Berita Bekasi Nomor Satu

Pengungsi Mulai Diserang Penyakit

ISTIMEWA/RADAR BEKASI TAK LAYAK : Seorang anak sedang berada di tenda pengungsian. Kondisi tenda pengungsian yang tak layak menyebabkan pengungsi saat ini mulai diserang berbagai penyakit.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pengungsi korban gempa bumi Kabupaten Cianjur mulai diserang berbagai penyakit, mulai diare, infeksi saluran pernafasan (ISPA), maag dan hipertensi. Selain tenda pengungsian yang terbatas, cuaca yang tak menentu ikut mempengaruhi kesehatan warga.

Tim ahli posko kluster kesehatan, dr Frida mengatakan, total pengungsi yang terserang beberapa penyakit sebanyak 1.222 jiwa “Untuk ISPA paling banyak ini menyerang 674 , Gastritis 258, kemudian Hipertensi 238 dan yang terakhir Diare 52 jiwa,” katanya.

Camat Warungkondang, Ali Akbar membenarkan, mengenai banyaknya pengungsi di wilayahnya terserang berbagai penyakit. Ali menyebut, kondisi cuaca hujan berturut-turut dan situasi di tenda posko pengungsian turut menjadi salah satu penyebab warganya terserang beberapa penyakit.

“Memang banyak yang terserang karena kondisi dan situasi di posko pengungsian. Berdasarkan pemeriksaan tim kesehatan memang banyak lansia dan anak-anak terserang. Hanya persentasenya saya tidak mengetahuinya,” kata Ali.

Di Kampung Panyaweuyan, RT 05/RW01, Desa Ciherang, Kecamatan Pace, para pengungsi juga mulai terserang penyakit. Tenda yang berdiri di Lahan warga hanya mampu menampung 70 jiwa dari mulai orang dewasa lansia serta anak anak,dengan tinggi tenda kurang lebih satu meter ke samping dan satu meter setengah ke tengah.

Tajudin (85) sudah sepekan di pengungsian dan mengeluhkan berbagai penyakit akibat dingin nya angin malam. Tak jarang ia merasakan sesak napas gatal gatal hingga rematik akibat kedinginan.”Aki mah gatal gatal terus sesak napas dan rematik jang,” ujarnya sambil terbata bata dan diterjemahkan oleh sang menantu yang mendampingi.

Tajudin juga berkata ketika ia merasakan sakit mengeluhkan ketersediaan obat di tenda darurat. Di posko yang ditempati Aki Tajudin memang sangat membutuhkan obat-obatan yang lengkap.

Di tempat berbeda, Ketua RT03/RW01, Kampung Cibeleng Hilir, Desa Cikancana, Kecamatan Gekbrong, Heri mengatakan, saat ini pengungsi korban gempa bumi di wilayahnya masih kekurangan tenda yang layak. “Warga tak bisa pulang ke rumah karena rumah mereka ambruk, sementara itu tenda yang mereka tempati masih jauh dari kata layak,” kata Heri

Heri mengatakan, selain sudah pada bocor, tenda yang ada sering terendam banjir. “Kalau hujan datang kasur dan karpet basah sehingga tidak bisa dipergunakan untuk tidur,” kata Heri

Menurut Heri akibat dari kondisi itu banyak warga yang menderita penyakit gatal. “Untung di sini ada posko kesehatan jadi mereka bisa langsung berobat,” ujarnya.

Kepada tim medis Gerakan Anak Negeri (GAN), Fahrudin (42) mengadukan banyaknya warga yang tinggal di tenda pengungsian, mengeluhkan terkena penyakit tersebut. “Kebanyakan lansia dan anak-anak,” katanya pada Ahad, (27/11/22).

Pantauan Radar Bogor (Grup Radar Cianjur/Radar Bekasi) warga mulai dari anak-anak hingga lansia mandi dengan air aliran sungai kecil yang terhimpit persawahan. Selain itu, sejumlah anak-anak juga mandi sekaligus bermain air di sebuah empang yang mulai dipenuhi sampah.

“Warga mandi di mana aja, lagi kondisi begini sudah tidak berpikir lagi mau bagaimana, yang penting bisa makan dan tidur meski tidak nyenyak,” tuturnya.

Selain itu, tampak banyak sampah berserakan di sekitar tenda pengungsian warga. Apalagi tempat sampah sementara di sana dijadikan dapur sementara untuk mengolah bahan makanan hasil dari bantuan.

Dari datanya, ada sebanyak 302 warga yang mengungsi di tenda-tenda pengungsian. Warga tersebut berasal dari tiga RT di RW yang sama.”Ada juga warga dari kampung lain yang ikut tidur di tenda sini, kalau di kampung sama siapapun guyub, apalagi sama-sama jadi korban,” pungkasnya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur pun menyiapkan 160 posko kesehatan yang tersebar untuk menangani masyarakat yang tengah mengungsi.”Kalau ISPA itukan karena biasa di rumah, sekarang di luar atau outdoor. Terus juga disebabkan karena penularan banyak kumpul jadi satu, sehingga penularan lebih cepat. Seperti kita tau, cuaca kondisi cuaca sekarang begini, hujan panas. Dan udara di daerah luar itu memang mempengaruhi kesehatan. Selain itu kondisi masyarakat yang lemah, capek hingga stres, itu bisa menjadi penyebab,” ujar Kadinkes Kabupaten Cianjur, dr Irvan Nur Fauzy.

Saat ini, lanjut Irvan, pihaknya sudah menyediakan 1.703 personel relawan kesehatan yang tersebar di 134 titik. Personel relawan kesehatan ini terdiri dari 223 dokter umum, 21 spesialis bedah, tujuh spesialis anestesi, satu spesialis mikrobiologi klinis, satu spesialis kulit serta kelamin, satu spesialis bedah plastik, dua spesialis emergency, 599 perawat, 77 bidan, 30 apoteker, tiga ahli gizi, tujuh psikolog, 24 tenga surveilans, 10 kesehatan lingkungan, lima analis kesehatan, 567 umum dan dua tenaga entomolog kesehatan.

“Kita standby. Kita akan ada 160an posko pengungsian terpusat ya. Termasuk juga yang mandiri. Kedepannya kita juga akan buat puskesmas lapangan jadi membawahi beberapa titik pengungsian, kita lengkapi juga dan beda dengan posko, jadi lebih lengkap. Masyarakat pun tidak harus datang ke puskesmas,” ungkapnya.

Orang nomor satu di Dinkes Cianjur ini pun mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Cianjur yang tengah mengungsi agar bisa menjaga kebersihan di sekitar pengungsian. Jika merasa sakit, segera melaporkan kepada pihak kesehatan atau tim kesehatan yang ada di sekitar pengungsian agar dapat tertangani dengan segera.

Sementara itu, Dokter Kesehatan (Dokes) Yonif 310 Kidang Kancana, Letda Ckm dr Rizky Ananda Prawira Marpaung menambahkan, di sekitar pengungsian dirinya bertugas yakni di Kampung Cibeleng Hilir Desa Cikancana Kecamatan Gekbrong, masyarakat yang mengungsi terdapat beberapa orang yang mulai terserang penyakit

Untuk orang dewasa, penyakit yang dirasakan yakni ISPA, asma, sakit maag, hipertensi, diare, demam, luka robek dan luka lecet ringan. Sementara pengungsi anak-anak yakni luka ringan, demam, ISPA dan diare.”Dari hari pertama juga sudah ada yang sakit, tapi karena cuaca juga masyarakat yang sakit mulai bertambah saat ini,” tuturnya. (dm4/dil/byu/kim/cok/radarbogor)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin