Berita Bekasi Nomor Satu

Pemkab Bentuk Satgas Penanganan Kekeringan

CUCI PAKAIAN: Sejumlah warga mencuci pakaian di Sungai Cihoe, Desa Ridogalih, Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Selasa (29/8). Selama kemarau panjang, debit air terus menyusut. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, berencana untuk membentuk tim Satuan Petugas (Satgas) untuk menangani masalah kekeringan, baik pertanian maupun ketersediaan air bersih.

Setidaknya saat ini, sebanyak 18.243 jiwa warga Kabupaten Bekasi, terdampak bencana kekeringan selama musim kemarau ekstrem yang dipicu fenomena El Nino.

Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDA BMBK) Kabupaten Bekasi, Henri Linconl mengungkapkan, atas arahan Pj Bupat Bekasi, pihaknya akan membentuk Satgas kekeringan, karena ada beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membidangi untuk masalah kekeringan.

“Kami di SDA BMBK akan fokus untuk menangani masalah kekeringan. Bagaimana irigasi untuk pertanian bisa lancar, sekaligus dapat mengatur debit air,” ucapnya.

Rencananya, kata Henri, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, serta mengajak komunikasi Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), karena saluran atau sumber air irigasi dari Citarum, yang berasal di Jatiluhur dan Cipamingkis, debitnya terus mengalami penurunan.

“Jadi kami akan melakukan rapat terlebih dahulu. Sebab dalam penanganan kekeringan ini perlu ada kerjasama sejumlah pihak, termasuk BBWS,” terang Henri.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Muchlis membenarkan, ada belasan ribu warga yang terdampak, itu berasal dari total 4.666 Kepala Keluarga (KK), khususnya di wilayah minim sumber air.

“Berdasarkan data per hari ini (kemarin, Red), warga yang terdampak kekeringan tersebar di 22 desa, dari delapan kecamatan. Memang tidak ada korban luka, meninggal dunia, maupun warga yang mengungsi,” bebernya.

Lanjut Muchlis, pihaknya dibantu unsur terkait lain, terus bergotong royong mengoptimalkan proses pendataan, pemetaan, serta pendistribusian bantuan air bersih dalam jerigen berkapasitas 20 liter kepada para warga terdampak.

Berdasarkan hasil pemetaan, kebutuhan utama warga terdampak kekeringan ini, meliputi air bersih, bak penampungan, jerigen air, hingga permintaan penyambungan saluran pipa PDAM.

“Sejak pekan lalu, kami sudah mulai rutin setiap hari mendistribusikan air bersih, dengan alokasi 30.000 liter per hari. Sampai saat ini, sudah 325.000 liter air bersih yang didistribusikan, termasuk dari PDAM Tirta Bhagasasi di wilayah Kecamatan Bojongmangu,” tuturnya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan logistik pada BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriyadi menambahkan, sejumlah unsur terkait dilibatkan untuk mengintervensi penanganan bencana kekeringan, agar berjalan optimal, sehingga warga terdampak segera menerima bantuan.

Diantaranya, PDAM Tirta Bhagasasi, Polres Metro Bekasi, Kodim 0509 Kabupaten Bekasi, Dinas Pemadam Kebakaran, PMI, Baznas, Dinas Pertanian, Satpol PP, aparatur kecamatan dan desa, hingga relawan-relawan kebencanaan.

“Sebagai bentuk hadirnya pemerintah di tengah masyarakat, untuk memastikan dampak bencana, dan mampu meminimalisir melalui penanganan masif,” tandas Dodi.

Ia merinci, wilayah terdampak kekeringan meliputi empat desa di Kecamatan Cibarusah, antara lain Desa Ridogalih, Ridomanah, Sirnajati, dan Desa Cibarusah Kota.

Enam desa di Kecamatan Bojongmangu, yakni Desa Karang Indah, Medalkrisna, Karangmulya, Bojongmangu, Sukabungah, serta Desa Sukamukti, juga mengalami kondisi serupa.

Kemudian enam desa se-Kecamatan Serang Baru, yaitu Desa Nagasari, Sukasari, Sukaragam, Sirnajaya, Nagacipta, dan Desa Cilangkara. Desa Kedung Pengawas dan Muara Bakti di Kecamatan Babelan, juga mengalami kekeringan.

Sedangkan empat wilayah lain tersebar di empat kecamatan, Desa Samudrajaya, Kecamatan Tarumajaya, Desa Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muaragembong, Desa Karang Segar, Kecamatan Pebayuran, serta Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi.

Dodi menyebutkan, data sebaran wilayah terdampak kekeringan ini bersifat tentatif. Pihaknya masih terus memetakan area, termasuk potensi meluasnya wilayah terdampak kekeringan, melalui pendataan langsung serta bekerja sama dengan masing-masing aparatur kecamatan di daerah itu.

Pemkab Bekasi juga telah menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan, menyusul perluasan area terdampak di sejumlah wilayah daerah itu, sekaligus mengoptimalkan intervensi penanganan bantuan secara masif.

Penetapan status tersebut, tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Bekasi Nomor : HK.02.02/KEP.528-BPBD/2023 tentang Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan di Kabupaten Bekasi Tahun 2023. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin