Oleh: Wolfgang Pikal*
Manfaatkan Bola Mati dan Serangan Balik
SAYA sering dibuat geregetan saat tim nasional (timnas) Indonesia sedang menyerang di Piala AFF tahun ini. Di depan gawang, ego sejumlah pemain masih saja tinggi. Mau bikin gol sendiri.
Padahal, ada kawan yang posisinya lebih baik. Peluang gol lebih besar, tapi bola malah tidak dioper. Itu yang tidak boleh diulangi sore nanti saat menjamu Vietnam dalam first leg semifinal Piala AFF.
Sebab, Vietnam bukan lawan sembarangan. Dengan ciri khas permainan cepat dan pressing tinggi, Naga Emas selalu tampil konsisten di Piala AFF. Mental bertanding mereka juga dikenal kuat. Tipikal petarung.
Di Piala AFF 2016, saya mendampingi Alfred Riedl dan melawan mereka dalam dua leg semifinal. Kami menang 2-1 pada leg pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Lalu, bermain imbang 2-2 di Stadion My Dinh, Hanoi, Vietnam, dan lolos ke final.
Apa rahasianya? Kami berdua tahu bahwa Vietnam secara komposisi pemain lebih baik dari kami. Coach Riedl dan saya pun menyusun taktik khusus: tidak mengutamakan ball possession (penguasaan bola), banyak memanfaatkan set piece (bola mati), dan menyiapkan counterattack (serangan balik) yang efektif.
Dalam dua laga semifinal itu, pemain bertahan kami bermain baik. Mampu menahan gempuran lawan yang datang bergelombang.
Apakah taktik itu masih bisa diterapkan saat ini? Tentu saja. Yang jelas, saat counterattack, striker jangan sering buang peluang. Witan Sulaeman atau Dendy Sulistyawan harus bisa lebih klinikal.
Saya yakin sejarah akan terulang. Garuda bisa mengalahkan Naga Emas. Apalagi, leg pertama digelar di kandang. Siapa sih tim yang tidak keder menghadapi Indonesia di GBK?
Yang justru saya khawatirkan kalau kiper Nadeo Argawinata tidak bisa tampil. Dia punya mental bertanding yang bagus, selain tentu kemampuan teknis yang telah teruji.
Melawan Vietnam, gawang kita pasti sibuk. Serangan demi serangan pasti akan datang. Saya yakin kiper akan jadi pemain paling sibuk. Karena itu, kita butuh kiper nomor satu dan itu Nadeo.
WOLFGANG PIKAL, Asisten pelatih timnas saat menjadi runner-up Piala AFF 2016
**) Disarikan dari wawancara dengan wartawan Jawa Pos Bagus Putra Pamungkas