Berita Bekasi Nomor Satu

Tunda Bepergian Akhir Tahun, Hujan Ekstrem Sejak Malam hingga Dini Hari

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Masyarakat Bekasi yang hendak menghabiskan malam pergantian tahun di luar kota atau tempat wisata, sepertinya harus ditunda. Karena kondisi cuaca saat ini yang tak menentu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, berpotensi akan meningkat signifikan sepekan kedepan.

Himbauan untuk lebih bersabar dalam merayakan pergantian tahun di luar kota ini terutama ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai atau Kali Bekasi. Pasalnya, hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrim masih mungkin terjadi meskipun dua hari ini hanya hujan dengan intensitas rendah hingga sedang yang terjadi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, Enung Nurcholis mengajak masyarakat Kota Bekasi untuk tetap waspada. Ia mengatakan potensi hujan lebat masih bisa terjadi hingga pekan pertama tahun 2023.

“Alhamdulillah tidak terjadi (hujan intensitas tinggi pada tanggal 28 dan 29 Desember), tapi kita waspada barangkali besok, lusa, atau kapan gitu kan,” ungkapnya.

Potensi bencana di Kota Bekasi yang dikhawatirkan selama ini kata Enung, yakni banjir dan angin puting beliung. Menurutnya potensi longsor sangat kecil, itu pun terjadi tidak di lingkungan pemukiman warga, melainkan dinding sungai.

Sampai saat ini petugas masih siaga memantau kondisi cuaca di 12 kecamatan di Kota Bekasi. Terutama di wilayah rawan banjir seperti Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Dosen IKIP, dan Nasio.

Merayakan tahun baru di luar kota kata Enung menjadi hak setiap warga. Namun, ia mengingatkan masyarakat untuk lebih bersabar.”Tapi, mengingat adanya himbauan dari BMKG akan terjadi cuaca yang ekstrim, mohon untuk waspada, sabar, lebih baik kita menjaga,” tambahnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C), Puarman, terutama kepada masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai. Meskipun, dua hari kemarin Tinggi Muka Air (TMA) terpantau dibawah batas normal.”Untuk yang berencana keluar kota tanggal 30 Desember 2022 sebaiknya ditunda dulu, karena diperkirakan hujan sangat lebat hingga ekstrim di hari tersebut,” katanya.

Tidak perlu panik, masyarakat diminta untuk tetap waspada dalam menyikapi prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG. Ia meminta masyarakat di sepanjang aliran sungai untuk terus memantau perkembangan TMA dan cuaca yang disampaikan oleh KP2C.

Jika terjadi kenaikan TMA yang signifikan, masyarakat akan diberi informasi 6 sampai 8 jam sebelum air tiba oleh KP2C. Pantauan satu hari kemarin, kondisi cuaca di hulu Sungai Cileungsi dan Cikeas terpantau hujan ringan hingga sedang.”Hari ini TMA normal, dan cuaca hujan ringan hingga sedang,” tambahnya.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, berkurangnya periode rentang waktu prakiraan adanya potensi cuaca ekstrem tersebut dikarenakan beberapa faktor. Di antaranya yakni meningkatnya kecepatan angin monsun Asia. Kemudian, gerombolan awan-awan hujan (MJO) juga sedang berada pada fase melintasi wilayah Indonesia. Lalu, aktifnya gelombang atmosfer yang terpusat di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.

“Termasuk juga karena adanya bibit badai siklon tropis 95 W yang berada di Filipina bagian selatan. Bibit badai siklon tropis inilah yang mengurai awan-awan hujan hingga tidak ada,” ungkapnya, Kamis (29/12).

Potensi peningkatan curah hujan tersebut, dikatakan Dwikorita, diperkirakan mulai terjadi 30 Desember. Kemudian, untuk hujan ekstrem tersebut berpotensi terjadi di wilayah sebagian DKI dan bagian utara Jawa Barat memanjang ke timur masuk ke Laut Jawa. Khusus di Laut Jawa, selain adanya potensi hujan ekstrem juga terjadi angin kencang dan gelombang tinggi. Bahkan, banjir rob masih akan terjadi di Laut Jawa. Yakni Jawa Tengah bagian utara yang paling ekstrem.

“Hanya, untuk besok 30 Desember, potensi hujan ekstrem terjadi di Jawa Barat bagian utara dan Jawa Tengah bagian utara. Kemudian, hujan sangat lebat di DKI bagian utara, Jawa Timur bagian utara, dan Banten bagian utara,” terangnya.

Sedangkan, khusus di wilayah Jabodetabek, lanjut Dwikorita, dari hasil pemodelan menunjukkan adanya potensi hujan sangat lebat hingga ekstrem. Sehingga perlu diwaspadai. Potensi hujan ekstrim terjadi di Kabupaten Bekasi bagian utara. Lalu, untuk hujan dengan intensitas sangat lebat terjadi di Jakarta Barat bagian utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Kota Bekasi. Untuk wilayah-wilayah lainnya berpotensi hujan lebat.

“Rata-rata hujannya itu mulai menguat mulai sore hingga dini hari. Kemudian, peningkatan menjadi ekstrem itu malam hingga dini hari. Jadi, itu yang perlu diwaspadai,” jelasnya.

Masih dikatakan Dwikorita, kehadiran bibit siklon tropis maupun pusat tekanan rendah, selain berdampak pada potensi adanya hujan dengan intensitas tinggi juga berdampak pada kecepatan angin dan gelombang tinggi. Di mana, hal tersebut pun tentunya dapat mengganggu perjalanan transportasi udara dan laut. Sehingga tentunya perlu diantisipasi demi keamanan dan keselamatan.

“Untuk antisipasi, mitigasi sejak sebelum Natal kami telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Termasuk berkoordinasi untuk mengantisipasi bagaimana pengaturan penyeberangan. Karenakan adanya potensi gangguan (gelombang tinggi) juga sempat menyebabkan mobil yang terjatuh ke laut saat akan masuk kapal,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengungkapkan perlunya mencermati kembali dan waspadai ketika menggunakan moda angkutan penyeberangan. Khususnya ketika ada angin kencang dan hujan lebat. Termasuk gelombang tinggi Dimana, hal tersebut tentunya memang berkonsekuensi akan menghambat aktivitas bongkar muat.

“Sehingga para nahkoda atau pengguna transportasi laut di penyeberangan perlu waspada dan mengikuti semua petunjuk dari operator pelabuhan. Tidak perlu memaksakan diri yang dapat merugikan,” jelasnya.

Sedangkan, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab menambahkan, khusus untuk malam tahun baru, potensi hujan lebatnya terjadi pada dini hari. Hanya, menurutnya, sejak siang pada 31 Desember sudah terjadi hujan. Kemudian, meningkat intensitasnya pada sore hari. Lalu, pada malam tahun barunya ada sedikit cela (reda). Namun, menjelang pergantian tahun kembali meningkat hingga dini hari.

“Jadi, mungkin perlu mengantisipasi saudara-saudara kita yang akan merayakan malam pergantian tahun, bisa mempersiapkan diri dengan baik,” ucapnya.

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan, cuaca ekstrem yang terjadi saat ini bukan hanya hujan. Melainkan, juga ada banjir rob atau banjir pesisir, gelombang tinggi, dan angin kencang. Hanya, untuk semua kejadian tersebut memang tidak terjadi di waktu yang bersamaan. Namun, terkadang ada juga gelombang tinggi yang berimplikasi pada terjadinya banjir rob.

Terpisah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pihaknya mengintensifkan koordinasi dengan BMKG, BRIN, dan BNPB untuk melakukan antisipasi cuaca ekstrem yang terjadi pada musim libur natal dan tahun baru. Rakor ini membahas prakiraan cuaca dan rekomendasinya. Yakni sebagai bahan rujukan bagi pengelolaan transportasi. Sejumlah wilayah yang telah diprediksi akan terjadi lonjakan pergerakan penumpang di masa libur nataru pun akan menjadi perhatian khusus.

“Rekomendasi ini sangat kami butuhkan untuk memberikan alert atau peringatan kepada masyarakat yang akan melakukan perjalanan. Jadi, ketika cuaca dinyatakan tidak baik, maka secara tegas kami akan keluarkan kebijakan untuk menunda perjalanan transportasi sampai keadaan cuaca membaik,” jelasnya.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta pengelola tempat wisata untuk memperhatikan perkembangan cuaca terkini. Pasalnya di tengah musim libur pergantian tahun, sebagian wilayah Indonesia bakal diterjang cuaca buruk. Ma’ruf mengatakan pengelola tempat wisata untuk melakukan antisipasi kemungkinan terjadinya cuaca buruk yang bisa datang sewaktu-waktu.

’’Terutama mungkin di daerah-daerah pantai, yang biasanya terjadi perubahan cuaca,’’ katanya di komplek Istana Wakil Presiden Jakarta kemarin (29/12). Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menuturkan, dengan adanya antisipasi dan mitigasi bencana sejak dini, bisa menekan resiko dampak bencana lebih besar.

Ma’ruf mengatakan saat ini pemerintah sudah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi pengelola wisata untuk beroperasi. Khususnya dalam menyambut momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Tetapi di tengah cuaca yang sedang tidak bersahabat, pengelola tempat wisata harus tetap waspada. Ma’ruf mengatakan pengelola tempat wisata harus menyiapkan langkah penanganan jika terjadi cuaca ekstrem atau bencana alam lainnya.

Pada kesempatan itu Ma’ruf juga merespon adanya dua informasi prakiraan cuaca wilayah Jakarta dari peneliti BRIN dan BMKG. Seperti diketahui informasi prakiraan cuaca Jakarta untuk tanggal 28 Desember 2022 sedikit berbeda. Versi peneliti BRIN, wilayah Jakarta dan sekitarnya berpotensi mengalami badai. Sedangkan dari BMKG, hanya hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

Pada kenyataannya di tanggal 28 Desember wilayah Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan dengan intensitas bervariasi. Tidak ada laporan cuaca ekstrem yang menonjol. Begitupun pada 29 Desember kemarin. Wilayah Jakarta dan sekitarnya tidak diguyur hujan sejak pagi sampai malam.

’’Yang harus dijadikan pegangan (informasi) dari BMKG,’’ kata Ma’ruf. Sebab BMKG adalah lembaga yang memiliki otoritas menyampaikan informasi prakiraan cuaca kepada masyarakat. Supaya masyarakat atau pemerintah bisa melakukan antisipasi-antisipasi. Sedangkan BRIN adalah lembaga riset, yang tugasnya melakukan penelitian. (sur/gih/wan)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin