kredit keuangan berkelanjutan berkontribusi hingga 24,9% terhadap total portofolio pembiayaan BCA. Pembiayaan yang kami berikan termasuk untuk sektor energi terbarukan, di antaranya mencakup proyek pembangkit listrik tenaga surya, air, minihidro, biogas, dan biomassa,” terang Jahja.

Lanjutnya, proyek berkelanjutan ini tersebar pada 13 wilayah di Indonesia, dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan hampir mencapai 200 MW. Selain itu, BCA juga baru saja memberikan pembiayaan sekitar Rp 472 miliar kepada perusahaan yang bergerak pada industri kertas daur ulang, guna mendukung ekonomi sirkular.

Pertumbuhan kredit BCA, diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio Loan at Risk (LAR) turun ke 12,3% di semester I 2022, dibandingkan 19,1% di tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,2%, didukung relaksasi restrukturisasi.

Di sisi pendanaan, CASA naik 17,3% YoY mencapai Rp 817,8 triliun per Juni 2022, berkontribusi hingga 81% dari total dana pihak ketiga. Pertumbuhan CASA menjadi penopang utama pencapaian dana pihak ketiga, untuk pertama kali, menyentuh milestone Rp 1.000 triliun.

Per Juni 2022, total dana pihak ketiga tumbuh 12,9% YoY menjadi Rp 1.011 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 11,9% YoY menjadi Rp 1.264,5 triliun. Solidnya pendanaan CASA sejalan dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi. Per semester I 2022, total volume transaksi naik 40% YoY mencapai 10 miliar transaksi, yang mayoritas berasal dari mobile banking.

Seiring dengan pertumbuhan likuiditas dan kredit, BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama semester I tahun 2022, yakni naik 5,3% YoY menjadi Rp 29,8 triliun. Sedangkan, pendapatan selain bunga, tumbuh 8,9% YoY menjadi Rp 11,1 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,0% YoY.

Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp 40,9 triliun atau naik 6,3% YoY. Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat turun Rp 2,8 triliun dibandingkan tahun lalu. (bis)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin