RADARBEKASI.ID, AMERIKA – Perusahaan induk Facebook, Meta belum lama ini melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal kepada karyawan.
Meski telah memecat belasan ribu karyawan pada akhir tahun lalu, hal tersebut tampaknya belum usai.
Meta dilaporkan berencana untuk kembali mengurangi jumlah karyawannya dalam beberapa minggu mendatang.
Menurut Financial Times, beberapa pekerjaan di raksasa teknologi itu telah melambat menjadi merangkak saat merencanakan putaran baru PHK.
Meta kemungkinan akan mengumumkan restrukturisasi setelah menyelesaikan tinjauan kinerja staf sekitar bulan Maret. Pada bulan November, perusahaan memangkas sebanyak 11.000 karyawan mereka.
BACA JUGA: TikTok Menyusul Alibaba dan Tencent Grup, Dikabarkan PHK Ribuan Karyawan
Angka tersebut mewakili sekitar 13 persen dari total tenaga kerja Meta secara global. Pemangkasan tenaga kerja ini adalah yang terbesar dalam hampir 20 tahun sejarah Meta, memengaruhi setiap organisasi di dalam perusahaan.
Disebutkan juga oleh Financial Times bahwa sampai dengan saat ini perusahaan induk Facebook, Instagram dan WhatsApp itu memang terus melaukan peninjauan kinerja staf mereka. Begitu penilaian telah selesai maka pemutusan hubungan kerja kembali dilakukan.
“Kinerja raksasa teknologi itu masih lambat dan merangkak hingga memerlukan putaran baru pemutusan hubungan kerja,” terang Financial Times.
BACA JUGA: GoTo PHK Massal 1.300 Karyawan
Sementara dilansir dari Engadget, sejauh ini Meta bukan satu-satunya perusahaan yang memangkas pekerja mereka dalam satu tahun terakhir. Ditambah, Meta juga dikabarkan bakal memperluas PHK yang diumumkan sebelumnya.
Meta akan berada di antara perusahaan lain seperti Amazon dan Coinbase. Yang pertama menguraikan rencana untuk mengurangi jumlah karyawannya 10.000 karyawan sementara Coinbase mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi sebanyak 18.000 pekerjaan.
Sebelum November, CEO Meta Mark Zuckerberg kepada analis perusahaan memang telah mengisyaratkan hal ini. Saat itu dia menyebut bahwa Meta bisa menjadi “organisasi yang sedikit lebih kecil” pada akhir tahun 2023. (jpc)